Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potret Kenakalan Remaja di Taman Tulip Ciracas, Mabuk dan Berbuat Mesum, Ditegur Malah Mengancam

Kompas.com - 17/07/2023, 05:40 WIB
Nabilla Ramadhian,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Taman Maju Bersama (TMB) Tulip di Jalan Sepakat, Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur, sempat dikenal sebagai tempat mesum.

Ketua RT 004/RW 10 Saipul Fadli mengungkapkan, warganya resah karena Taman Tulip juga digunakan sebagai tempat untuk mabuk-mabukan.

"Mereka sering (mengumpet) di belakang area tempat duduk melingkar dekat lapangan," ungkap dia di lokasi, Jumat (14/7/2023).

Baca juga: Kesaksian Warga Temukan Bercak Darah hingga Parang Setelah Tawuran Maut di Dekat Taman Tulip Ciracas

Saipul mengatakan, biasanya para remaja itu berkumpul sekitar pukul 20.00 WIB sampai 05.00 WIB.

Mereka datang ramai-ramai menggunakan motor dan langsung menerobos masuk ke dalam taman untuk parkir.

Saipul juga mengungkapkan hal lainnya yang dilakukan para remaja dari luar wilayahnya itu, salah satunya merusak tanaman.

Kenakalan remaja di Taman Tulip

Area tanaman yang rusak berada di pojok kanan, tepatnya di seberang gang menuju permukiman warga.

Tanaman yang seharusnya berdiri berjajar membentuk pagar setinggi lebih kurang 40 sentimeter itu rata dengan tanah.

Bahkan, area rumput taman botak imbas sering dilalui motor.

"Enggak ada ini dulu jalur begini. Ini gara-gara mereka sering pakai buat naik motor lewat sini. Tanaman dihancurin, mereka terabas pakai motor," ujar Saipul.

Baca juga: Taman Tulip Ciracas Kini Dijaga Pamdal, Cegah Remaja Kumpul Rencanakan Tawuran dan Mabuk-mabukan

Tanaman yang rusak ini juga berada tepat di seberang area tempat duduk melingkar.

Area tempat duduk itu berada di pojok kanan kawasan taman yang sedikit tertutup pepohonan rindang.

Jika dilihat dari pintu masuk taman atau area parkir kendaraan, tidak akan ada yang tahu ada orang-orang sedang duduk di belakang area tempat duduk melingkar itu.

Di area itu, Saipul mengungkapkan bahwa para remaja tersebut tidak hanya mabuk-mabukan.

Ada momen ketika Saipul dan pengurus RT lainnya menemukan lintingan ganja di tempat duduk itu.

Para remaja itu juga merusak fasilitas taman, seperti mencoret-coret tulisan "Taman Tulip" sehingga kini sudah tidak ada lagi.

Baca juga: Pengamanan di Taman Tulip Ciracas yang Sering Jadi Tempat Mesum dan Mabuk Bakal Diperketat

Namun, kenakalan paling parah menurut dia adalah saat ada yang sengaja membawa kasur ke Taman Tulip.

Biasanya, kasur digelar di area rerumputan yang tidak jauh dari area tempat duduk melingkar.

Area rerumputan itu berada di tanah yang lebih rendah serta sedikit tertutup lapangan, jalanan taman, dan pepohonan.

"Taman jadi tempat buat mereka bawa perempuan. Mereka bawa kasur untuk berbuat mesum di rerumputan itu," terang Saipul.

Minim pencahayaan dan penjagaan

Taman Maju Bersama (TMB) Tulip di Jalan Sepakat, Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur, Jumat (14/7/2023).kompas.com / Nabilla Ramadhian Taman Maju Bersama (TMB) Tulip di Jalan Sepakat, Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur, Jumat (14/7/2023).
Taman ini sudah ada sejak 2001 dan dipugar menjadi TMB Tulip oleh Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta beberapa tahun lalu.

Di taman ini, terdapat sebuah aula semi-outdoor yang memiliki beberapa lampu penerangan.

Di beberapa titik di sepanjang jalanan dalam taman juga ada lampu penerangan. Namun, lampu tidak pernah menyala sampai saat ini.

Baca juga: Taman Tulip Ciracas Jadi Tempat Mabuk dan Mesum, Orangtua Larang Anaknya Bermain di Sana

Para remaja nakal tidak suka taman terlalu terang karena dapat menghambat aktivitas mereka, sehingga lampu dirusak dan dipecahkan.

