Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Ketika Daulat Gagal Melindungi Rakyatnya dari Jeratan Kabel

Kompas.com - 02/08/2023, 06:19 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Kalau perlu, penjabat gubernur harus mencopot kepala dinas yang bertanggungjawab dan menggantinya dengan pejabat lain yang bisa bekerja.

Pihak perusahaan yang memasang kabel fiber optik dalam hal ini sub kontraktor atau perusahaan yang mengelola kabel fiber optik harus bertanggung jawab atas kelalaian dalam menjalankan tugas mereka dengan benar.

Kesan kerja asal-asalan dan teledor begitu kentara dalam kasus kabel fiber optik yang menjuntai di Jalan Pangeran Antasari.

Parlemen harus bertindak

Mencermati sikap anggota Dewan di DPRD DKI Jakarta, saya mencatat hanya dari beberapa fraksi saja yang kritis atas musibah yang menimpa Sultan Rifat Alfatih.

Mungkin kasus yang menimpa Sultan Rifat ini terlambat viral karena kejadiannya pada Januari 2023, tetapi baru mencuat Juli 2023, sehingga politisi “terlambat panas". Biasanya anggota Dewan begitu sigap bersuara jika ada kejadian yang viral di media sosial.

Politisi Kebon Sirih (meminjam nama lokasi Gedung DPRD DKI bersemayam) harus menggunakan hak politiknya untuk meminta pertanggungjawaban Pemprov DKI Jakarta.

Persoalan ketidakberesan utilitas di Jakarta bukan hanya sekarang, tetapi berlangsung abadi dari masa ke masa.

Saat menggelar gelaran lomba balap formula mobil listrik, sebagian pihak merasa bangga dan jumawa akan keberhasilan penyelenggaraan di Jakarta.

Ketika Jakarta ditunjuk menjadi tempat penyelenggaraan konser Coldplay, publik begitu mudah terpesona.

Namun saat ada warga mengalami kejadian fatal karena ketidakbecusan aparat Pemda DKI, kita harusnya kompak bersatu menggugat malfungsi yang dilakukan aparat.

Momentum pembentukkan panitia khusus harus disegerakan oleh DPRD DKI Jakarta untuk mengoreksi sekaligus mengevaluasi kinerja penjabat gubernur, apakah memang layak atau tidak mengurus Ibu Kota.

Jika tidak, maka langkah sebagian warga yang akan melakukan gugatan class action terhadap kelalaian Pemprov DKI akan menjadi penguat kalau politisi Kebon Sirih tidak responsif dengan aspirasi warga.

Belum ada anggota Dewan yang berkunjung ke rumah korban, walau berdomisili di Bintaro di luar Jakarta “coret”. Tempat kejadian perkara yang berada di Jakarta tentunya kudu menjadi pertimbangan anggota Dewan.

Pamor DPRD DKI Jakarta kini dalam ujian setelah salah anggotanya ketahuan bermain “slot” judi, walau yang diakuinya hanya permainan Crush Candy saat menunggu rapat paripurna dimulai.

Pansus soal ketidakberesan utilitas tidak sekadar langkah politik belaka, tetapi mendudukkan fungsi pamong dalam bekerja melayani warganya.

Saya risau dan khawatir, jika daulat sudah tidak bisa melindungi warganya dari ancaman kabel, galian tanah, banjir, kemacetan, kriminalitas dan kepengapan warga atas masalah-masalah sosial, maka jangan-jangan di semua persoalan daulat memang tidak peduli dengan rakyatnya.

Daulat sibuk dengan urusan jabatan, rakyat sibuk berjibaku menghindar kabel yang berserakkan di rimba raya.

Aneka kabel menjuntai, galian tanah di mana-mana.
Banjir mengancam, polusi semakin menggila
Copet merajalela, kemacetan dimana-mana
Kemana gerangan daulat berada?
Bisa jadi daulat sedang sibuk memikir jabatan
Sementara rakyat dibiarkan celaka menghadapi maut

(“Bopeng Jakarta Dibilang Bagus” – Ari Junaedi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com