Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyesalan Korban Penipuan Loker di Ruko Bekasi karena Tak Sadar Ada Kejanggalan Sejak Awal

Kompas.com - 30/07/2023, 11:30 WIB
Larissa Huda

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Kisah pemuda bernama Gira (22) yang diselamatkan pengemudi ojek online (ojol) bernama Ahmad (26) menjadi perbincangan beberapa hari terakhir ini.

Adapun Gira diduga nyaris tertipu perusahaan lowongan kerja (loker) bodong di kawasan Kota Bekasi pada Selasa (25/7/2023). Kisah ini Ahmad melalui akun Instagram @gojek24jam.

Kendati telah berlalu, penipuan di ruko Grand Galaxy, Kota Bekasi, itu masih menyisakan penyesalan bagi Gira. Pasalnya, hari itu ia sangat antusias menerima panggilan kerja tersebut.

Baca juga: Hilang Jejak Penipuan Berkedok Loker di Ruko Bekasi, padahal Modusnya Sudah Jadi Rahasia Umum

"Saya sedih banget tahu karena sudah berniat mau kerja. Saat itu kan bebas mau datang jam berapa saja, tapi saya memutuskan datang lebih pagi," Gira dikutip dari kepada TribunJakarta.com, Sabtu (29/7/2023).

Penyesalan Gilang ikut bersahutan dengan rasa sedihnya. Gira mengaku seharusnya sejak awal ia sudah menaruh curiga ketika jam kedatangan untuk interview tidak ditentukan.

"Ya, dibebaskan (datang) antara jam 07.00 - 13.00. Itu saja sudah janggal karena katanya ada tes psikotes. Tapi, kenapa enggak datang serentak semua coba?" ucap

Begitu tiba di lokasi inilah kecurigaannya mulai bermunculan. Ia menyatakan tak ada interview kerja hingga psikotes seperti yang disebutkan sebelumnya.

Baca juga: Usut Kasus Ruko Tempat Penipuan Loker, Satpol PP Kota Bekasi Bakal Gandeng Disnaker

Gira mengaku hanya ditanya mengenai nama, alamat tempat tinggal saja. Kemudian berakhir dengan permintaan sejumlah uang dengan dalih untuk pelatihan.

Ungkap kejanggalan

Kisah ini berawal ketika Gira melamar pekerjaan melalui aplikasi pencari kerja online. Ia kemudian menerima pesan undangan dari perseroan terbatas (PT) yang berbeda lamarannya.

"Nama PT di aplikasi Jobstreet dengan di undangan berbeda. Pas pertama saya lamar itu kan namanya Mutiara Logistik, yang di undangan ini Jedeco Manufakturing Otomotif gitu," ujar Gira kepada Kompas.com, Jumat (28/7/2023).

Awalnya Gira tak yakin melamar di PT itu. Namun, di satu sisi, ia melihat deskripsi pekerjaan dalam undangan persis dengan PT yang dia lamar melalui aplikasi pencari kerja online.

Baca juga: Ditahan di Ruko, Korban Loker Palsu yang Diselamatkan Ojol di Bekasi Dimintai Uang “Pelatihan”

Gira melihat gaji, kriteria usia, dan ketentuan lain yang ditawarkan juga persis dengan PT yang dia lamar.

"Saya cek lagi di Jobstreet, perasaan saya enggak pernah daftar di Jedeco ini. Tapi pas lihat dari undangannya kayak kriteria ini, itu, kok sama dengan Mutiara Logistik," kata Gira.

Karena itu, Gira datang ke lokasi yang tertera dalam undangan, yakni ruko di Grand Galaxy, Kota Bekasi, yang diduga merupakan kantor perusahaan tersebut.

Sampai di sana, ia merasa ada banyak kejanggalan, di antaranya soal durasi wawancara, tak ada psikotes, dan penempatan wilayah kerja.

Baca juga: Kisah Korban Penipuan Kerja di Bekasi, Dipaksa Bayar Uang Pelatihan lalu Kabur Diselamatkan Ojol...

Gira mengatakan, durasi wawancara sangat singkat, tidak selayaknya wawancara kerja yang menanyakan beberapa hal.

"Pas sudah sampai di sana, banyak banget kejanggalan. Katanya bakal ada proses psikotes, interview, dan penempatan wilayah kerja. Faktanya enggak ada psikotes sama sekali," kata Gira.

Dipaksa bayar

Pihak perusahaan tiba-tiba meminta Gira menyerahkan sejumlah uang dengan dalih untuk pelatihan yang tidak dijelaskan secara detail.

Awalnya Gira menolak. Namun, dia dipaksa oleh orang di perusahaan diduga bodong itu hingga akhirnya membayar uang muka atau down payment (DP).

Baca juga: Ojol Bantu Penumpang Kabur dari Ruko Penipuan Kerja di Bekasi, Beri Saran Minta Izin ke Toilet

"Aku coba dulu saja kan nominal Rp 350.000. Eh, terus disuruh menghadap ke bos lantai tiga," ucap Gira.

Orang yang disebut sebagai bos itu memberikan penjelasan dan mewajibkan pelamar menandatangani surat di atas meterai.

