Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komisi D DPRD DKI "Sentil" Pemprov karena Lambat Layani Warga Jakut untuk Tinggal di Rusunawa

Kompas.com - 11/07/2023, 17:28 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta, Ida Mahmudah, mempertanyakan kinerja Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPRKP).

Sebab, DPRKP DKI Jakarta dinilai lamban melayani warga Jakarta Utara yang ingin menghuni rumah susun sewa sederhana (rusunawa).

"Ini dia janda, suaminya dia meninggal dunia, anaknya tiga yang kerja satu," ujar Ida dalam rapat kerja antar komisi D DPRD dengan DPRKP DKI Jakarta, Selasa (11/7/2023).

Ida mengatakan, warga itu tinggal di kolong tol Penjaringan. Ia sebelumnya sudah pernah mengajukan ke Pemprov DKI Jakarta agar perempuan itu mendapatkan kesempatan menghuni rusunawa.

Baca juga: Pemprov DKI Sediakan 52 Unit di Rusunawa Buat Tampung Warga Kolong Tol Angke

Namun, apa yang pernah Ida ajukan ke Pemprov DKI Jakarta tidak pernah ditindaklanjuti.

"Saya hanya mau, dia jangan tinggal di kolong tol," kata Ida.

Ida mengaku bahwa ia sudah menghubungi Kepala Unit Pengelola Rumah Susun Sederhana Sewa Penjaringan untuk memberikan fasilitas itu kepada keluarga tersebut agar mereka dapat menghuni salah satu unit.

"Saya minta di Penjaringan saja satu unit, (tapi) tidak diakomodir sampai hari ini. Kok seperti itu? Seluruh persyaratan administrasi sudah dipenuhi. Bahkan, mereka sudah membuka rekening Bank DKI untuk memenuhi satu syarat memiliki rusun," kata Ida.

Baca juga: Temukan Warga Ekonomi Menengah-Atas Huni Rusunawa, Anggota Komisi D: Mereka Punya Motor dan Mobil

Ida berharap pihak Pemprov DKI dapat cepat tanggap melayani masyarakat yang tidak memiliki hunian layak.

Bahkan ia juga tak segan membiayai biaya sewa rusunawa demi memperlancar proses administrasi perpindahan keluarga tersebut.

"Ini asih ada 5.000 unit yang kosong. Tapi masih ada warga yang tinggal di kolong tol," ucap ida.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Megapolitan
Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Megapolitan
Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Megapolitan
Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Megapolitan
Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Megapolitan
Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Megapolitan
Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Megapolitan
Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Megapolitan
Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal 'Study Tour', Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal "Study Tour", Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Megapolitan
Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Megapolitan
KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

Megapolitan
Mau Bikin 'Pulau Sampah', Heru Budi: Sampah Sudah Enggak Bisa Dikelola di Lahan Daratan

Mau Bikin "Pulau Sampah", Heru Budi: Sampah Sudah Enggak Bisa Dikelola di Lahan Daratan

Megapolitan
Polri Gerebek Gudang Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster di Bogor

Polri Gerebek Gudang Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster di Bogor

Megapolitan
Walkot Jaksel: Warga Rawajati yang Terdampak Normalisasi Ciliwung Tidak Ada yang Protes

Walkot Jaksel: Warga Rawajati yang Terdampak Normalisasi Ciliwung Tidak Ada yang Protes

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com