Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Berselisih dengan Ketua RT, Kini Dewi Perssik "Buru" Netizen Penebar Fitnah

Kompas.com - 03/07/2023, 06:51 WIB
Larissa Huda

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Perselisihan antara penyanyi dangdut Dewi Perssik dengan Ketua RT 06 Lebak Bulus bernama Malkan berbuntut panjang.

Dewi Perssik dan Malkan berselisih paham soal hewan kurban sapi yang hendak dipindahkan dan disembelih di tempat lain. Namun, perselisihan itu dinilai dimanfaatkan orang lain.

Menurut Dewi, orang-orang yang membenci dirinya mulai menerbarkan fitnah di media sosial. Ia pun dengan tegas bakal mengambil jalur hukum didampingi pengacara, Sandy Arifin.

Baca juga: Babak Baru Kasus Dewi Perssik, Tempuh Jalur Hukum Imbas Perselisihan soal Hewan Kurban

Menggunakan fitur Instagram story, penyanyi dengan nama asli Dewi Murya Agung ini mengunggah salah satu konten Youtube yang diduga telah memfitnahnya.

Fitnah lewat akun Youtube

Adapun konten Youtube yang dinilai telah mengusik Dewi Perssik itu berjudul "Karma!! Akibat Menghina Putri Ariani, Niat Mau Qurban Malah Jadi Korban. Dewi Persik Kurbannya Ditolak Malah Kena Batunya".

"Ini fitnah, YouTube akun ini saya akan tindak lanjuti tunggu saja bersama lawyer saya bang @sandyarifinsh," komentar Dewi Perssik, dikutip dari Instagram story-nya, Minggu (2/7/2023).

Menurut Depe sapaan akrabnya, permasalahan ini bukan hanya semata dengan ketua RT, melainkan fitnah-fitnah dari akun bodong tersebut.

Baca juga: Saat Dewi Perssik Berseteru dengan Ketua RT akibat Miskomunikasi soal Titip Sapi Kurban...

Depe menilai, akun bodong tersebut menambah kisruh antara dirinya dengan ketua RT. Ia juga menyayangkan kasusnya itu melebar hingga ke isu politik.

"Kukira lawanku cuman Pak RT, ternyata ente-ente. Sudah ah, pemilu masih lama, pemilu masih lama ya," ujar Dewi Perssik.

"Ini gue masih kasih tahu sama umat ya. Kalau kita lawannya buzzer, salah pun jadi benar. Benar pun akan jadi akan tetap salah. Namanya juga lawannya buzzer, apalagi tentang politik," ucap Dewi lagi, Minggu.

Dikaitkan dengan isu politik

Polemik sapi kurban Dewi Perssik ketua RT ternyata terseret hingga ke isu politik. Tim yang akan memotong sapi kurbannya disebut-sebut sebagai Sahabat Ganjar Pranowo.

Ganjar sendiri digadang-gadang akan menjadi saingan berat Anies dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024 mendatang.

Baca juga: Panitia Kurban Ungkap Duduk Perkara Perselisihan Dewi Perssik dan Ketua RT Terkait Sapi Kurban

Namun, ketika ditanya langsung apakah polemik sapi kurban ini ada kaitannya dengan politik, Dewi Perssik mengatakan bahwa dia tidak mengerti urusan politik.

"Enggak ada unsur politik dan saya enggak mengerti, bikin ruwet saja," ucap Dewi, dilansir dari TribunJakarta.com.

Awal perselisihan

Sebelumnya diberitakan, Dewi Perssik dan seorang Ketua RT di kawasan Lebak Bulus terlibat perselisihan akibat masalah sapi kurban.

Belakangan, Dewi Perssik mengakui perselisihan ini terjadi akibat miskomunikasi. Ia sejak awal hanya menitipkan sapi yang dibelinya dari Brebes di halaman Masjid Babul Khoirot.

Baca juga: Usai Marah-marah di Medsos, Dewi Perssik Akui Ada Miskomunikasi dengan Ketua RT soal Nitip Sapi Kurban

Miskomunikasi terjadi karena pengurus masjid dan RT mengira bahwa Dewi ingin mengurbankan dan menyembelih sapinya melalui Masjid Babul Khoirot. Konflik berlanjut saat asisten Dewi Perssik hendak mengambil lagi sapi itu dari halaman masjid.

