Oleh: Frangky Selamat*
CUACA cerah nan panas pada akhir pekan. Hari masih pagi, baru jam setengah sebelas. Salah satu pintu gerbang Jakarta Fair telah ramai oleh pengunjung.
Memang belum terjadi antrean panjang. Namun tempat parkir kendaraan mulai berangsur penuh.
Satu per satu pengunjung memasuki area pameran. Petugas menyambut dengan memindai tiket masuk dan memberikan selembar kupon penawaran khusus, ditukar produk gratis atau paket khusus produk berharga spesial.
Berjalan menelusuri area Jakarta Fair di bawah terik sinar matahari memang butuh fisik yang segar. Jika badan sedang tidak fit sebaiknya menepi dulu ke area indoor yang berpendingin udara.
Tampak ambulans terparkir di tengah ramainya pengunjung berlalu lalang. Tak terbayang kehebohan yang bakal terjadi jika ambulans itu bergerak membelah keramaian.
Di antara deretan stand makanan dan minuman, ada satu brand yang konon hanya buka di event ini, yaitu American Donuts.
Brand yang mengklaim sebagai pelopor kue donat pertama di Indonesia ini tampak mulai ramai oleh pengunjung. Ada yang bilang, pulang dari Jakarta Fair jika belum membeli kue ini rasanya belum tuntas. Ya, produk ini telah menjadi ikon legendaris.
Deretan pedagang kerak telor khas Jakarta pun berjejer rapi menanti pengunjung datang. Karena belum jam dua belas siang, tidak banyak pengunjung yang duduk makan di bawah payung yang disediakan untuk menolak panas. Pengalaman makan kerak telor di Jakarta Fair mungkin terasa berbeda.
Ajang Jakarta Fair ke-54 yang berlangsung tiap tahun (kecuali pada saat pandemi) sejak tahun 1968, dari tanggal 14 Juni hingga 16 Juli 2023 menjadi “bazar” terbesar, terlama dan paling komplet di Asia Tenggara.
Tahun lalu saja perputaran uang mencapai Rp 7,3 triliun. Tahun ini mestinya bisa jauh lebih besar.
Acara ini adalah kesempatan bagus bagi pemilik brand untuk membangun awareness, memperkenalkan produk baru, dan menjaga eksistensi brand produk.
Walau “hanya” berlangsung satu bulan bersamaan dengan liburan sekolah, ajang ini dapat menyisakan kenangan membekas di dalam benak konsumen.
UMKM dapat unjuk gigi untuk tampil di event sebesar ini. Walau tidak berdampingan dengan brand-brand nasional, setidaknya menampilkan produk yang secara diferensiasi menjanjikan potensi daya saing jika digarap dengan serius.
Para pekerja part timer sebagai tenaga penjual memberikan peran yang tidak kecil. Jika tidak ada mereka, bagaimana mungkin produk dapat terjual.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.