Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Herry Darwanto
Pemerhati Sosial

Pemerhati masalah sosial. Bekerja sebagai pegawai negeri sipil sejak 1986 hingga 2016.

Mencegah Perselisihan di Jalan

Kompas.com - 19/06/2023, 16:48 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

BEBERAPA hari ini media massa ramai memberitakan peristiwa perselisihan antara pengemudi mobil dengan pengendara motor di Cakung, Jakarta Timur. Perselisihan itu berakhir dengan kematian pengendara motor.

Saat ini kita belum tahu bagaimana persisnya kronologi kejadian yang mengenaskan itu.

Peristiwa ini sangat tragis, kerusakan kaca spion mobil telah menyebabkan nyawa melayang dan mungkin hukuman penjara bagi pengemudi mobil. Lebih jauh lagi, pengendara motor adalah ayah dari beberapa anak.

Peristiwa tak terduga dan sesaat itu telah berakibat panjang bagi pelaku dan keluarganya.

Sering terjadi

Kekerasan di jalan seperti itu agaknya cukup sering terjadi di Jakarta, dan tidak asing juga di kota-kota besar lain. Bacalah berita kota di media cetak, maka akan sering ditemui berita perselisihan antara pengguna jalan. Anda pun mungkin pernah melihat sendiri, atau ada kenalan yang mengalaminya.

Sebelum kejadian di Cakung itu, beberapa pekan sebelumnya, kita melihat video seorang pengemudi mobil yang turun dan membentak-bentak pengemudi mobil lain sambil menenteng pistol. Kejadian berikutnya Anda pasti sudah tahu.

Maka menjadi pertanyaan mengapa demikian, apa pemicunya, bagaimana mengatasinya, dsb.

Pertanyaan itu tentu mudah dijawab oleh ahlinya. Dengan pengetahuan yang terbatas tulisan ini hanya membahas hal-hal umum saja, dengan harapan dapat ikut mengurangi terjadinya perselisihan di jalan raya.

Hampir setiap hari kita menyaksikan mobil dan motor yang melaju dengan kecepatan tinggi. Pengendara berusaha mencari celah-celah yang sempit untuk terus bergerak, seperti tergesa-gesa untuk cepat sampai ke tujuan.

Banyak juga pengendara mobil/motor yang ketika hendak melewati persimpangan jalan tanpa lampu lalu lintas, tidak berhenti (stop) beberapa detik untuk memastikan bahwa tidak ada kendaraan yang akan lewat; sehingga aman untuk melaju lagi.

Yang biasa terjadi adalah pengendara mobil/motor langsung melaju tanpa menghiraukan ada tidaknya kendaraan lain. Hal ini berpotensi terjadi tabrakan dengan kendaraan dari arah lain yang melalui persimpangan itu.

Di jalan yang padat kendaraan, orang seperti tidak sudi didahului kendaraan lain. Karena itu berarti kerugian baginya, dan keuntungan bagi orang lain.

Maka yang terjadi adalah orang saling mendahului satu sama lain, terkadang dengan menginjak gas dan orang lain pun mengumpat.

Inilah yang sering menyebabkan senggolan atau serempetan di jalan, yang kemudian memicu perselisihan, pertengkaran, perkelahian, bahkan kematian seperti kasus di atas.

Menegakkan regulasi

Berharap agar setiap pengendara mobil/motor untuk bersikap santun, tidak tergesa-gesa, membiarkan kendaraan lain mendahului demi keselamatan bersama, adalah sia-sia tanpa usaha yang sungguh-sungguh dan konsisten dari semua pihak yang terkait.

Pertama-tama perlu dipastikan bahwa setiap pengendara telah memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM) yang sah. Perlu juga dibuktikan sewaktu-waktu bahwa pemiliknya telah paham peraturan lalu lintas dan berkemampuan untuk mengendarai mobil/motor.

Orang yang terbukti tidak paham peraturan lalu lintas, tetapi telah mengemudikan mobil/motor perlu dicabut SIM-nya dan diharuskan mengikuti ujian teori dan praktik kembali.

Ujian praktik harus dilakukan secara teliti hingga hal-hal yang kecil, guna memastikan bahwa peserta ujian telah mampu mengemudi dalam berbagai situasi lalu lintas. Jika gagal, peserta wajib mengikuti ujian praktik kecakapan lagi sampai setiap unsur kecakapan lulus.

Rambu-rambu lalu lintas perlu dicek ulang secara rutin kelengkapan dan kondisinya agar terbaca atau terlihat dengan jelas oleh pengendara kendaraan.

