Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal Muasal Blok G Kini Jadi "Sarang" Penjahat, Bermula dari Ditinggal Pembeli akibat Pandemi

Kompas.com - 13/07/2023, 06:35 WIB
Larissa Huda

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi Blok G Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, semakin terbengkalai. Mayoritas lapak di sana sudah ditinggalkan penjual.

Blok G Tanah Abang tampak gelap gulita dan kumuh. Di antara los-los yang dulunya menjadi tempat pedagang berjualan, kini hanya tersisa tumpukan sampah.

Saat Kompas.com menyusuri kawasan itu pada Kamis (6/7/2023), di sana hanya ada potongan manekin, tumpukan sisa kain, sisa sampah plastik yang terbakar, dan berbau pesing.

Baca juga: Blok G Pasar Tanah Abang Rentan Disalahgunakan, Polisi Janji Lakukan Pengawasan

Padahal, Blok G pernah menjadi harapan baru bagi pedagang kaki lima (PKL) yang direlokasi dari luar Pasar Tanah Abang. Kawasan ini pernah jadi rebutan PKL pada masanya.

Namun sayang, kawasan yang pernah jadi harapan bagi sebagian besar PKL itu kini perlahan menimbulkan citra negatif karena dianggap sebagai sarang penjahat.

Diduga jadi tempat pesta miras dan sabu

Dugaan Blok G Pasar Tanah Abang sebagai tempat pesta minuman keras (miras) dan sabu ini diperkuat dengan temuan botol plastik bekas air mineral berlubang dan dua sedotan plastik.

Alat itu diduga sebagai bong yang digunakan untuk menghisap sabu. Tidak jauh dari situ, turut ditemukan sebuah plastik klip.

Baca juga: Temuan Alat Diduga Bong di Pasar Tanah Abang Blok G Tak Mengandung Narkotika

Selain itu, di lantai tiga juga turut terlihat sejumlah pecahan botol kaca bekas minuman keras (miras).

Hal itu terbukti dari tutup botol berwarna ungu bertuliskan merek anggur merah. Sejumlah pedagang mengeluhkan aktivitas preman pada malam hari.

Seorang pedagang berinisial DT (45) mengatakan, sejak sepi akibat pandemi Covid-19, lantai dua dan tiga di sentra busana yang terbengkalai itu beralih fungsi menjadi sarang preman dan pelaku kejahatan.

"Kalau sore dan malam, di lantai dua dan tiga itu banyak pelaku kejahatan. Preman, jambret bahkan memakai narkoba di situ," kata DT, Kamis (6/7/2023).

Baca juga: Temuan Bong Hingga Curhat Pedagang Blok G Soal Premanisme, PD Pasar Jaya: Tak Ada Bukti

Pedagang resah

Kondisi Blok G yang menjadi sarang penjahat itu, menurut DT, sungguh meresahkan. Namun, dia pasrah karena tidak tahu harus melapor kepada siapa.

“Mau lapor juga enggak tahu mau ke siapa. Kalau bisa ditangkap mereka. Ini sangat meresahkan pedagang,” tutur pedagang pakaian itu.

Selain DT, pedagang berinisial RU turut mengeluhkan hal serupa. Para preman atau pengguna narkoba, kata RU, biasanya beraktivitas setelah pedagang pasar menutup kios.

Kebanyakan pedagang di Blok G sudah mengetahui aktivitas preman di lantai atas. Namun, para pedagang tidak berani melapor.

"Kan kami di sini ada los. Kalau kami melapor, yang ada kami nanti diganggu. Bahkan nanti pihak pasar bisa mengusir pedagang," ungkap RU.

Baca juga: PD Pasar Jaya Gandeng Polisi Usut Tindak Pidana di Blok G Tanah Abang

Bakal direvitalisasi

Kondisi yang kini meresahkan pedagang itu membuat Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono turun tangan untuk membenahi Blok G Pasar Tanah Abang.

Kerja sama Pemprov DKI Jakarta dan Polres Jakarta Pusat dilakukan karena permasalahan yang terjadi di kawasan Pasar Tanah Abang itu merupakan tindakan kriminalitas.

"Kalau menyangkut terkait kriminalitas kami kerja sama dengan polres," ucap Heru.

etua Komisi B DPRD DKI Jakarta, Ismail berujar, pasar yang terbengkalai itu terjadi akibat dari pembiaran permasalahan di Tanah Abang oleh PD Pasar Jaya selaku pihak pengelola.

Ismail berpandangan, seharusnya PD Pasar Jaya langsung merespon setiap keluhan yang disampaikan dan mengecek kondisi di lapangan.

"Tidak kemudian menunggu hingga akhirnya ada kejadian seperti ini baru melakukan tindakan," jelas Ismail.

Baca juga: Sejarah Panjang Blok G Tanah Abang: Dulu Diperebutkan PKL untuk Dagang, Kini Diduga Jadi Sarang Preman sampai Tempat Nyabu

Polisi bantah

Polisi membantah soal tudingan Blok G Pasar Tanah Abang jadi sarang preman dan tempat untuk "nyabu" usai mengecek langsung lantai dua dan tiga pada Jumat (7/7/2023).

Polisi mengatakan tidak ada jejak kaki di lantai pasar yang kotor sebagai indikasi kawasan itu sering dilalui orang. Temuan botol yang diduga bong dianggap tak mengandung narkotika.

