JAKARTA, KOMPAS.com - Praktik jual video gay anak atau video gay kid (VGK) di media sosial harus diusut tuntas. Hal ini diperlukan agar anak-anak yang diduga menjadi korban bisa ditangani dan terpenuhi haknya.
Deputi Perlindungan Khusus Anak, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), Nahar mengatakan, hak anak harus diperhatikan secara serius.
Para korban perlu mendapatkan pembinaan, pendampingan, hingga pemulihan sosial baik secara fisik maupun psikologinya.
"Ini dari sisi perlindungan khusus anaknya ya. Langkah ini harus dilakukan baik oleh Pemerintah Pusat, maupun Pemerintah Daerah," ujar Nahar, dikutip Jumat (28/7/2023).
Baca juga: KemenPPPA: Praktik Jual Beli Video Gay Anak Begitu Kompleks, Harus Dicegah
Dalam pelaksanaannya, diperlukan keterlibatan lintas sektoral mulai dari Kementerian Sosial, Kementerian Agama, hingga Kementerian Kesehatan.
Di samping itu, penegakan hukum untuk praktik jual beli video gay anak juga harus dijalankan oleh aparat.
"Kalau penegakan hukumnya, kami mengatur dengan sanksi pidana, ada Undang-Undang Perlindungan Anak, Informasi dan Transaksi Elektronik, Pornografi," kata Nahar.
Langkah-langkah itu diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 78 Tahun 2021, tentang Perlindungan Khusus Anak yang teken Presiden RI Joko Widodo.
"Mandat itu diberikan ke lembaga-lembaga tadi," jelas Nahar.
Baca juga: Jual Beli Video Gay Anak Bisa Masuk Sejumlah Tindak Pidana, Pelaku Dapat Dijerat Pasal Berlapis
"Agar bisa ditangani dengan sebaik-baiknya melalui proses penegakan hukum, maupun pendampingan dalam proses pemulihan korbannya," pungkas Nahar.
Sebelumnya diberitakan, praktik jual video pornografi anak terjadi di media sosial. Secara spesifik, konten itu menampilkan aktivitas menyimpang antara anak laki-laki dengan pria dewasa.
Penelusuran Kompas.com, Jumat (28/7/2023), konten itu diistilahkan sebagai "VGK", singkatan dari video gay kid.
Promosinya dilakukan di sejumlah media sosial, misalnya Instagram dan Twitter.
Akun yang memperjualbelikan video gay anak mengunggah foto anak dan mendeskripsikan sosok maupun aktivitasnya.
Baca juga: Menelusuri Praktik Jual Beli Video Gay Anak di Media Sosial
Unggahan itu mayoritas mendapatkan komentar dari pengikut akun yang tertarik dengan video sang anak.