Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meresahkan, Ini Sederet Penutupan Akses Keluar-Masuk Rumah Warga: Ada yang Sampai Harus Lewat Got

Kompas.com - 10/07/2023, 19:34 WIB
Larissa Huda

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penutupan akses keluar-masuk rumah warga kembali terjadi. Kondisi ini menuai perhatian lantaran menyulitkan aktivitas masyarakat di dalamnya.

Penutupan akses keluar-masuk kali ini terjadi pada rumah sepasang lansia Ngadenin (63) dan istrinya, Nur (56), di Pondok Gede, Kota Bekasi.

Rumah mereka sudah ditutup dengan tembok setinggi 15 meter itu selama tiga tahun lamanya oleh pihak hotel. Kondisi serupa nyatanya juga terjadi di beberapa wilayah lainnya.

Baca juga: Kondisi Hotel yang Menutup Akses Rumah Ngadenin di Bekasi, Masih Kosong dan Belum Beroperasi

Berikut sederet penutupan akses ke rumah warga yang dirangkum Kompas.com:

Rumah Ngadenin terhalang tembok hotel, Bekasi

Rumah Ngadenin (63) di Jalan Raya Jatiwaringin, RT 03 RW 04, Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi, yang akses keluar masuk rumah telah ditutup tembok hotel setinggi 15 meter. Pada Minggu (9/7/2023), Ngadenin menunjukkan tingginya tembok hotel yang menutupi depan, belakang dan samping rumahnya.KOMPAS.com/FIRDA JANATI Rumah Ngadenin (63) di Jalan Raya Jatiwaringin, RT 03 RW 04, Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi, yang akses keluar masuk rumah telah ditutup tembok hotel setinggi 15 meter. Pada Minggu (9/7/2023), Ngadenin menunjukkan tingginya tembok hotel yang menutupi depan, belakang dan samping rumahnya.

Seorang lansia bernama Ngadenin (63) harus bersusah payah untuk bisa pulang ke rumahnya yang terletak di Jalan Raya Jatiwaringin, RT 003 RW 004, Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi, Jawa Barat.

Pasalnya, akses rumah Ngadenin ditutup tembok hotel setinggi 15 meter lebih sejak tiga tahun lalu sehingga tidak mudah baginya untuk pulang ke rumah.

Satu-satunya akses jalan menuju rumah adalah dengan melewati got atau selokan selebar dua meter. Ia juga harus melewati jendela rumah tetangga, lalu keluar pintu dan menuju rumahnya.

Untuk bisa mencapai ke rumahnya, Ngadenin harus mengenakan sepatu boots agar terhindar dari risiko kaki terluka. Kedua tangan Ngadenin juga harus berpegangan tembok yang menjulang tinggi di kiri dan kanan.

Baca juga: Sudah 3 Tahun Akses Rumah Ngadenin Terkurung Tembok Hotel, Pakar: Pemkot Bekasi Tak Boleh Abai

Akses Perumahan Green Village, Bekasi

Rumah milik Nafrantilofa (35) di Perumahan Green Village, Kelurahan Perwira, Bekasi Utara, Senin (26/6/2023). Garasi rumahnya dipatok tembok bata ringan atau hebel, karena pihak pengembang menyerobot lahan milik orang lain.KOMPAS.com/JOY ANDRE T. Rumah milik Nafrantilofa (35) di Perumahan Green Village, Kelurahan Perwira, Bekasi Utara, Senin (26/6/2023). Garasi rumahnya dipatok tembok bata ringan atau hebel, karena pihak pengembang menyerobot lahan milik orang lain.

Akses keluar-masuk penghuni 10 rumah di Perumahan Green Village, Kelurahan Perwira, Kota Bekasi, ditutup tembok sejak 20 Juni 2023.

Tembok itu hanya menyisakan celah lebih kurang 20-40 sentimeter. Meski penghuni masih bisa mengakses rumah mereka dengan berjalan kaki, akses kendaraan sepenuhnya tertutup.

Bahkan, rumah salah satu peghuni perumahan ada yang sampai terbelah tembok.

Penutupan akses itu diduga akibat ada pihak pengembang yang memindahkan patok lahan milik Liam Sian Tjie, namun izin pembangunan tetap terbit.

Liam Sian Tjie yang lahannya diserobot belakangan menggugat ke pengadilan dan memenangkan perkara itu. Ia lantas membangun tembok di lahannya yang menutup akses ke rumah warga.

