Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluh Warga soal Rencana Penutupan Pelintasan KA Pasar Minggu: Mempersulit Mobilitas karena Harus Memutar 2,5 Km

Kompas.com - 26/06/2023, 18:26 WIB
Abdul Haris Maulana

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelintasan sebidang jalur kereta api Stasiun Pasar Minggu di Jalan Masjid Al-Makmur menuju Condet dan sebaliknya, akan ditutup.

Penutupan dilakukan guna mengurangi kemacetan dan menghindari kecelakaan lalu lintas.

Namun, rencana penutupan itu justru dikeluhkan oleh warga maupun tukang ojek pangkalan setempat.

Mereka merasa penutupan pelintasan akan sangat berdampak pada aktivitasnya sehari-hari.

Baca juga: Pelintasan KA Stasiun Pasar Minggu Akan Ditutup, KAI: Masih Tunggu Pemkot dan DJKA

Harus memutar sekitar 2,5 km

Soal rencana penutupan pelintasan Stasiun Pasar Minggu, dinas perhubungan sudah menyiapkan jalur pengganti bagi warga yang nantinya tak bisa lagi melintasi rel di perlintasan sebidang itu.

"Untuk jalan alternatif sudah dibuat oleh Bina Marga, dari Jalan Masjid Lebak Al-Makmur menuju Jalan Tanjung Barat Koramil Poltangan, dan jalan sudah dibuka," ucap Kepala Suku Dinas Perhubungan (Dishub) Jakarta Selatan Bernard Pasaribu saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (23/6/2023).

Pantauan Kompas.com, pengendara bisa melaju lewat jalan di belakang pos pengawas pelintasan Stasiun Pasar Minggu. Jaraknya sekitar 500 meter dari pelintasan sebidang.

Namun, jalan alternatif ini belum dilengkapi marka jalan dan lampu penerangan jalan. Jadi, kondisi jalanan pun cukup gelap pada malam hari.

Setelah melewati jalur alternatif itu, maka warga pun bisa menyeberangi rel melewati flyover tapal kuda.

Baca juga: Pelintasan KA Stasiun Pasar Minggu Akan Ditutup, Warga Harus Memutar 2,5 Km

Total jarak yang harus ditempuh warga untuk memutar dari Stasiun Pasar Minggu menuju Jalan Raya Pasar Minggu lewat jalur alternatif sekitar 2,5 kilometer.

Jarak itu jauh lebih panjang jika dibandingkan langsung menyeberang rel lewat pelintasan sebidang.

Minta solusi

Jika pelintasan tersebut nantinya ditutup, warga sekitar berharap pemerintah serta Direktorat Jenderal Kereta Api (DJKA) bisa memberi solusi tepat.

"Kalau mau tutup silakan itu hak DJKA, hak Dishub. Kalau memang ditutup, pihak yang berwenang harus ada solusi lain," kata salah satu warga Pasar Minggu, Sunardi (55) saat ditemui di warungnya, Minggu (25/6/2023).

Sunardi mengatakan, jalan di pelintasan sebidang jalur kereta api Stasiun Pasar Minggu merupakan akses vital yang selalu dilewati masyarakat selama 24 jam penuh.

Baca juga: Pelintasan KRL Stasiun Pasar Minggu Akan Ditutup, Warga Minta Solusi

"Kalau ditutup tapi tidak ada akses untuk arah ke pasar, otomatis banyak warga yang mengeluh, yang jelas merasa terganggu," ucap dia.

Halaman:


Terkini Lainnya

Ingin Gabung Jaklingko, Para Sopir Angkot di Jakut Desak Heru Budi Tanda Tangani SK

Ingin Gabung Jaklingko, Para Sopir Angkot di Jakut Desak Heru Budi Tanda Tangani SK

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Terobsesi Jadi Anggota Polri, tapi Gagal Lolos Saat Tes

Polisi Gadungan di Jaktim Terobsesi Jadi Anggota Polri, tapi Gagal Lolos Saat Tes

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Anak Bersetubuh dengan Pacar untuk Kepuasan Diri

Ibu di Jaktim Rekam Anak Bersetubuh dengan Pacar untuk Kepuasan Diri

Megapolitan
Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua Dibuka, Dirut PPJ: Pedagang dan Warga Senang

Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua Dibuka, Dirut PPJ: Pedagang dan Warga Senang

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Diduga Dicabuli Teman Sekelas hingga Hamil

Siswi SLB di Jakbar Diduga Dicabuli Teman Sekelas hingga Hamil

Megapolitan
Frustrasi Dijauhi Teman Picu Siswa SMP Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Frustrasi Dijauhi Teman Picu Siswa SMP Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Ulah Polisi Gadungan di Jaktim, Raup Jutaan Rupiah dari Hasil Memalak Warga dan Positif Narkoba

Ulah Polisi Gadungan di Jaktim, Raup Jutaan Rupiah dari Hasil Memalak Warga dan Positif Narkoba

Megapolitan
Jukir Liar Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Pengamat: Itu Lahan Basah dan Ladang Cuan bagi Kelompok Tertentu

Jukir Liar Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Pengamat: Itu Lahan Basah dan Ladang Cuan bagi Kelompok Tertentu

Megapolitan
Darurat Pengelolaan Sampah, Anggota DPRD DKI Dukung Pemprov Bikin 'Pulau Sampah' di Jakarta

Darurat Pengelolaan Sampah, Anggota DPRD DKI Dukung Pemprov Bikin "Pulau Sampah" di Jakarta

Megapolitan
Peringatan Pemkot Bogor ke Pengelola Mal, Minta Tembusan Pasar Jambu Dua Tidak Ditutup Lagi

Peringatan Pemkot Bogor ke Pengelola Mal, Minta Tembusan Pasar Jambu Dua Tidak Ditutup Lagi

Megapolitan
Polisi Tangkap Maling Motor Bersenpi Rakitan di Bekasi, 1 Orang Buron

Polisi Tangkap Maling Motor Bersenpi Rakitan di Bekasi, 1 Orang Buron

Megapolitan
Pemkot Bogor Buka Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua, Pengelola Mal: Bukan Jalan Umum

Pemkot Bogor Buka Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua, Pengelola Mal: Bukan Jalan Umum

Megapolitan
Penumpang Lebih Pilih Naik Jaklingko, Sopir Angkot di Jakut Selalu 'Nombok' Setoran

Penumpang Lebih Pilih Naik Jaklingko, Sopir Angkot di Jakut Selalu "Nombok" Setoran

Megapolitan
Terungkapnya Polisi Gadungan di Jakarta, Berawal dari Kasus Narkoba

Terungkapnya Polisi Gadungan di Jakarta, Berawal dari Kasus Narkoba

Megapolitan
Ketika Siswa SMP di Jaksel Nekat Melompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Frustrasi Dijauhi Teman...

Ketika Siswa SMP di Jaksel Nekat Melompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Frustrasi Dijauhi Teman...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com