Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curhat Korban Penipuan "Preorder" iPhone Si Kembar, Uang Rp 2,5 Miliar Raib Tanpa Jejak

Kompas.com - 09/06/2023, 11:46 WIB
Dzaky Nurcahyo,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - N (37) dan sang istri menjadi korban penipuan preorder iPhone oleh si kembar Rihana Rihani.

Akibat ditipu, N mengaku mengalami kerugian miliaran rupiah.

"Kerugian saya dan istri berada di rentang nominal Rp 2,3 miliar sampai Rp 2,5 miliar," ujar N saat dihubungi Kompas.com, Kamis (8/6/2023).

Baca juga: Licinnya Pelarian Si Kembar Penipu Usai Bohongi Korban Preorder iPhone Rp 35 Miliar dan Bawa Kabur Mobil Rental

N mengaku berkenalan dengan si kembar pada Mei 2021. Saat itu, sepupu sang istri menawarkan peluang untuk menjadi reseller produk Apple.

N sang istri tak langsung tergiur. Mereka masih setengah hati untuk memercayai bisnis yang dijalankan sepupunya.

"Akhirnya kami beli dulu tuh produk iPhone-nya buat membuktikan, dipakai buat sendiri. Kami beli enggak lewat Rihana sih, langsung lewat sepupu yang memang jadi reseller si kembar," tutur dia.

Baca juga: Mobil Dibawa Kabur Si Kembar, Pemilik Rental sampai Minta Bantuan Debt Collector

Setelah N mengikuti preorder selama dua pekan, barang yang dibeli akhirnya sampai di tangan.

N dan sang istri kemudian mengecek dengan seksama barang tersebut. Ternyata, iPhone yang dipesan dari si kembar melalui sepupu istri N memiliki garansi resmi Indonesia dan nomor IMEI terdaftar di Kementerian Perindustrian (Kemenperin).

"Melihat fakta itu, kami makin percaya dong. Apalagi kami sempat membuat video unboxing dan ternyata banyak teman-teman yang berminat. Akhirnya saya dan istri memutuskan untuk menjadi reseller Rihana," ungkap N.

Baca juga: Teperdaya Si Kembar yang Bawa Kabur Mobil, Pemilik Rental: Penampilannya Sopan, Tak seperti Mafia

Selama enam bulan berbisnis dengan si kembar, N tak menemui masalah berarti. Seluruh pesanannya, mulai dari nominal puluhan juta hingga miliaran rupiah, selalu sampai di tangan.

Ia dan sang istri bahkan berhasil menjual ratusan unit produk Apple, terutama iPhone, dalam rentang waktu tersebut.

"Memasuki bulan November 2021, pesanan mulai tersendat. Barang-barang yang diorder pada bulan sebelumnya, tak semua terealisasikan. Misal saya order 50 buah iPhone, yang dikirim hanya 15 buah, padahal uang sudah masuk ke kantong mereka," beber N.

Setelah itu, N dan sang istri memutuskan untuk berhenti membuka preorder iPhone pada Desember 2021.

Baca juga: Mobilnya Dibawa Kabur Si Kembar, Pemilik Rental: Saya Stres Banget

Ia memilih untuk menagih haknya lebih dulu karena ada konsumen setianya yang telah menunggu pesanan.

"Pada 30 Mei 2022, sejumlah reseller pernah dikumpulkan di rumahnya di bilangan Ciputat, Tangerang Selatan. Si Kembar berjanji akan mengembalikan dana sebesar 75 persen dari uang yang telah disetor," ungkap N.

Namun, janji si kembar hanya bualan belaka. N mengaku uangnya tak pernah dikembalikan sepeser pun sampai hari ini.

N menyebutkan, Rihana sudah puluhan kali mengubah tanggal pengembalian dana.

"Ada kali 20 kali dia ganti tanggal pengembalian dana. Terakhir, saya chat dia via WhatsApp, janji mau dikembalikan bulan ini, tapi tak kunjung ada kejelasan. Padahal, sudah viral di mana-mana, bukannya tanggung jawab, malah janji terus. Masih bisa balas WhatsApp lagi," tutur N.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com