JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta didesak mempercepat proses pemindahan kabel jaringan utilitas di Ibu Kota ke bawah tanah.
Pengamat tata kota Nirwono Yoga mengatakan, pemindahan jaringan kabel utilitas ke bawah tanah atau trotoar jalan saat ini semakin mendesak.
Hal ini diperlukan guna mencegah kasus kecelakaan lalu lintas akibat pengendara terjerat kabel menjuntai di jalan raya kembali terulang.
"Kasus terjeratnya leher warga oleh kabel fiber optik harus menjadi momentum Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mempercepat pemindahan seluruh sarana jaringan utilitas terpadu (SJUT) ke bawah tanah atau trotoar," kata Nirwono saat dihubungi, Selasa (1/8/2023).
Baca juga: Kasus Kecelakaan Akibat Kabel Melintang, Pemprov DKI Tak Boleh Lepas Tangan!
Nirwono berpandangan, percepatan pemindahan jaringan kabel utilitas ke bawah tanah dapat dimulai dengan mengesahkan peraturan daerah (perda) tentang SJUT.
"Agar pelaksanaan pemindahan jaringan utilitas ke bawah tanah/trotoar bersamaan dengan kegiatan revitalisasi trotoar yang tengah dilaksanakan Dinas Bina Marga DKI, dapat dipercepat," kata Nirwono.
Dia menambahkan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta harus berani bertanggung jawab atas keamanan dan keselamatan warganya di ruang publik.
Baca juga: Pengamat: Mahasiswa yang Terjerat Kabel Optik Bisa Tuntut Pemprov DKI karena Lalai
Untuk diketahui, kabel melintang di tengah jalan mencelakakan seorang mahasiswa yang sedang melintas, Sultan Rif'at Alfatih, Januari lalu.
Akibat insiden tersebut, pria berusia 20 tahun itu kini tidak bisa hidup normal.
Ayah Sultan, Fatih, mengungkapkan, musibah yang dialami anaknya terjadi di Jalan Pangeran Antasari, Cilandak, Jakarta Selatan, pada 5 Januari 2023.
Saat itu, Fatih menyebut putranya sedang menghabiskan waktu libur semester kuliah.
"Anak saya dari Pacitan itu mau main sama teman SMA-nya sekitar pukul 22.00 WIB," kata Fatih.
Baca juga: Dari Gubernur ke Gubernur, Perkara Kabel Semrawut di Jakarta Tak Pernah Tuntas
Dari kediamannya di bilangan Bintaro, Sultan bersama beberapa teman SMA-nya mengemudikan kendaraan roda dua ke arah Jalan TB Simatupang, lalu belok kiri ke Jalan Pangeran Antasari.
Setelah Sultan menyusuri Jalan Pangeran Antasari sejauh satu kilometer, tiba-tiba mobil jenis SUV berhenti di depan motor korban.
Mobil itu berhenti karena ada kabel fiber optik yang melintang di tengah jalan. Sopir SUV yang bergerak perlahan untuk melewati kabel yang menjuntai diduga salah perhitungan.