JAKARTA, KOMPAS.com - Dany Arwanto, Ketua RT 07 RW 01 Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara, mengakui tidak mudah untuk melakukan penghijauan di lingkungan warganya yang kumuh.
Kesulitan itu disebabkan oleh tanah di wilayahnya yang tandus dan airnya yang payau karena berdekatan dengan laut di sisi utara Jakarta.
"Memang di tempat kami di sini di RW 01 ini memang tantangannya luar biasa, karena memang jarak daripada lokasi kami ke laut pantai itu cuma 500 meter," ujar Dany kepada Kompas.com, Jumat (7/7/2023).
Selain itu, faktor polusi udara juga mempengaruhi pertumbuhan tanaman yang ditanam di lahan-lahan kosong di tengah pemukiman warga.
Baca juga: Kisah Warga Gang Cemara di Koja, Cari Berkah dari Tumpukan Sampah
Meski begitu, Dany menegaskan bahwa tantangan itu tidak menyurutkan niatnya bersama warga di kawasan Gang Cemara 01, Tugu Utara, untuk memperbaiki lingkungan mereka.
"Tanah yang tidak baik, udara juga kurang baik, apalagi air, di sini itu untuk pertanian itu susah. Tapi kondisi itu bukan menjadi hambatan juga untuk kami," kata Dany.
Berbekal sarana dan prasarana yang diberikan pemerintah daerah serta pihak-pihak lain, Dany bersama warganya tetap menjalankan penghijauan serta pengolahan sampah.
Kini, Dany dan warga di Gang Cemara 01 telah memiliki kebun buah-buahan dan sayuran, serta area peternakan dan pengembangan ikan konsumsi maupun ikan hias.
Baca juga: Duduk Perkara Sampah di Kolong Rumah Kapuk Muara hingga Mencuat Polemik Tanah Sengketa
Selain itu, ada pula tempat produksi pupuk organik dan anorganik, budi daya maggot hingga bank sampah.
Hasil panen dan produksinya kemudian bisa dimanfaatkan bersama-sama oleh warga, serta diperjualkan untuk mendapatkan penghasilan tambahan.
"Itu sangat membantu. Pertama membuat kami merasa senang, ada perhatian dari mereka. Yang biasa kami lakukan ternyata bukan hal sepele. Menurut kami sepele hanya sekadar berkegiatan, tapi menurut mereka luar biasa," ungkap Dany.
Untuk diketahui, upaya penghijauan dan pengolahan sampah di kawasan Gang Cemara 01 berawal dari keprihatinan Dany melihat lingkungan warga yang kumuh.
Baca juga: Atasi Krisis Air Rusun Marunda, PAM Jaya Bangun Reservoir Komunal Rp 18 Miliar
Dany khawatir kondisi lingkungan yang kotor, ditambah dengan udara gersang di Jakarta Utara, berdampak buruk bagi kesehatan warga.
Pada 2016, Dany dan warga bermusyawarah untuk memanfaatkan lahan-lahan terbengkalai di tengah pemukiman.
Tumpukan sampah rumah tangga dan limbah dari aktivitas beternak dibersihkan. Lahannya kemudian dijadikan kebun, kolam ikan, hingga tempat pengolahan sampah rumah tangga.
Jerih payah Dany mengubah kawasan kumuh dan gersang ini, membuat dia mendapat penghargaan Piala Kalpataru 2023 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.