Namun, ada kemungkinan lain yang tengah diselidiki polisi. Polisi menduga kios dengan kode A LO 2 ACT 149 itu hanya menjadi tempat penyimpanan bong buatan.

Selain itu, Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Komarudin menduga, bong atau alat isap sabu yang ditemukan di Blok G Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, ditaruh oleh warga yang iseng.

Baca juga: Nihil Jejak Kaki, Polisi Sebut Tak Ada Tanda-tanda Blok G Tanah Abang Sering Dilalui Orang

"Dari alat bukti yang kami amankan di lantai dua itu kami cek, kandungan apa yang ada di botol mineral itu. Ternyata hasilnya negatif," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Komarudin saat dihubungi wartawan, Rabu (12/7/2023).

Kendati demikian, Komarudin menegaskan pihaknya akan terus memantau kawasan Blok G Pasar Tanah Abang.

Klaim PD Pasar Jaya

Manajer Humas PD Pasar Jaya Agus Lamun menjelaskan, jajaran PD Pasar Jaya selaku pihak pengelola pasar di Jakarta sudah mengecek langsung ke kawasan Blok G.

"Dari situ manajemen tidak menemukan adanya barang bukti terkait dugaan tindakan kriminalitas di Pasar Tanah Abang Blok G," ucap Agus, Sabtu (8/7/2023).

Baca juga: Datangi Blok G Pasar Tanah Abang, Polisi Temukan Alat Diduga Bong untuk Sabu

Agus berdalih, sebelumnya pengecekan itu, Pasar Jaya juga selalu melakukan upaya preventif, untuk menjamin keamanan dan ketertiban kawasan Pasar Tanah Abang.

"Manajemen Perumda Pasar Jaya sudah melakukan tindakan preventif guna memastikan tidak adanya tindakan kriminalitas di pasar-pasar," kata Agus.

(Penulis : Rizky Syahrial, Tria Sutrisna, Xena Olivia, Muhammad Isa Bustomi | Editor : Irfan Maullana, Nursita Sari, Ambaranie Nadia Kemala Movanita, Ihsanuddin)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ada Plang 'Parkir Gratis', Jukir Liar Masih Beroperasi di Minimarket Palmerah

Ada Plang "Parkir Gratis", Jukir Liar Masih Beroperasi di Minimarket Palmerah

Megapolitan
Pria Dalam Sarung di Pamulang Dibunuh di Warung Kelontong Miliknya

Pria Dalam Sarung di Pamulang Dibunuh di Warung Kelontong Miliknya

Megapolitan
Polisi: Kantung Parkir di Masjid Istiqlal Tak Seimbang dengan Jumlah Pengunjung

Polisi: Kantung Parkir di Masjid Istiqlal Tak Seimbang dengan Jumlah Pengunjung

Megapolitan
Masyarakat Diminta Tak Tergoda Tawaran Sewa Bus Murah yang Tak Menjamin Keselamatan

Masyarakat Diminta Tak Tergoda Tawaran Sewa Bus Murah yang Tak Menjamin Keselamatan

Megapolitan
SMK Lingga Kencana Depok Berencana Beri Santunan ke Keluarga Siswa Korban Kecelakaan

SMK Lingga Kencana Depok Berencana Beri Santunan ke Keluarga Siswa Korban Kecelakaan

Megapolitan
Tukang Tambal Ban yang Digeruduk Ojol Sudah 6 Tahun Mangkal di MT Haryono

Tukang Tambal Ban yang Digeruduk Ojol Sudah 6 Tahun Mangkal di MT Haryono

Megapolitan
Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Keponakannya Sendiri

Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Keponakannya Sendiri

Megapolitan
Terungkap, Jasad Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Pemilik Warung Kelontong

Terungkap, Jasad Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Pemilik Warung Kelontong

Megapolitan
Kronologi Tukang Tambal Ban di Jalan MT Haryono Digeruduk Ojol

Kronologi Tukang Tambal Ban di Jalan MT Haryono Digeruduk Ojol

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Evaluasi Seluruh Kegiatan di Luar Sekolah Imbas Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Pemkot Depok Akan Evaluasi Seluruh Kegiatan di Luar Sekolah Imbas Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Namanya Masuk Bursa Cagub DKI, Heru Budi: Biar Alam Semesta yang Jawab

Namanya Masuk Bursa Cagub DKI, Heru Budi: Biar Alam Semesta yang Jawab

Megapolitan
Polisi Usul Kantong Parkir Depan Masjid Istiqlal Dilegalkan Saat Acara Keagamaan

Polisi Usul Kantong Parkir Depan Masjid Istiqlal Dilegalkan Saat Acara Keagamaan

Megapolitan
Kepsek SMK Lingga Kencana: Kami Pernah Pakai Bus Trans Putra Fajar Tahun Lalu dan Hasilnya Memuaskan

Kepsek SMK Lingga Kencana: Kami Pernah Pakai Bus Trans Putra Fajar Tahun Lalu dan Hasilnya Memuaskan

Megapolitan
Polisi Terima Laporan Komunitas Tuli Berkait Konten Komika Gerall yang Diduga Rendahkan Bahasa Isyarat

Polisi Terima Laporan Komunitas Tuli Berkait Konten Komika Gerall yang Diduga Rendahkan Bahasa Isyarat

Megapolitan
Soal Tepati Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi: Nanti Dipikirkan

Soal Tepati Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi: Nanti Dipikirkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com