Integrasi tersebut dihadirkan untuk menciptakan kemudahan dan kenyamanan masyarakat dalam bermobilitas.
Adapun mikrotrans sebagai angkutan pengumpan atau feeder, terintegrasi dengan moda transportasi publik lainnya, seperti MRT, LRT, bus Transjakarta, dan KRL.
"Dengan adanya integrasi layanan moda transportasi, masyarakat dapat melanjutkan perjalanan dengan mudah,” kata Syafrin.
Kesalahpahaman soal isu perubahan nama JakLingko menjadi Mikrotrans bermula dari kritik yang disampaikan wanita bernama Hana Charistia melalui video yang diunggah pada TikTok pribadinya.
Baca juga: Korban Penjambretan Saat Uji Coba Mikrotrans di Tanjung Priok Sempat Berteriak Maling
"Hari ini ada yang baru di Jakarta. Sistem transportasi terintegrasi yang kita ketahui bernama JakLingko, hari ini diubah oleh PJ Gubernur menjadi Mikrotrans," kata Hana, dikutip pada Kamis (27/7/2023).
Dalam video itu, Hana mengatakan bahwa JakLingko merupakan nama yang diambil dari bahasa NTT, tepatnya di daerah Manggarai Tengah, Ruteng, Desa Cancar.
"Saya sebagai putri daerah yang tinggal di Ibu Kota merasa sangat kecewa atas apa yang dilakukan oleh Pj Gubernur mengganti nama JakLingko menjadi Mikrotrans," kata Hana.
"Seharusnya bapak yang menjadi Pj Gubernur melanjutkan program-program yang sudah dibuat oleh Pak Anies, bukan mengubah seenaknya seperti ini," sambungnya.
(Penulis: Muhammad Isa Bustomi | Editor: Ihsanuddin, Irfan Maullana)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.