JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang pria berinisial DRA (22) melompat dari lantai 29 sebuah apartemen di Jalan Jenderal Basuki Rachmat, Cipinang Besar Selatan, Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (17/7/2023), sekitar pukul 08.00 WIB.
Warga setempat yang melihatnya berteriak dari bawah agar ia tidak melompat. Namun, korban mengabaikannya. Ia sempat berdiri dan berdiam diri, kemudian mondar-mandir di sepanjang balkon.
DRA sama sekali tidak menunjukkan gerak-gerik akan membatalkan niatnya untuk melompat. Pada akhirnya, ia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan melompat dan tewas di tempat.
Baca juga: Warga Teriak Jangan Lompat Sebelum Pria Terjun dari Lantai 29 Apartemen di Jatinegara
Berdasarkan keterangan Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Jatinegara Komisaris Entong Raharja, jenazah pria tersebut sudah dikembalikan ke Jawa Tengah.
"Jenazah sudah dikembalikan ke keluarga. Dia hanya penyewa harian unit apartemen," tutur Entong, Selasa (19/7/2023).
Polisi menduga pria berinisial DRA memutuskan lompat dari lantai 29 apartemen di Jatinegara karena patah hati. Adapun motif sebenarnya masih didalami kepolisian.
Namun, menurut polisi, ada kemungkinan DRA merasa tertekan karena masalah percintaannya.
"Mungkin korban depresi akibat lawan jenisnya memutuskan hubungan pacaran mereka," ucap Kapolsek Jatinegara Kompol Entong Raharja di Polsek Jatinegara, Selasa (18/7/2023).
Sebelum bunuh diri, DRA diduga sempat mengonsumsi obat daftar G karena obat-obatan itu ditemukan di lokasi.
Sebagai informasi, obat daftar G merupakan sebutan untuk obat-obatan keras. Seseorang wajib memiliki resep dokter untuk mengonsumsinya.
"Korban, kalau dilihat dari barang bukti yang dikumpulkan, ada obat-obatan daftar G. Berdasarkan resep dokter, ternyata ada," kata Entong.
Sebelum melompat dari lantai 29 apartemen, DRA sempat membahas soal mengakhiri hidup ke temannya. Hal itu terungkap dalam penyelidikan polisi terhadap beberapa saksi.
Baca juga: Identitas Pria yang Lompat dari Apartemen Jatinegara Diketahui, Domisili di Jawa Tengah
"Beberapa hari lalu, sudah ada indikasi mau bunuh diri. Sempat bertanya ke sahabatnya soal apakah bunuh diri itu dosa atau enggak," ungkap Entong.
Sahabatnya menjawab dengan serius pertanyaan DRA. Ia menjelaskan, dari sisi agama, bunuh diri adalah tindakan yang menimbulkan dosa.
Sebab, hal itu dianggap tidak pantas dan tidak dibenarkan oleh agama yang dianut DRA. Namun, DRA tetap memutuskan mengakhiri hidupnya pada Senin pagi.
"Kami menerima informasi dari warga terkait adanya dugaan bunuh diri. Setelah kami cek dan olah TKP, yang bersangkutan (DRA) sudah terkapar di halaman apartemen," terang Entong.
Baca juga: Sebelum Lompat dari Apartemen Jatinegara, Pria Ini Sempat Tanya Teman soal Dosa Bunuh Diri
Berita di atas tidak bertujuan menginspirasi siapapun melakukan tindakan serupa.
Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.
Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup.
Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.
Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:
https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/
(Penulis : Nabilla Ramadhian | Editor : Ambaranie Nadia Kemala Movanita)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.