JAKARTA, KOMPAS.com - Warga RT 017/RW 04, Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara yang bernama Ninu (52) meminta pemerintah tidak menggusur kediamannya imbas pembuangan sampah di kolong rumah panggung.
Ninu merupakan salah satu penghuni rumah panggung tersebut.
"Ya jangan digusur hehehe," kata Ninu sambil tersenyum saat ditemui di rumahnya pada Rabu (28/6/2023).
Baca juga: Tinggal di Rumah Panggung yang Kolongnya Dipenuhi Sampah, Warga Kapuk Muara: Dulunya Rawa-rawa
Dia khawatir viralnya kondisi rumah panggung itu berimbas kepada hal lain.
Sebagai informasi, kolong rumah panggung di Kapuk Muara dipenuhi dengan sampah. Warga terpaksa membuang di sana karena tidak adanya tempat pembuangan sementara (TPS).
"Kemarin sudah viral, masuk televisi. Saya enggak tahu, kok ada ya. Sebelum MNC, ada mahasiswa datang, ada wawancara warga lagi," tutur Ninu.
"Warga di depan kan enggak mau, eh malah wawancara di tengah," imbuh dia.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, tempat tinggal warga sekitar yang dulunya rawa-rawa ini didominasi dengan rumah panggung.
Baca juga: Mirisnya Kondisi Rumah Panggung di Kapuk Muara, Kolongnya Penuh Sampah dan Tanaman Liar
Penyangga rumah setinggi dua meter menggunakan rangka beton, tetapi tidak sedikit juga masih berupa kayu.
Rumah panggung warga ini tidak didirikan permanen. Pasalnya, masih ada yang menggunakan triplek dan kayu untuk fondasi.
Pemandangan tidak enak pun terlihat jelas di daerah sini. Sampah-sampah di bawah kolong rumah panggung berserakan.
Sampah ini meliputi plastik, botol, styrofoam, sayur, sisa makanan, hingga kardus. Sementara itu, juga banyak tanaman liar yang tumbuh di antara tumpukan sampah ini.
Selain ditumbuhi tanaman, di atas sampah ini juga menjadi tempat bermain hewan peliharaan seperti kucing dan ayam.
Baca juga: Pemkot Jakut Bakal Angkut Tumpukan Sampah di Kolong Rumah Panggung Warga Kapuk Muara
Di salah satu sudut perkampungan yang dikenal Rawa Indah ini, juga terdapat kandang ayam di atas sampah berserakan tersebut.
Warga sekitar tampaknya sudah terbisa hidup berdampingan dengan sampah selama belasan tahun.
Mereka menjalani aktivitasnya seperti biasa.
Jalanan yang menghubungkan satu titik ke titik lain juga dicor. Namun, terkadang terasa bergoyang saat kendaraan melintas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.