JAKARTA, KOMPAS.com - Kandas sudah rencana pembangunan proyek intermediate treatment facility (ITF) Sunter.
Pasalnya, pembangunan proyek pengolahan sampah menjadi tenaga listrik itu baru saja dihentikan oleh Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.
Jika menelisik ke belakang, proyek ini sudah begitu lama dicanangkan, sekitar 14 tahun silam.
Berdasarkan catatan Kompas.com, berikut ini adalah jalan panjang proyek ITF Sunter sampai pada akhirnya dihentikan.
Baca juga: Februari, Pemprov DKI Jakarta Groundbreaking ITF Sunter
ITF pertama kali digagas oleh Gubernur ke-13 Jakarta, yaitu Fauzi Bowo alias Foke pada tahun 2009 dengan nilai pembangunan sebanyak Rp 1,3 triliun.
Saat itu, proyek ITF rencananya akan didirikan di tiga daerah, yakni Cakung, Sunter, dan Marunda.
Proyek tersebut sebetulnya telah dilelang, tetapi penentuan pemenang lelang tidak kunjung diputuskan sampai pergantian Gubernur DKI dari Fauzi Bowo ke Joko Widodo alias Jokowi.
Pada tahun 2012, Pemprov DKI Jakarta berencana melanjutkan proyek pembangunan ITF dan telah memiliki dua calon perusahaan pemenang lelang, yakni PT Phoenix Pembangunan Indonesia dan PT Wira Gulfindo Sarana.
Baca juga: Selain di Sunter, Pemprov DKI Jakarta Juga Berencana Bangun ITF di Cakung
Namun hingga tahun 2013, pemenang lelang masih belum ditentukan. Padahal, Jokowi pada saat itu sudah menerima dokumen tender proyek ITF dan akan mengumumkan pemenangnya.
Tak ada kejelasan, proyek pembangunan ITF terhenti sekitar empat tahun, yaitu sepanjang 2012–2016.
Pada tahun 2015, Gubernur DKI saat itu Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sempat mencurigai pihak-pihak yang 'bermain' dan membuat pembangunan ITF terus terhambat.
Saat itu Ahok berencana mulai membangun ITF Sunter pada tahun 2016. Pihaknya pun telah menganggarkan dana sekitar Rp 1,2 triliun.
Baca juga: Setelah 4 Tahun, Pembangunan ITF Sunter Dilanjutkan
Pada akhir 2016, rencana pembangunan ITF Sunter baru kembali dilanjutkan. Hal itu ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara PT Jakarta Propertindo (Jakpro) dan sebuah perusahaan asal Finlandia, Fortum di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (16/12/2016).
Acara penandatangan nota kesepahaman antara Jakpro dan Forum turut disaksikan Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta saat itu, Isnawa Adji.
Pada kesempatan itu, Isnawa menjanjikan proyek pembangunan ITF tidak akan lagi terhenti karrna masuk ke dalam program nasional yang melibatkan sejumah lembaga negara.
"Pak Presiden sudah keluarkan Perpresnya. Semua kementerian, seperti ESDM, Bappenas, dan lain-lainnya ikut mengawal project ini," kata Isnawa.
Dua tahun kemudian atau pada 20 Desember 2018, peletakan batu pertama atau groundbreaking ITF Sunter pada akhirnya dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu, Anies Baswedan.
Baca juga: Pembangunan Fasilitas Pengolahan Sampah ITF Sunter Dimulai
Kala itu Anies ingin pembangunan ITF Sunter dapat selesai dalam waktu tiga tahun setelah pembangunan dimulai.
"Menurut jadwal diperkirakan 3 tahun, tetapi saya berharap Jakpro dan Fortum bisa lebih cepat lagi, lebih cepat lebih baik ini selesai," kata Anies dalam groundbreaking ITF Sunter, Jakarta Utara, Kamis (20/12/2018).
Sampai Oktober 2021, rencana pembangunan proyek ITF Sunter masih jalan di tempat usai groundbreaking pada Desember 2018.
Saat itu Anies mengatakan bahwa proyek ITF Sunter perlu modal yang besar dan belum ada pemodal yang sanggup berinvestasi di DKI Jakarta.
"Mengingat pembangunan ITF skala besar membutuhkan pembiayaan yang cukup besar, maka diperlukan mitra strategis untuk membantu percepatan pembangunan," ucap Anies dalam rapat paripurna di DPRD DKI Jakarta, Selasa (19/10/2021).
Baca juga: Ini Penjelasan Anies Soal Penyebab Molornya Proyek ITF
Pada 31 Januari 2023, PT Jakarta Solusi Lestari (JSL) mengungkapkan bahwa konstruksi ITF Sunter ditargetkan bakal dibangun sebelum akhir November 2023.
"Kami harus melaksanakan konstruksi (ITF Sunter) sebelum akhir November (2023) karena ada target RUPTL nasional yang harus kami capai sebelum 2026," ujar Direktur PT JSL Nagwa Kamal di Gedung DPRD DKI Jakarta, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (31/1/2023).
Saat itu Nagwa Kamal mengaku PT JSL sedang dalam proses akhir pemilihan mitra kontraktor.
"Kami sendiri belum melakukan konstruksi, tetapi dalan proses finalisasi untuk memilih kemitraan," sebut Nagwa.
Baca juga: ITF Sunter Disebut Akan Dibangun Sebelum Akhir November 2023
"Di mana kami sedang dalam proses klarifikasi dan sedang do diligent," sambung dia.
Setelah terus-menerus ditunda, Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi mengumumkan bahwa pembangunan ITF Sunter dihentikan lantaran nilai investasi dan biaya operasionalnya terlalu besar.
"Iya (ITF tidak dilanjutkan). Ya kami kan enggak sanggup ya," ujar Heru Budi kepada wartawan di TPTS Bantar Gebang, Bekasi, Selasa (27/6/2023).
Atas dasar itu, kata Heru, pihaknya memutuskan untuk menghentikan proyek ITF dan fokus mengembangkan sistem refuse derived fuel (RDF).
Baca juga: Heru Budi Setop Proyek ITF Sunter: Kami Enggak Sanggup...
Saat ini, RDF atau bahan bakar alternatif dari hasil pemilahan sampah perkotaan telah berhasil diproduksi di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Bekasi.
“Ya investasi bisa lebih dari Rp 5 triliun. Pemda DKI bukan tidak mau, bagus-bagus semua konsep-konsep itu," kata Heru.
"ITF atau RDF bagus-bagus, tapi sekali lagi Pemda DKI tidak mampu membayar tipping fee,” sambungnya.
Untuk diketahui, tipping fee adalah bea gerbang yang dibayarkan pemerintah kepada pihak pengolah sampah. Nilai tipping fee dihitung berdasarkan tonase sampah yang diolah.
Heru menambahkan, jajarannya akan membahas lebih lanjut Penyertaan Modal Daerah (PMD) yang sudah terlanjur dialokasikan untuk pembangunan ITF Sunter.
Adapun PMD yang dialokasikan Pemprov DKI Jakarta kepada PT Jakarta Propertindo untuk pembangunan ITF sebesar Rp 577 miliar.
"Ya nanti (terkait alokasi PMD) dibahas dibicarakan lebih lanjut oleh Pak Sekda. Itu gampang,” pungkas Heru.
(Penulis: Ardito Ramadhan, Anastasia Aulia, Alsadad Rudi, Singgih Wiryono | Editor: Ana Shofiana Syatiri, Sandro Gatra, Kurnia Sari Aziza, Jessi Carina).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.