Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Blok A dan C Kampung Susun Akuarium Belum Bisa Dihuni, Ini Kata DPRKP DKI

Kompas.com - 16/07/2023, 14:51 WIB
Muhammad Naufal,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP) DKI Jakarta buka suara terkait belum bisa dihuninya Blok A dan C Kampung Susun Akuarium.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala DPRKP DKI Jakarta, Retno Sulistyaningrum mengaku, bentuk Blok A dan C Kampung Susun Akuarium memang sudah rampung jika dilihat dari luar. Tetapi, masih perlu disempurnakan.

"Memang terlihat dari luarnya (Blok A dan C Kampung Susun Akuarium) sudah selesai, tetapi masih ada yang harus diselesaikan," kata Retno melalui sambungan telepon, Minggu (16/7/2023).

Menurutnya, hal yang harus dirampungkan adalah melengkapi komponen bangunan Blok A dan C Kampung Susun Akuarium.

Baca juga: Warga Kampung Susun Akuarium Bertemu Anies, Nostalgia Sambil Makan Bareng

Beberapa di antaranya, yakni kelengkapan genset serta alat pemadam kebakaran.

"Sedang berproses dalam rangka kelengkapan komponen bangunannya," ujar Retno.

Ia menegaskan, jika belum melengkapi komponen bangunan tersebut, DPRKP DKI tidak bisa mendapatkan sertifikat laik sehat (SLS) untuk Blok A dan C Kampung Susun Akuarium.

Menurutnya, usai SLS diterbitkan, Blok A dan Blok C Kampung Susun Akuarium baru bisa dihuni warga.

"Setelah SLS terbit, sudah pasti nanti kami upayakan untuk penghuniannya. Karena, kalau tidak ada SLS, siapa yang berani menanggung apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," katanya.

Baca juga: Bertemu Anies Baswedan, Ketua RT Keluhkan Blok E Kampung Susun Akuarium yang Tak Kunjung Dibangun

Retno menambahkan, terkait kelengkapan komponen bangunan dan penerbitan SLS, DPRKP DKI tengah berkoordinasi dengan sejumlah satuan kerja perangkat daerah (SKPD) DKI Jakarta.

Beberapa di antaranya, yakni Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta; Dinas Cipta Karya, Dinas Tata Ruang dan Pertanahan (Citata) DKI Jakarta; serta Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi (Disnakertrans) DKI Jakarta.

Untuk diketahui, soal belum bisa dihuninya Blok A dan C Kampung Susun Akuarium diungkap eks Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Anies mengunjungi Kampung Susun Akuarium pada Jumat (14/7/2023).

Baca juga: Selain Jadi Hunian Warga, Ada Unit Kosong di Kampung Susun Akuarium yang Dijadikan Guest House

Saat itu, Anies mendengar langsung keluhan warga Kampung Susun Akuarium mengenai Blok A dan C yang belum bisa dihuni karena persoalan administrasi.

Anies berharap, penyelesaian masalah itu tak sampai berlarut-larut sehingga Blok A dan C bisa segera dihuni.

"Dari lima blok Kampung Susun Akuarium, dua blok yang pembangunannya sudah tuntas dan sudah ditempati warga, yaitu Blok B dan D. Satu blok lagi, yaitu Blok E masih belum selesai karena sedang proses pengerjaan," kata Anies.

Baca juga: Harga Sewa Kampung Susun Akuarium Cuma Rp 40.000, Kenapa Kampung Susun Bayam Capai Rp 750.000?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Megapolitan
PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

Megapolitan
Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok: Jangan Hanya Jadi Kota Besar, tapi Penduduknya Tidak Kenyang

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok: Jangan Hanya Jadi Kota Besar, tapi Penduduknya Tidak Kenyang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com