JAKARTA, KOMPAS.com - Kawasan permukiman di Jalan Bekasi Timur IV, Cipinang Besar Utara, Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (8/6/2023) pagi, terlihat normal.
Sekumpulan anak SD yang baru selesai ujian bermain di trotoar tepi jalan.
Entah apa topik pembicaraannya karena suara mereka kalah oleh deru kendaraan yang melintas. Namun, yang jelas senyum dan tawa lebih dominan.
Baca juga: Polisi Tangkap Tiga Orang yang Rusak Kandang Burung dan Motor Warga Saat Tawuran di Gang Mayong
Sesekali, seorang anak yang bertubuh besar menepuk pundak temannya yang bertubuh lebih kecil.
Jelas aksi itu bukan bully karena lagi-lagi berujung pada tawa sampai badan mereka terbungkuk-bungkuk.
Deretan ruko menjadi latar anak-anak itu.
Jenis usaha di ruko-ruko itu beragam. Ada restoran masakan padang, konter pulsa, toko parfum isi ulang, toko kelontong, dan toko reparasi pakaian.
Di depan ruko-ruko itu, beberapa gerobak berjajar menjajakan aneka kuliner, mulai dari mi ayam, bakso, bubur ayam, gorengan, hingga minuman kemasan.
Baca juga: Tiga Pemuda Ikut Tawuran di Gang Mayong karena Utang Budi, Kini Ditangkap Polisi
Sama seperti anak-anak SD tadi, sejumlah orang dewasa tampak asyik menikmati kuliner gerobakan itu sembari memainkan gawai.
Ketenteraman daerah yang populer disebut Gang Mayong ini lah yang diidam-idamkan warga sekitar. Sayangnya, sejak bertahun-tahun lalu dirusak oleh aksi tawuran para pemuda.
Mayong sebenarnya adalah nama salah satu gang di RW 07, dekat Jalan Bekasi Timur IV. Saking seringnya tawuran di sana, maka kawasan itu sering dilabeli "Gang Mayong".
Peristiwa tawuran besar terbaru terjadi pada 20-21 Mei 2023 lalu. Tawuran pertama terjadi pada Sabtu sekitar pukul 15.45 WIB.
Pemuda RW 07 disebut menyerang pemuda RW 08.
Baca juga: Pelaku Tawuran Gang Mayong Jatinegara Dijerat Pasal Penganiayaan Berat
Dua orang mengalami luka serius akibat disabet senjata tajam dalam peristiwa itu sehingga harus dirawat intensif di Rumah Sakit Persahabatan.
Kemudian, tawuran berlanjut pada Minggu pukul 16.00 WIB. Aksi tersebut menyebabkan terbakarnya kendaraan roda dua dan sangkar burung.
Atas peristiwa itu, polisi meringkus tujuh orang yang terlibat penganiayaan dan perusakan kendaraan.
Rupanya ada pelaku yang bukan berdomisili di daerah itu. Mereka merupakanwarga Matraman dan Kampung Makassar.
Pedagang mi ayam bernama Sudi (54) pun menyampaikan harapannya soal ketenteraman dan keamanan di wilayah tempat ia berusaha.
"Mudah-mudahan enggak ada tawuran lagi. Jadi damai, enggak ada kerusuhan lagi. Pedagang juga enak buat nyari duitnya, enggak ngerasa ketakutan," ujar Sudi.
Sebab selama ini, setelah terjadi aksi tawuran, dagangannya selalu sepi. Ia menduga pembeli takut datang.
"Biar pelanggan enggak takut buat belanja, karena setiap habis aksi tawuran, besoknya pasti selalu sepi," lanjut Sudi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.