"Aku teliti dan baca surat itu, sampai aku bilang aku belum bisa tanda tangan, aku alibinya uangnya baru ada besok atau lusa," kata Gira.

Namun, orang itu tetap memaksa Gira untuk membayar saat itu juga dengan cara apa pun, termasuk meminjam kepada siapa pun.

Baca juga: Keberanian Ojol Bantu Penumpang Kabur dari Ruko Penipuan Kerja di Bekasi

Sadar bahwa surat itu bukan kontrak kerja, Gira berniat untuk tidak melanjutkan lamarannya. Ia pun berupaya kabur dengan menyampaikan beberapa alasan.

Saat itu, Gira memesan jasa ojek online (ojol). Ia kemudian meminta driver Ahmad untuk menjemputnya di ruko tersebut.

Gira juga menyampaikan beberapa pesan kepada Ahmad untuk membantunya melarikan diri dari ruko perusahaan diduga bodong itu.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Jadi Korban Penipuan Kerja di Bekasi, Gilang Sedih hingga Menyesal Tak Sadar Ada yang Janggal.

 

(Penulis : Muhammad Isa Bustomi, Nur Indah Farrah Audina (TribunJakarta.com) | Editor: Nursita Sari, Acos Abdul Qodir (TribunJakarta.com))

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

BPBD DKI Siapkan Pompa 'Mobile' untuk Antisipasi Banjir Rob di Pesisir Jakarta

BPBD DKI Siapkan Pompa "Mobile" untuk Antisipasi Banjir Rob di Pesisir Jakarta

Megapolitan
Ini 9 Wilayah di Pesisir Jakarta yang Berpotensi Banjir Rob hingga 29 Mei 2024

Ini 9 Wilayah di Pesisir Jakarta yang Berpotensi Banjir Rob hingga 29 Mei 2024

Megapolitan
Komplotan Maling Gasak Rp 20 Juta dari Kios BRILink di Bekasi

Komplotan Maling Gasak Rp 20 Juta dari Kios BRILink di Bekasi

Megapolitan
Supirnya Mengantuk, Angkot Tabrak Truk Sampah di Bogor

Supirnya Mengantuk, Angkot Tabrak Truk Sampah di Bogor

Megapolitan
KPAI: Banyak Program Pemerintah yang Belum Efektif Cegah Kekerasan Seksual pada Anak

KPAI: Banyak Program Pemerintah yang Belum Efektif Cegah Kekerasan Seksual pada Anak

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Penusuk Lansia di Kebon Jeruk

Polisi Kantongi Identitas Penusuk Lansia di Kebon Jeruk

Megapolitan
KPAI: Kekerasan Seksual pada Anak Bisa Dicegah lewat Pola Pengasuhan yang Adaptif

KPAI: Kekerasan Seksual pada Anak Bisa Dicegah lewat Pola Pengasuhan yang Adaptif

Megapolitan
Pengamat: Kalau Dukungan Dananya Besar, Peluang Kaesang Menang pada Pilkada Bekasi Tinggi

Pengamat: Kalau Dukungan Dananya Besar, Peluang Kaesang Menang pada Pilkada Bekasi Tinggi

Megapolitan
Polisi Tangkap 6 Remaja yang Terlibat Tawuran di Sawah Besar

Polisi Tangkap 6 Remaja yang Terlibat Tawuran di Sawah Besar

Megapolitan
Rubicon Mario Dandy Tak Dilirik Pembeli, Mobil Akan Dilelang Lagi dengan Harga yang Telah Dikorting

Rubicon Mario Dandy Tak Dilirik Pembeli, Mobil Akan Dilelang Lagi dengan Harga yang Telah Dikorting

Megapolitan
Siap Bertarung dengan Benyamin-Pilar pada Pilkada Tangsel, Gerindra: Kami Punya Sejarah, Selalu Melawan Petahana

Siap Bertarung dengan Benyamin-Pilar pada Pilkada Tangsel, Gerindra: Kami Punya Sejarah, Selalu Melawan Petahana

Megapolitan
Gerindra Bakal Pertimbangkan Marshel Widianto Maju Pilkada Tangsel 2024

Gerindra Bakal Pertimbangkan Marshel Widianto Maju Pilkada Tangsel 2024

Megapolitan
Kekerasan Seksual terhadap Anak Naik 60 Persen, KPAI Ungkap Penyebabnya

Kekerasan Seksual terhadap Anak Naik 60 Persen, KPAI Ungkap Penyebabnya

Megapolitan
Gerindra Kantongi 7 Nama Kader Internal untuk Pilkada Tangsel, Tak Ada Komika Marshel Widianto

Gerindra Kantongi 7 Nama Kader Internal untuk Pilkada Tangsel, Tak Ada Komika Marshel Widianto

Megapolitan
Kaesang Dinilai Tak Cocok Jadi Cawalkot Bekasi karena Tak Lahir dan Besar di Bekasi

Kaesang Dinilai Tak Cocok Jadi Cawalkot Bekasi karena Tak Lahir dan Besar di Bekasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com