Tidak semua rambu-rambu lalu lintas ada di tempat-tempat yang seharusnya ada. Misalnya, zebra cross tidak selalu ada di bagian jalan yang biasa dilalui orang banyak.

Pengawasan terhadap pelanggaran rambu-rambu lalu lintas perlu dilakukan, seperti kendaraan yang melawan arus.

Untuk itu perlu ada petugas yang menegur pengguna jalan yang tidak disiplin, setidaknya secara insidentil jika tidak dapat dilakukan setiap hari.

Memang hal itu bukan pekerjaan yang mudah karena memerlukan petugas dalam jumlah yang banyak dan perlu biaya besar. Namun hal itu sangat penting untuk keselamatan semua pengguna jalan, sehingga layak diprioritaskan.

Untunglah sekelompok warga, yang biasa disebut Pak Ogah, menyediakan jasa pengaturan lalu lintas di persimpangan atau perputaran arah, sehingga pergerakan lalu lintas berlangsung cukup lancar walau orang harus mengeluarkan uang, yang mestinya tidak.

Untuk mengelola arus lalu lintas agar lancar dan aman, solusi teknik dapat juga dilakukan. Salah satunya adalah dengan membuat polisi tidur (speed bump) untuk memaksa pengendara mobil/motor memperlambat kecepatan kendaraan.

Pengadaan bundaran (roundabout) di perempatan, agar kendaraan berputar dengan teratur tanpa bertabrakan, juga solusi yang efektif sepanjang ada ruang untuk membangunnya.

Solusi teknik ini mungkin lebih efektif daripada pengawasan oleh petugas, atau pengawasan dengan kamera pengintai elektronik.

Etika berkendara

Alangkah baiknya jika setiap pengguna jalan menerapkan etika berkendara yang tinggi. Contohnya adalah tidak menyerobot kendaraan lain secara mendadak, tanpa menyalakan lampu tanda akan belok. Atau menghentikan kendaraan agar pejalan kaki dapat menyeberang dengan aman.

Kebiasaan pengendara mobil/motor menyalakan lampu jauh untuk mencegah kendaraan lain mendahului, membunyikan klakson untuk menyatakan kekesalan atas perilaku pengguna jalan lain, dan melakukan tindakan kurang santun lain juga perlu dicegah.

Etika berkendara yang santun perlu ditanamkan melalui pendidikan di sekolah, sosialisasi di tempat-tempat umum seperti saat diberlakukan hari bebas kendaraan bermotor (car free day).

Otoritas lalu lintas dapat juga mengirimkan pesan tertulis singkat (SMS) secara berkala, dan mengunggah video ke media sosial (Tiktok, Instagram, Facebook, dan sebagainya) tentang adab berlalu-lintas yang benar.

Orangtua perlu mengingatkan dan mengajari anak-anaknya tentang peraturan dan etika berlalu lintas, secara verbal maupun dengan contoh konkret saat berkendara.

Mengendalikan emosi

Ketidakmampuan mengendalikan emosi saat berkendara agaknya merupakan penyebab utama terjadinya perselisihan antara sesama pengendara.

Kepadatan jalan, adanya berbagai jenis kendaraan, perilaku berkendara ugal-ugalan, memang dapat menyebabkan kejengkelan, kekesalan atau kemarahan yang memicu perselisihan di jalan.

Maka kemampuan untuk mengendalikan emosi sangat penting guna mencegah terjadinya perselisihan di jalan.

Benar kata orang bijak, kita perlu menganggap pengguna jalan lain berada dalam “kondisi darurat”, seperti istrinya akan melahirkan, baru di-PHK, sedang diare, atau dikejar penagih utang, dsb.

Dengan begitu, maka emosi untuk marah akan turun, dan hati menjadi dingin dalam menghadapi masalah yang terjadi.

Selain itu, memanjatkan doa sebelum bepergian seperti yang diajarkan oleh guru agama, ustad/rohaniwan, atau orangtua perlu dibiasakan untuk ketenangan hati dan kejernihan pikiran selama di jalan.

Secara umum, bersikap sabar dalam menghadapi berbagai keadaan perlu ditanamkan di dalam hati dalam menyikapi keadaan yang tidak diinginkan.

Otoritas transportasi kota, akademisi dan tokoh masyarakat perlu mencari kiat-kiat untuk mencegah perselisihan di jalan.

Misalnya, menyebarkan pemahaman bahwa pelanggaran aturan lalu lintas adalah perbuatan tercela, dan pelakunya dianggap sebagai orang yang tidak bermoral layaknya seorang pencuri.

Selanjutnya yang sangat penting untuk mencegah perselisihan di jalan, adalah memastikan keberadaan polisi yang sigap mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) begitu ada informasi dari masyarakat bahwa ada perselisihan panas antara pengguna jalan.

