JAKARTA, KOMPAS.com - Kebakaran melanda puluhan rumah di Gang Lontar, Kelurahan Duri Utara, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, Sabtu (8/7/2023).
Insiden ini menyebabkan warga kehilangan rumahnya karena hangus dilalap api.
Sugeng (46), salah satu warga, menyaksikan bagaimana kobaran api meluluhlantakkan rumah yang ditempatinya sejak puluhan tahun lalu itu.
Rumah dua lantainya hanya tersisa tembok yang hangus dan puing-puing berserakan. Ketika peristiwa itu terjadi, Sugeng menyebut keluarganya tengah berada di dalam rumah.
"Kondisi ya panik, ada orangtua kan di dalam rumah. (Saat kebakaran) orangtua sama istri diungsiin dahulu," kata Sugeng saat ditemui Kompas.com di Gang Lontar, Jakarta Barat, Senin (10/7/2023).
Baca juga: Kisah Heroik Afriyanto, Bantu Padamkan Kebakaran di Tambora namun Berakhir Tragis
Kepanikan yang menyelimuti Sugeng membuatnya tak lagi memikirkan harta benda. Bahkan, surat rumah hingga kartu keluarga (KK) pun lenyap dalam kebakaran dahsyat tersebut.
"Saya lupa surat-surat, enggak terbawa. Saya itu panik madamin api," jelas dia.
Sementara itu, warga lain bernama Agus Prayitno (51) menyampaikan bahwa kebakaran bermula dari lantai dua rumah di RT 009 RW 005. Insiden itu, lanjut dia, terjadi sekitar pukul 18.00 WIB.
Menurut Agus, angin yang bertiup kencang menyebabkan api merambat dengan cepat ke rumah-rumah warga.
"Jadi titik apinya ke sana, karena angin. Blambir (mobil pemadam) saja telat datang. Airnya enggak ada. Posisi angin gede," ungkap Agus.
Baca juga: BERITA FOTO: Lara Warga Tambora Setelah Kebakaran Dahsyat Hanguskan Rumahnya
Saat itu, dia juga mengaku sempat mendengar ledakan dari tabung gas. Para warga lantas berlari ke sana kemari menyelamatkan diri. Pada pukul 02.00 WIB, api masih membara membakar hunian ratusan warga yang tinggal di sana.
"Hangus saja, kami sudah pasrah kejadian begini. Enggak bisa menyalahi siapa-siapa, namanya musibah," tutur Agus.
Setelah kejadia kebakaran yang menimpa rumah mereka, Sugeng dan Agus mengharapkan bantuan dari pemerintah. Dengan begitu, para korban terdampak bisa kembali membangun rumahnya yang hangus terbakar.
"Kalau kami berharap misalkan bantuan bangunan. Bukan masalah duit tetapi yang penting bisa berteduh lagi itu saja" tutur Agus.
Baca juga: Anak Semata Wayangnya Tewas dalam Kebakaran di Tambora, Maemanah: Saya Sangat Terpukul...
Ditemui di lokasi berbeda, Oki (33), korban kebakaran lainnya ikut meminta bantuan kepada pemerintah daerah.
Bapak satu anak ini menyebut, rumahnya yang berada di RT 009 RW 005, Gang Lontar hanya tersisa rangka dan puingnya saja setelah kebakaran hebat melanda kawasan tersebut. Menurut dia, bantuan berupa bahan material lebih berarti ketimbang uang.
"Minta bahan material saja, bahan material kan lebih berguna seminimal-minimalnya. Kalau uang kan takut malah habis enggak jelas," ucap Oki.
Ia khawatir, bantuan uang akan disalahgunakan oleh pihak tak bertanggung jawab.
"Terus takutnya nyampenya ke bawahnya kurang kan. Kalau bahan bangunan kan Insya Allah enggak (disalahgunakan)," imbuhnya.
Baca juga: Dengan Suara Bergetar, Maemanah Ceritakan Saat Sang Anak Tewas dalam Kebakaran di Tambora
Oki juga berkata, kebakaran yang melanda rumahnya menyebabkan surat-surat penting dan harta benda miliknya hangus tak bersisa.
Ketika kebakaran berlangsung, hanya ada paman Oki di dalam rumah. Sedangkan anggota keluarga lain tidak berada di lokasi kejadian.
"Surat-surat hilang, kebakar semua. Baju, lemari, TV habis semua enggak ada yang bisa diselamatin. Rumah tiga lantai habis semua tinggal sisi-sisi saja," terang Oki.
Dia memastikan, semua anggota keluarganya selamat dari kebakaran. Kini, Oki dan keluarganya menempati posko pengungsian.
Sebelumnya, Kapolsek Tambora Kompol Putra Pratama menyebutkan ada 94 hunian milik warga yang hangus dilalap api. Sebanyak 152 kepala keluarga dengan 537 jiwa terdampak insiden yang terjadi sekitar pukul 18.00 WIB itu. Kebakaran ini diduga akibat korsleting.
Baca juga: Curhat Korban Kebakaran Tambora, Surat Rumah dan Harta Benda Hangus Tak Bersisa
Putra menerangkan, kebakaran menyebabkan satu orang tewas yakni Afriyanto (30). Afriyanto disebut menghembuskan napas terakhirnya saat dibawa ke puskesmas.
"Korban saat itu mengalami sesak napas (saat kebakaran terjadi). Dia lantas dilarikan ke Puskesmas Tambora untuk mendapat pertolongan, tetapi nyawanya sudah tak tertolong dalam perjalanan," kata Putra saat dikonfirmasi, Minggu (9/7/2023).
Selain korban tewas, lanjut dia, ada dua korban yang mengalami luka-luka yakni Adit (24), petugas PPSU Kelurahan Pasar Baru yang mengalami luka bakar di bagian telapak kaki.
Korban berikutnya yakni Ketua RT 002 bernama Abi Sudrajat. Abi menderita luka sobek akibat pecahan kaca.
"Hampir empat jam proses pemadaman oleh 26 unit mobil pemadam kebakaran dan 150 personel Damkar," jelas Putra.
Sejauh ini, sebanyak 267 warga terdampak mengungsi di posko Kompleks SDN Duri Utara 1-6.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.