Penutupan dilakukan guna mengurangi kemacetan dan menghindari kecelakaan lalu lintas.
Namun, rencana penutupan itu justru dikeluhkan oleh warga maupun tukang ojek pangkalan setempat.
Mereka merasa penutupan pelintasan akan sangat berdampak pada aktivitasnya sehari-hari.
Harus memutar sekitar 2,5 km
Soal rencana penutupan pelintasan Stasiun Pasar Minggu, dinas perhubungan sudah menyiapkan jalur pengganti bagi warga yang nantinya tak bisa lagi melintasi rel di perlintasan sebidang itu.
"Untuk jalan alternatif sudah dibuat oleh Bina Marga, dari Jalan Masjid Lebak Al-Makmur menuju Jalan Tanjung Barat Koramil Poltangan, dan jalan sudah dibuka," ucap Kepala Suku Dinas Perhubungan (Dishub) Jakarta Selatan Bernard Pasaribu saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (23/6/2023).
Namun, jalan alternatif ini belum dilengkapi marka jalan dan lampu penerangan jalan. Jadi, kondisi jalanan pun cukup gelap pada malam hari.
Setelah melewati jalur alternatif itu, maka warga pun bisa menyeberangi rel melewati flyover tapal kuda.
Total jarak yang harus ditempuh warga untuk memutar dari Stasiun Pasar Minggu menuju Jalan Raya Pasar Minggu lewat jalur alternatif sekitar 2,5 kilometer.
Jarak itu jauh lebih panjang jika dibandingkan langsung menyeberang rel lewat pelintasan sebidang.
Minta solusi
Jika pelintasan tersebut nantinya ditutup, warga sekitar berharap pemerintah serta Direktorat Jenderal Kereta Api (DJKA) bisa memberi solusi tepat.
"Kalau mau tutup silakan itu hak DJKA, hak Dishub. Kalau memang ditutup, pihak yang berwenang harus ada solusi lain," kata salah satu warga Pasar Minggu, Sunardi (55) saat ditemui di warungnya, Minggu (25/6/2023).
Sunardi mengatakan, jalan di pelintasan sebidang jalur kereta api Stasiun Pasar Minggu merupakan akses vital yang selalu dilewati masyarakat selama 24 jam penuh.
"Kalau ditutup tapi tidak ada akses untuk arah ke pasar, otomatis banyak warga yang mengeluh, yang jelas merasa terganggu," ucap dia.
Artinya, jika lintasan ditutup, akan mempersulit warga yang mobilitasnya mendorong gerobak.
Terutama, kata Sunardi, para pedagang kecil keliling, termasuk penjual kelapa, pedagang bakso, pedagang siomay, penjual buah keliling, dan masih banyak lagi.
"Jangan ditutup, terus malah 'jalan ke mana silakan'. Itu namanya bisa tutup jalan tapi enggak kasih solusi. Kalau mereka (pedagang) muter kejauhan lah, sampai JPO putaran tapal kuda Tanjung Barat itu?" Sunardi bertutur.
Maka itu, ia meminta agar pemerintah juga memikirkan solusi bagi para pedagang, bukan hanya para pengendara motor dan mobil saja.
"Kalau pemerintah ada solusi lain, setelah ditutup misal ada terowongan atau jembatan penyeberangan, oke tidak masalah. Karena untuk mobil atau motor saya rasa mau dialihkan ke mana itu enggak masalah," tandas dia.
Rencana penutupan pelintasan sebidang jalur kereta api Stasiun Pasar Minggu juga membuat khawatir para pengemudi ojek pangkalan yang nongkrong di pintu belakang stasiun.
Mereka khawatir penutupan akan berimbas pada penggusuran pangkalan ojek yang sudah bertahun-tahun ada di sana.
"Efeknya ini pangkalan jadi digusur juga, kan mau dibikin jalan tembus sampai Poltangan. Intinya saya bilang, orang yang nyari duit jadi enggak bisa. Kalau jalanan ditutup, kita digusur, mau cari duit ke mana?" ujar salah satu pengemudi ojek stasiun, Wahyudi, saat ditemui Kompas.com di lokasi, Minggu.
Apalagi, lanjut Wahyudi, tidak semua teman-temannya berminat untuk beralih jadi mitra ojek daring.
"Buat kami nyari duit jadi terbengkalai, mau daftar online pun susah, kayak teman saya enggak punya HP. Kalau saya sih enggak tertarik online," tutur dia.
Kendati begitu, Wahyudi juga mengakui bahwa penutupan pelintasan membawa dampak baik, yakni berkurangnya kemacetan dan angka kecelakaan di sekitar Stasiun Pasar Minggu.
"Ya, mengurangi kecelakaan sih. Tapi buat teman kami yang ngojek ini jadi susah, nanti jadi nambah pengangguran," ujar dia lagi.
(Penulis: Wasti Samaria Simangusong | Editor: Ihsanuddin, Irfan Maullana).
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/06/26/18262091/keluh-warga-soal-rencana-penutupan-pelintasan-ka-pasar-minggu-mempersulit