Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/06/2023, 14:43 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengklarifikasi soal harga daging ayam di Pasar Palmerah, Jakarta Pusat, yang disorot oleh Presiden Joko Widodo saat blusukan, Senin (26/6/2023).

Jokowi melihat harga daging ayam di Pasar Palmerah itu melonjak hingga Rp 50.000 per kilogram jelang Idul Adha 1444 Hijriyah.

"Hasil kunjungan Bapak Presiden kemaren ke Pasar Palmerah ada beberapa informasi yang perlu diluruskan terkait dengan harga ayam," ujar Heru saat berkunjung ke Perumda Dharma Jaya, Jakarta Timur, Selasa (27/6/2023).

Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo mengatakan telah mengecek harga daging ayam di Pasar Palmerah setelah dikunjungi oleh Jokowi.

Baca juga: Tinjau Pasar Palmerah, Presiden Jokowi Kaget Harga Daging Ayam Tembus Rp 50.000 Per Kg

"Di Palmerah itu harga ayam Rp 50 ribu itu ayam fillet. Ini diluruskan. Kemudian harga ayam karkasnya itu yang 1,3 sampai 1,4 kilogram itu harganya Rp 43.000 sampai Rp 44.000," ujar Arief.

Arief mengatakan, harga daging ayam karkas itu pun masih wajar. Biasanya kenaikan harga daging ayam itu baru akan kerjadi mendekati Lebaran Idul Adha 2023.

"Kalau dalam H-2 Lebaran biasanya kenaikan sampai dengan 5 sampi 10 persen dan masih bisa ditolerir, tapi kalau sampai ke Rp 50 ribu, angka itu angka yang tidak bisa ditolerir," kata Arief.

Sebelumnya, Joko Widodo mengatakan ada kenaikan harga yang tinggi untuk daging ayam di Pasar Palmerah, Jakarta.

Kondisi tersebut berdasarkan cek harga pasar yang dilakukan Presiden di pasar tersebut pada Senin (26/6/2023).

Baca juga: Sembilan Bulan Jabat Pj Gubernur, Heru Budi Baru Dapat Mobil Dinas

"Yang naik harga tinggi memang daging ayam biasanya di harga Rp 30.000, Rp 32.000, ini sudah mencapai Rp 50.000," ujar Jokowi setelah peninjauan.

Merujuk kondisi itu, Presiden menegaskan bahwa ia segera mencari penyebab terjadinya kenaikan harga daging ayam.

Kepala Negara menyebutkan, kenaikan harga bisa terjadi salah satunya akibat masalah pasokan.

"Nanti saya cek. Mungkin ada problem di suplainya, di pasokannya," ungkap Presiden Jokowi.

Meski demikian, dia memastikan bahwa kenaikan harga tersebut tidak akan berlangsung lama. 

Baca juga: Saat Ganjar Telepon Heru Budi dan Sekda DKI soal Keluhan Pedagang Pasar Anyar Bahari, tapi Diolok-olok Warganet

Presiden juga mengatakan bahwa kenaikan harga tersebut merupakan hal yang biasa terjadi, terutama menjelang Idul Adha.

"Ya biasa harga kalau ayam, telur, biasanya naik ya kemudian turun lagi, akan saya cek di lapangan," ucap Presiden.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

DPRD DKI Minta Pembahasan RUU DKJ Libatkan Akademisi hingga Perwakilan Masyarakat di Jakarta

DPRD DKI Minta Pembahasan RUU DKJ Libatkan Akademisi hingga Perwakilan Masyarakat di Jakarta

Megapolitan
KemenPPPA: Baru Kali Ini Ada Kasus 4 Anak Dibunuh dalam Waktu Bersamaan

KemenPPPA: Baru Kali Ini Ada Kasus 4 Anak Dibunuh dalam Waktu Bersamaan

Megapolitan
Tahanan Kasus Penganiayaan yang Kabur dari Lapas Tangerang Dikenal Tak Mau Bersosialisasi

Tahanan Kasus Penganiayaan yang Kabur dari Lapas Tangerang Dikenal Tak Mau Bersosialisasi

Megapolitan
Senangnya Emak-emak Ikut “Sekolah Lansia” di Cempaka Putih: Berasa ABG Lagi!

Senangnya Emak-emak Ikut “Sekolah Lansia” di Cempaka Putih: Berasa ABG Lagi!

Megapolitan
Protes Wacana Gubernur Jakarta Ditunjuk Presiden, F-Demokrat DKI: Apa Artinya Otonomi?

Protes Wacana Gubernur Jakarta Ditunjuk Presiden, F-Demokrat DKI: Apa Artinya Otonomi?

Megapolitan
10 Pintu Air untuk Kendalikan Banjir di Jakarta Timur Rampung Dibangun

10 Pintu Air untuk Kendalikan Banjir di Jakarta Timur Rampung Dibangun

Megapolitan
Minta Sumbangan ke Warga, WN Pakistan Ditangkap di Cengkareng

Minta Sumbangan ke Warga, WN Pakistan Ditangkap di Cengkareng

Megapolitan
RUU DKJ Atur Gubernur Jakarta Dipilih Presiden, F-Demokrat: Jangan Cabut Suara Rakyat!

RUU DKJ Atur Gubernur Jakarta Dipilih Presiden, F-Demokrat: Jangan Cabut Suara Rakyat!

Megapolitan
Sopir Diduga Mengantuk, Truk Bermuatan Babi Terguling di Tol Jagorawi

Sopir Diduga Mengantuk, Truk Bermuatan Babi Terguling di Tol Jagorawi

Megapolitan
RS Polri Pastikan Tak Ada Luka Tusuk pada Tubuh 4 Anak yang Diduga Dibunuh Ayah di Jagakarsa

RS Polri Pastikan Tak Ada Luka Tusuk pada Tubuh 4 Anak yang Diduga Dibunuh Ayah di Jagakarsa

Megapolitan
Dinkes DKI Buka Sentra Vaksinasi Covid-19, Ini Lokasi dan Jadwalnya

Dinkes DKI Buka Sentra Vaksinasi Covid-19, Ini Lokasi dan Jadwalnya

Megapolitan
Curiga 4 Anak yang Diduga Dibunuh Ayah Alami Luka Lebam, Polisi Lakukan Pemeriksaan Histopatologi

Curiga 4 Anak yang Diduga Dibunuh Ayah Alami Luka Lebam, Polisi Lakukan Pemeriksaan Histopatologi

Megapolitan
Ibu 4 Anak yang Tewas di Jagakarsa Merintih Saat Dianiaya Suami, Bilang “Jangan Pak, Ampun”

Ibu 4 Anak yang Tewas di Jagakarsa Merintih Saat Dianiaya Suami, Bilang “Jangan Pak, Ampun”

Megapolitan
Seandainya Polisi Segera Tangani KDRT Suami-Istri di Jagakarsa, Mungkinkah 4 Anaknya Bisa Terselamatkan?

Seandainya Polisi Segera Tangani KDRT Suami-Istri di Jagakarsa, Mungkinkah 4 Anaknya Bisa Terselamatkan?

Megapolitan
4 Anak yang Diduga Dibunuh Ayah di Jagakarsa Meninggal dalam Waktu Hampir Sama

4 Anak yang Diduga Dibunuh Ayah di Jagakarsa Meninggal dalam Waktu Hampir Sama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com