Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stasiun Pasar Senen Tak Ramah Pejalan Kaki: Akses Masuk Terbatas, Trotoar Diserobot Pedagang dan Motor

Kompas.com - 13/06/2023, 08:56 WIB
Joy Andre,
Nursita Sari

Tim Redaksi

Trotoar diserobot pengendara motor dan pedagang

Selain pintu selatan ditutup, trotoar yang dibangun untuk pejalan kaki juga diserobot pengendara motor dan pengemudi ojek online (ojol).

Penelusuran Kompas.com di lokasi, beberapa sepeda motor diparkir paralel di atas trotoar, sedangkan para pengemudi ojol asyik duduk di bawah pohon rindang.

Baca juga: Keluhan Pengguna Kereta di Stasiun Senen: Akses Pejalan Kaki Jauh, Trotoar Diserobot Motor dan Pedagang

Maju sedikit ke arah pintu masuk pejalan kaki di Stasiun Pasar Senen, tampak belasan gerobak pedagang kaki lima berjejer mencaplok trotoar.

Sejumlah pedagang ada di sana, antara lain penjual mi ayam, penjual minuman ringan, siomay, dan batagor.

Gerobak itu dijejerkan di sisi kiri jalan. Namun, bangku-bangku plastik untuk tempat duduk pelanggan berada di atas trotoar.

Beberapa unit bajaj dan sepeda motor juga tampak diparkir tepat di depan akses pejalan kaki Stasiun Pasar Senen.

Pengguna terganggu

Rendy (26), seorang pengguna kereta, mengaku terganggu dengan kondisi di sekitar Stasiun Senen yang tidak teratur.

"Kalau siang begini memang enggak macet, tapi kalau sudah jam pulang kerja (pasti macet)," ucap dia.

Kemacetan makin parah pada malam hari di akhir pekan. Penumpukan kendaraan dan tidak teraturnya situasi di Pasar Senen akan jelas terlihat.

"Pas kereta jarak jauh sampai, itu biasanya di akhir pekan, pasti ramai. Karena pejalan kaki semuanya dari sana. Ojol, taksi, jemputan keluarga, pedagang, terus juga yang pedagang kue malam, di situ semua kumpul. Ini pasti kejadian," tutur Rendy.

Perlu belajar dari stasiun lain

Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti Yayat Supriyatna menyebutkan, fungsi trotoar di sekitar Stasiun Pasar Senen harus dibenahi oleh Satpol PP dan Dinas Perhubungan DKI.

"Semua tergantung dari Dishub dengan Satpol PP-nya, pengatur penempatannya," sebut Yayat.

Baca juga: Dibangun untuk Pejalan Kaki, Trotoar Stasiun Pasar Senen Diserobot Pengendara Motor dan Pedagang

Yayat mencontohkan, ada beberapa stasiun kereta yang menyediakan ruang terpisah bagi setiap kendaraan dan pejalan kaki, antara lain Stasiun Juanda dan Stasiun Bekasi.

Namun, tak bisa dipungkiri, masalah keterbatasan tempat dapat membuat pejalan kaki dan kendaraan tidak bisa berbagi ruang.

"Belajar dari Stasiun Juanda, ada untuk akses yang cepat. Ojol itu kan ada yang instan. Ini pangkalan ojol, ini pangkalan ojek pangkalan (opang). Beberapa tempat belum tentu ada karena keterbatasan tempat, menyediakan atau berbagi ruang," ungkap dia.

Akses pintu selatan dibahas PT KAI

Dihubungi secara terpisah, Pelaksana Harian (Plh) Manager Humas PT KAI Daop 1 Jakarta Feni Saragih mengatakan, akses pejalan kaki di pintu selatan sedang dalam pembahasan internal.

"Terkait ini (akses pejalan kaki), masih dibahas lebih lanjut di internal kami," kata Feni saat dihubungi.

Baca juga: Pintu Selatan Stasiun Senen Tak Bisa Dilalui Pejalan Kaki, Warga Kelelahan Jalan Lebih Jauh

Kendati demikian, Feni belum bisa memberikan informasi yang lebih jelas terkait hal yang sedang dibahas, apakah akses pejalan kaki di pintu selatan kembali dibuka atau tidak.

"Masih menunggu update dari tim," tutur Feni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com