"Mereka berbuat seperti itu juga karena taman ini tidak ada penjagaan. Tapi, intinya sih satu, karena enggak ada pagar satu pintu," tegas Saipul.

"Warga sudah sering mengeluhkan, kenapa enggak dipagar. Sampai sekarang belum ada langkah, kecuali penjagaan karena habis ada tawuran baru-baru ini," sambung dia.

Mengancam warga

Sejak dulu, warga sudah sering memberi teguran kepada para remaja nakal itu.

Akan tetapi, para remaja itu justru lebih galak kepada warga setempat. Bahkan, ancaman pernah dilontarkan.

"Mereka memang enggak mengganggu warga secara langsung, cuma selalu berisik. Warga juga sudah malas negur karena sudah sering ditegur, dan mereka sering melawan," ucap dia.

Para remaja itu biasanya ditegur karena suara motor yang digunakan berisik.

Ketika para remaja itu mabuk-mabukan di belakang area tempat duduk melingkar, mereka juga berisik dan berinteraksi menggunakan suara lantang.

"Ada warga yang sebagian diancam mau dibunuh dan dipukul. Mereka mainnya keroyokan, warga sudah enggak mau gubris," ungkap Saipul.

"Melakukan kekerasan fisik sih enggak, hanya verbal saja teriak-teriak mengancam. Enggak ada yang berupaya mendekat ke warga juga," imbuh dia.

Baca juga: Lebih Galak, Remaja yang Nongkrong di Taman Tulip Ciracas Marahi dan Ancam Warga Setempat

Menurut Saiful, para remaja nakal itu pernah dikejar Satpol PP, Binmas, dan Babinsa. Beberapa dari mereka berhasil ditangkap.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, anak-anak itu bukan warga setempat. Namun, mereka masih warga Ciracas.

"Yang bikin suasana enggak enak ya itu, taman dipakai orang-orang dari luar wilayah sini dan mereka berbuat tidak baik di sini. Enggak ada warga sini yang kenal," jelas Saipul.

"Tempat ini sudah disalahgunakan sejak berdiri pada 2001. Warga sudah sering tegur, tapi sekarang-sekarang ini didiamkan saja. Enggak mau ribut karena mereka suka melawan," imbuh dia.

Akibatnya, orangtua melarang anak mereka untuk bermain di taman itu. Mereka khawatir anak-anaknya terpengaruh perilaku tidak benar.

Para remaja nakal memang beraktivitas pada malam hari. Namun, orangtua mengantisipasi jika mereka nekat beraktivitas sejak siang atau sore hari.

"Harusnya Taman Tulip bisa buat warga untuk beraktivitas, tapi malah jadi pada takut. Jadi waspada terus," ungkap Saipul.

Kini dijaga pamdal

Dalam keterangan resmi Sudin Pertamanan dan Kehutanan (Tamhut) Kota Jakarta Timur, Jumat (14/7/2023), petugas pengamanan dalam (pamdal) dihadirkan sejak Rabu (12/7/2023) malam.

Kepala Sudin Tamhut Jakarta Timur Djauhar Arifin menjelaskan, pamdal ditempatkan untuk mengawasi taman yang sering disalahgunakan oleh para remaja untuk kegiatan negatif.

"Selain menempatkan pamdal di area taman, kami juga sudah koordinasi dengan Garnisun, Satpol PP, dan pihak kelurahan untuk membantu melakukan pengawasan," kata Djauhar dalam keterangan tertulis, Jumat.

Instansi lain yang turut membantu mengawasi TMB Tulip adalah Polsek Ciracas, Bintara Pembina Desa (Babinsa), Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Kelurahan Kelapa Dua Wetan, ketua RT, dan tokoh masyarakat.

Baca juga: Ketua RT Ungkap Kenakalan Remaja di Taman Tulip Ciracas, Bawa Kasur untuk Mesum dan Pecahkan Lampu

Komandan Satpol PP Kecamatan Ciracas Sondang A Sipayung mengatakan hal serupa.

Petugas gabungan dikerahkan untuk mengawasi dan menjaga kondusivitas di lingkungan TMB Tulip dan sekitarnya.

Pengamanan dan pengawasan rencananya akan rutin dilakukan untuk meminimalisasi kegiatan negatif yang membuat warga khawatir.

“Kami bersama aparat gabungan siap menjaga kawasan tersebut. Jika ada yang nongkrong, akan kami bubarkan, terlebih pada jam-jam malam di atas pukul 23.00 WIB,” kata Sondang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas | Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh

[POPULER JABODETABEK] Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas | Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh

Megapolitan
Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Megapolitan
Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Megapolitan
Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com