DEPOK, KOMPAS.com - Komunitas Nol Sampah tidak menyetujui rencana pembangunan tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) di Kota Depok, Jawa Barat.
Sebab, tempat penghasil refuse-derived fuel (RDF) itu disebut bakal menghasilkan zat sisa beracun, dioksin dan furan.
"Sangat tidak setuju karena justru akan menghasilkan dampak dan bahaya baru," ungkap Pendiri Komunitas Nol Sampah Hermawan Some, melalui sambungan telepon, Selasa (1/8/2023).
Baca juga: Polusi yang Dihasilkan TPST Depok Diyakini Bakal Berimbas ke Masyarakat Sekitar
"Prosesnya (pembuatan RDF) diduga akan menghasilkan dioksin dan furan," lanjut dia.
Untuk diketahui, dioksin dan furan adalah zat sisa beracun. Zat ini muncul dari proses pembakaran limbah domestik, limbah daur ulang, limbah medis, dan lainnya.
Selain itu, menurut Hermawan, sampah yang dibakar untuk menjadi RDF juga bisa menjadi abu.
Abu itu lantas diyakini bisa mencemari udara serta air tanah.
Ia mencontohkan, TPST di Depok mengolah 100 ton sampah menjadi RDF.
Abu yang dihasilkan 100 ton sampah itu berjumlah 10 persennya atau sekitar 10 ton.
"Nanti abu hasil pembakarannya mau dikemanakan? Pasti 10 persen hasilnya abu. Misal, bakarnya 100 ton (sampah), berarti akan ada 10 ton abu," ucap dia.
Baca juga: Sebut TPST di Depok Akan Cemari Lingkungan, Komunitas: Pasti Ada Polusi Udara dan Air Tanah
Untuk diketahui, pihak yang akan membangun TPST di Depok adalah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
TPST ini tepatnya bakal terinstal di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung, Depok.
Proses awal pembangunan dimulai dari pembuatan detail engineering design (DED).
Setelah itu, dilanjutkan pelelangan jasa konstruksi pembangunan TPST.
Proses lelang jasa konstruksi itu akan rampung pada akhir 2023.
Dengan demikian, pelaksanaan pembangunan konstruksi TPST akan berlangsung pada 2024.
Pembangunan konstruksi TPST akan berlangsung selama setahun.
Baca juga: TPST Dinilai Bukan Solusi Tepat Atasi Masalah Sampah di Depok, Malah Timbulkan Pencemaran
Berdasarkan lini waktu tersebut, TPST di TPA Cipayung bakal beroperasi pada 2025.
TPST itu nantinya mengolah 300 ton sampah per hari.
RDF yang dihasilkan sekitar 53 persen dari 300 ton sampah yang diolah atau setara dengan 159 ton.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.