Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seminggu Operasi Patuh Jaya, Paling Banyak Pelanggaran Lawan Arus dan Tidak Pakai Helm

Kompas.com - 17/07/2023, 10:34 WIB
Rizky Syahrial,
Jessi Carina

Tim Redaksi

Menurut Trunoyduo, pelanggaran terbanyak yang ditemukan dalam operasi tersebut yakni pengendara sepeda motor yang melawan arus.

Tercatat, sebanyak 952 pengendara motor yang tercatat melawan arus sampai hari keempat Operasi Patuh Jaya 2023.

Pelanggaran terbanyak selanjutnya yakni pengendara motor yang tidak memakai helm

"Pengendara motor yang lawan arus tercatat ada 952 orang. Sementara yang tidak memakai helm ada 778 orang," kata dia.

Sementara itu, ada ratusan pengendara yang tertangkap tak memakai seatbelt memasuki hari keempat operasi ini.

"Sebanyak 766 pengendara mobil kena tilang karena tidak memakai seatbelt, 79 pengendara bermain ponsel, dan 50 pengendara melebihi kecepatan normal," ujar dia.

 

Andalkan ETLE dalam Operasi Patuh Jaya

Sementara itu, Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Latif Usman mengatakan, polisi memaksimalkan tilang elektronik dalam pelaksanaan Operasi Patuh Jaya 2023.

Penerapan tilang manual pada Operasi Patuh Jaya masih dinilai berat karena banyaknya pelanggaran lalu lintas.

Baca juga: 3 Hari Operasi Patuh Jaya 2023, Ribuan Kendaraan Ditilang dan Ditegur

"Kalau kami masih menggunakan tilang manual akan berat, makanya kami maksimalkan tilang elektronik," ujar Latif kepada wartawan, Jumat (14/7/2023).

"Meskipun memang tilang manual ini kami maksimalkan di beberapa titik Jakarta," ujar dia.

Latif melanjutkan, ada tiga lokasi yang dianggap rawan pelanggaran lalu lintas yakni kendaraan melawan arus.

Tiga titik tersebut yakni Jalan Hayam Wuruk Jakarta Pusat, Jalan Kapten Tendean Jakarta Selatan, dan Jalan Daan Mogot Jakarta Barat. Polisi juga akan memperketat pengawasan di titik lainnya.

"Untuk pelanggaran Jalan Hayam Wuruk itu melawan arus. Harusnya muter lebih ke depan, tetapi banyak pengendara yang memutar sedikit dan melawan arus," kata Latif.

"Beberapa tempat seperti di Jalan Kapten Tendean juga demikian. Juga di Daan Mogot, ini masih ada beberapa tempat yang memang perlu pengawasan," ujar dia.

Latif mengatakan, jumlah pelanggar paling banyak yakni pengendara motor yang melawan arus.

Ia berharap masyarakat bisa sadar diri dengan pelanggaran tanpa harus ada petugas yang menilang atau mengawasi pelanggaran lalu lintas.

Hal itu dikarenakan rambu-rambu jalanan di Jakarta sudah terpasang dengan jelas.

"Sebetulnya ini kan tidak perlu ada polisi, tapi butuh kesadaran masyarakat," kata Latif.

"Karena rambu-rambu jelas, dan bahayanya pun sudah jelas. Ini yang menjadi sorotan kami," tambah dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dibawa ke Pamulang untuk Kerja, FA Malah Tega Bunuh Pamannya

Dibawa ke Pamulang untuk Kerja, FA Malah Tega Bunuh Pamannya

Megapolitan
Dishub DKI Bentuk Tim Gabungan untuk Tertibkan Parkir Liar

Dishub DKI Bentuk Tim Gabungan untuk Tertibkan Parkir Liar

Megapolitan
Pegawai Minimarket di Palmerah Akui Banyak Pelanggan yang Protes karena Bayar Parkir

Pegawai Minimarket di Palmerah Akui Banyak Pelanggan yang Protes karena Bayar Parkir

Megapolitan
Dituduh Sering Tebar Ranjau, Tukang Tambal Ban di MT Haryono Diusir Warga

Dituduh Sering Tebar Ranjau, Tukang Tambal Ban di MT Haryono Diusir Warga

Megapolitan
Lalu Lintas di Buncit Sempat Macet Imbas Mobil Tabrak Separator 'Busway'

Lalu Lintas di Buncit Sempat Macet Imbas Mobil Tabrak Separator "Busway"

Megapolitan
Polisi Tangkap Anggota Gangster yang Bacok Mahasiswa di Bogor

Polisi Tangkap Anggota Gangster yang Bacok Mahasiswa di Bogor

Megapolitan
Oknum Jukir Liar Getok Harga Rp 150.000 di Masjid Istiqlal, Kadishub: Sudah Ditindak Polisi

Oknum Jukir Liar Getok Harga Rp 150.000 di Masjid Istiqlal, Kadishub: Sudah Ditindak Polisi

Megapolitan
Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Buang Jasad Korban Pakai Motor

Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Buang Jasad Korban Pakai Motor

Megapolitan
Dari Lima Orang, Hanya Dharma Pongrekun yang Serahkan Bukti Dukungan Cagub Independen

Dari Lima Orang, Hanya Dharma Pongrekun yang Serahkan Bukti Dukungan Cagub Independen

Megapolitan
Pria Dalam Sarung di Pamulang Dibunuh Pakai Golok di Warungnya

Pria Dalam Sarung di Pamulang Dibunuh Pakai Golok di Warungnya

Megapolitan
KPU DKI: Poempida Hidayatullah Sempat Minta Akses Silon Cagub Independen

KPU DKI: Poempida Hidayatullah Sempat Minta Akses Silon Cagub Independen

Megapolitan
Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Keponakan Sendiri, Baru Dipekerjakan Buat Jaga Warung

Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Keponakan Sendiri, Baru Dipekerjakan Buat Jaga Warung

Megapolitan
Pengoplos Elpiji 3 Kg di Bogor Raup Untung hingga Rp 5 Juta Per Hari

Pengoplos Elpiji 3 Kg di Bogor Raup Untung hingga Rp 5 Juta Per Hari

Megapolitan
Ada Plang 'Parkir Gratis', Jukir Liar Masih Beroperasi di Minimarket Palmerah

Ada Plang "Parkir Gratis", Jukir Liar Masih Beroperasi di Minimarket Palmerah

Megapolitan
Pria Dalam Sarung di Pamulang Dibunuh di Warung Kelontong Miliknya

Pria Dalam Sarung di Pamulang Dibunuh di Warung Kelontong Miliknya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com