Baca juga: Tak Kunjung Terang Sengketa Lahan Green Village Bekasi: Pengembang Masih Hilang, Penghuni Pilih Jalur Hukum

Rudi Samin tutup Jalan Kedaung Tirta, Depok

Akses jalan warga di Jalan Kedaung Tirta, Kampung Serab, Kelurahan Tirtajaya, Kecamatan Sukmajaya, Depok, ditutup secara sepihak, Jumat (2/9/2022).M Chaerul Halim Akses jalan warga di Jalan Kedaung Tirta, Kampung Serab, Kelurahan Tirtajaya, Kecamatan Sukmajaya, Depok, ditutup secara sepihak, Jumat (2/9/2022).

Sosok Rudi Samin kembali menuai polemik. Setelah berseteru soal temuan penimbunan beras bantuan paket sembako bantuan presiden di lapangan KSU Kota Depok, ia menutup akses jalan warga di Depok.

Akses warga Jalan Kedaung Tirta, Kelurahan Tirtajaya, Kecamatan Sukmajaya, Depok, terhambat karena jalannya ditutup dengan tembok pada Kamis (1/9/2022).

Akses jalan itu sempat ramai diiperbincangkan karena Rudi Samin mengeklaim jalan itu milik dirinya. Sementara, warga setempat menyebut akses itu merupakan jalan desa.

Tembok itu dibangun dengan material berbahan beton dengan panjang sekitar 3 meter dan tinggi 2 meter. Penutupan jalan itu juga membuat para pelajar yang bersekolah di sekitar lokasi terganggu.

Baca juga: Tindak-tanduk Rudi Samin: Berseteru dengan JNE Soal Beras Bansos, Kini Bangun Tembok Tutup Akses Warga Depok

Akses rumah ditutup tetangga, Jaktim

Tembok sepanjang dua meter berdiri di depan rumah Anisa (40), warga RT 011 RW 010 Kelurahan Pisangan Timur, Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur, Rabu (3/8/2022). Akibatnya, akses jalan dari rumah Anisa ke jalan warga terhambat. Tembok itu dibangun tetangga Anisa sendiri, Widya.KOMPAS.com/NIRMALA MAULANA ACHMAD Tembok sepanjang dua meter berdiri di depan rumah Anisa (40), warga RT 011 RW 010 Kelurahan Pisangan Timur, Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur, Rabu (3/8/2022). Akibatnya, akses jalan dari rumah Anisa ke jalan warga terhambat. Tembok itu dibangun tetangga Anisa sendiri, Widya.

Rumah keluarga Anisa (40) yang berada di RT 011 RW 010 Kelurahan Pisangan Timur, Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur, ditutup tetangganya pada Jumat (29/7/2022).

Hanya ada sekitar 20-30 sentimeter celah kosong antara tembok dan tiang rumah Anisa. Celah itu sulit digunakan untuk akses keluar-masuk dari rumah Anisa ke jalan umum.

Tetangga yang tutup akses masuk bernama Widya mengaku mendirikan tembok itu karena kesal akan perilaku keluarga Anisa. Kekesalan itu terakumulasi sejak 2019.

Seiring berjalannya waktu, muncul friksi antara keluarga Widya dan Anisa. Widya mengaku sering mendapatkan perkataan kotor dari keluarga Anisa.

Friksi berkembang hingga Widya memutuskan mendirikan tembok di depan rumah Anisa. Tembok itu, lanjut Widya, masih berada di atas tanahnya.

Baca juga: Warga Pulogadung yang Akses ke Rumahnya Ditutup Tetangga dengan Tembok Pilih Pindah, Ketua RT: Daripada Enggak Harmonis

Kurangnya rasa guyub

Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Yoga menilai, konflik penutupan akses jalan itu bisa terjadi karena semakin berkurangnya rasa guyub atau keharmonisan dan toleransi antartetangga.

"Pengurus RT/RW perlu segera turun tangan menjembatani dan memfasilitasi (masalah ini)," ucap Nirwono kepada Kompas.com, Senin (10/7/2023).

Menurut Nirwono, pemerintah kota yang diwakili lurah atau camat seharusnya dapat memfasilitasi pertemuan antarwarga yang bersengketa tersebut.

"Misalnya, membantu memberi dukungan fasilitas jika dibutuhkan, contohnya pembangunan akses jalan, menyelesaikan sengketa lahan antartetangga, dan lainnya," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Teka-teki Kematian Pria dengan Tubuh Penuh Luka dan Terbungkus Sarung di Tangsel

Teka-teki Kematian Pria dengan Tubuh Penuh Luka dan Terbungkus Sarung di Tangsel

Megapolitan
Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Megapolitan
Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Megapolitan
Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Megapolitan
Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Megapolitan
Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Megapolitan
Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com