Melalui video di akun Instagramnya, Rabu (28/6/2023), Dewi Perssik mengaku awalnya menitipkan sapi kurban yang ia beli di Brebes kepada seorang ustaz di lingkungan setempat.

Rencananya, kata Dewi, sapi tersebut akan dikurbankan di tempat lain.

Namun, asisten rumah tangga (ART) dan petugas keamanan Dewi justru mendapat respons yang tidak menyenangkan saat hendak mengambil sapi itu.

"ART aku sama security aku dimarahin, pak RT-nya bilang 'kita tidak butuh daging.' Kok ngamuk," ujar Dewi.

Tak hanya itu, saat meminta tolong untuk memindahkan sapi, Ketua RT justru meminta uang Rp 100 juta. Begitu juga seandainya Dewi meminta tolong untuk menyembelih.

"Pak tolong dong untuk sama-sama, minta tolong sapinya naikin ke atas, jawabnya 'minta Rp 100 juta,'" kata Dewi.

Baca juga: Nuansa Politik di Balik Polemik Sapi Kurban Dewi Perssik, Anies Baswedan dan Sahabat Ganjar Ikut Diseret

Klarifikasi Ketua RT

Malkan menepis semua isu miring yang disebut pihak Dewi. Malkan menjelaskan, sejak awal dirinya tidak mengetahui sapi milik Dewi Perssik hanya dititipkan di masjid itu.

Yang ia ketahui, sapi itu datang untuk disembelih di tempatnya. Bahkan dia sudah melakukan ijab kabul dengan pihak yang mewakili Dewi Perssik.

"Setelah saya terima jam 10.00 WIB, tiba-tiba jam 1 atau jam 2 siang, ART dia (Dewi Perssik) mau ambil sapi itu. Apa itu merupakan bentuk penolakan?" jelas Malkan.

Lebih lanjut, Malkan merasa keberatan saat sapi milik Dewi Perssik yang hendak diambil itu kembali dititipkan kepadanya.

"Ketika ditanya sama ini (orang suruhan Dewi Perrsik) 'Pak kalau saya titip lagi di sini bagaimana?' Saya jawab 'saya enggak mau, akan saya lepas'. Lepas dalam pengertian lepas tanggung jawab saya," jelasnya.

Baca juga: Bantah Tolak Sapi Kurban Dewi Perssik, Ketua RT: Kita Menerima Kok, tapi Mau Diambil Lagi

Akui ada salah paham

Pihak kecamatan dan Kepolisian Sektor (Polsek) Cilandak mencoba meredam permasalahan ini dengan menggelar mediasi yang mempertemukan kedua belah pihak, Kamis (29/6/2023) sore.

Dewi selaku pihak yang merasa dirugikan langsung dipertemukan dengan ketua RT 06, Malkan, di Masjid Babul Khoirot, Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan.

Lokasi ini dipilih karena Dewi sebelumnya menitipkan sapi di halaman masjid tersebut. Usai mediasi, Dewi mengakui adanya miskomunikasi yang menyebabkan perselisihan ini.

Dewi menegaskan, sejak awal ia hanya hendak menitipkan sapi ke masjid lewat seorang ustaz yang dikenalnya. Namun, ustaz itu ternyata tak menyampaikan ke Ketua RT bahwa Dewi hanya menitipkan sapi di halaman masjid.

"Ada miskomunikasi di sini. Pak Ustaz tidak bilang ke Pak RT bahwa sapi itu akan dikurbankan untuk warga sekitar. Jadi pak RT tidak tahu dan timbullah masalah ini," ucap dia.

(Penulis: Dzaky Nurcahyo | Editor: Ihsanuddin, Ivany Atina Arbi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Denda Rp 500.000 Untuk Pembuang Sampah di TPS Lokbin Pasar Minggu Belum Diterapkan

Denda Rp 500.000 Untuk Pembuang Sampah di TPS Lokbin Pasar Minggu Belum Diterapkan

Megapolitan
Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan 'OTT'

Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan "OTT"

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Megapolitan
Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Megapolitan
Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com