Kemudian jika tidak tercapai perdamaian di lokasi, dapat dilanjutkan dengan proses pengadilan untuk menentukan siapa yang salah secara obyektif.

Pengadilan yang berwibawa, dengan menjatuhkan hukuman yang membuat jera, akan menyebabkan para pengguna jalan untuk berhati-hati dan tidak memicu perselisihan atau melakukan penghakiman secara sepihak.

Perlu ditanamkan pada benak setiap orang bahwa mencari kompromi lebih baik daripada mencaci maki, berkelahi atau membalas dengan merusak kendaraan orang lain.

Setiap orang tentu berharap agar saat melakukan perjalanan, ia dapat pulang ke rumah dengan selamat, tidak dalam keadaan terluka apalagi menjadi mayat. Demikian juga harapan keluarganya.

Maka berusaha untuk mengemudikan kendaraan dengan hati-hati, menaati peraturan lalu lintas, dan menjaga emosi agar tidak terpancing oleh perilaku orang lain adalah kunci untuk keselamatan di jalan.

Semoga tidak ada lagi kasus-kasus lain seperti yang terjadi di Cakung, Jakarta Timur itu.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerombolan Kambing Lepas dan Bikin Macet JLNT Casablanca Jaksel

Gerombolan Kambing Lepas dan Bikin Macet JLNT Casablanca Jaksel

Megapolitan
Harum Idul Adha Mulai Tercium, Banyak Warga Datangi Lapak Hewan Kurban di Depok

Harum Idul Adha Mulai Tercium, Banyak Warga Datangi Lapak Hewan Kurban di Depok

Megapolitan
Seorang Satpam Apartemen di Bekasi Dianiaya Orang Tak Dikenal

Seorang Satpam Apartemen di Bekasi Dianiaya Orang Tak Dikenal

Megapolitan
Banjir Akibat Luapan Kali Ciliwung, 17 Keluarga Mengungsi di Masjid dan Kantor Kelurahan

Banjir Akibat Luapan Kali Ciliwung, 17 Keluarga Mengungsi di Masjid dan Kantor Kelurahan

Megapolitan
39 RT di Jakarta Masih Terendam Banjir Sore Ini, Imbas Luapan Kali Ciliwung

39 RT di Jakarta Masih Terendam Banjir Sore Ini, Imbas Luapan Kali Ciliwung

Megapolitan
Ditemukan Kecurangan Pengisian Elpiji 3 Kg di Jabodetabek, Kerugiannya Rp 1,7 M

Ditemukan Kecurangan Pengisian Elpiji 3 Kg di Jabodetabek, Kerugiannya Rp 1,7 M

Megapolitan
Korban Penipuan 'Deka Reset' 45 Orang, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Korban Penipuan "Deka Reset" 45 Orang, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
3.772 Kendaraan di DKI Ditilang karena Lawan Arah, Pengamat : Terkesan Ada Pembiaran

3.772 Kendaraan di DKI Ditilang karena Lawan Arah, Pengamat : Terkesan Ada Pembiaran

Megapolitan
Polisi Tangkap Pelaku Kecelakaan Beruntun di Jalan Kartini Depok

Polisi Tangkap Pelaku Kecelakaan Beruntun di Jalan Kartini Depok

Megapolitan
Marketing Deka Reset Ditangkap, Pemilik Masih Buron dan Disebut Berpindah-pindah Tempat

Marketing Deka Reset Ditangkap, Pemilik Masih Buron dan Disebut Berpindah-pindah Tempat

Megapolitan
Enam RT di Rawajati Terendam Banjir, Warga Singgung Proyek Normalisasi

Enam RT di Rawajati Terendam Banjir, Warga Singgung Proyek Normalisasi

Megapolitan
Polisi Tangkap Satu Tersangka Penipuan Jual-Beli Mobil Bekas Taksi 'Deka Reset'

Polisi Tangkap Satu Tersangka Penipuan Jual-Beli Mobil Bekas Taksi "Deka Reset"

Megapolitan
Kecelakaan di Flyover Tambora Jakbar: Ojol Tewas Ditabrak Truk

Kecelakaan di Flyover Tambora Jakbar: Ojol Tewas Ditabrak Truk

Megapolitan
Banjir Rendam 6 RT di Rawajati Jaksel

Banjir Rendam 6 RT di Rawajati Jaksel

Megapolitan
Banjir di Kebon Pala Jatinegara, Warga: Ketinggian Langsung 2 Meter!

Banjir di Kebon Pala Jatinegara, Warga: Ketinggian Langsung 2 Meter!

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com