Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesaksian Dokter Forensik Otopsi Korban Wowon dkk: Temukan Zat Pestisida dalam Lambung

Kompas.com - 02/08/2023, 10:27 WIB
Firda Janati,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Sidang kasus serial killer Wowon dkk menghadirkan dua dokter forensik sebagai saksi yang digelar di Pengadilan Negeri (PN) Bekasi, Selasa (1/8/2023).

Mereka adalah dokter forensik RS Polri Kramatjati Arfiani Ika dan Farah Primadani Kaurow, yang mengotopsi tiga jenazah korban Wowon dkk.

Arfiani mengotopsi dua jenazah Ridwan Abdul Muiz (23) dan Muhammad Riswandi (17), sedangkan Farah mengotopsi jenazah Ai Maimunah (40).

Ketiga jasad itu diracuni oleh terdakwa Wowon Erawan, Solihin, dan Dede Solehudin, di sebuah rumah kontrakan di Bekasi, pada Januari 2023.

Baca juga: Duloh Ungkap Kronologi Pembunuhan Terhadap Anak Kandung Wowon: Dicekik dan Dibekap

Di depan Majelis Hakim, Arfiani dan Farah menjelaskan hasil penemuan dari otopsi ketiga jenazah:

Kekurangan oksigen

Arfiani Ika menemukan tanda-tanda kekurangan oksigen saat melakukan otopsi terhadap dua jenazah Ridwan dan Riswandi.

"Ditemukan tanda-tanda kekurangan oksigen, sama seperti almarhumah (Ai Maimunah). Itu jaringan kulit berwarna ungu, lehernya tampak lebih gelap, seperti itu," kata Arfiani.

Sementara itu, lanjut Arfiani, wajah dari jenazah Ridwan juga sudah tampak gelap. Begitu juga dengan korban lainnya.

Dari hasil pemeriksaan mendalam Arfiani dan tim dokter umum forensik, korban Ridwan tidak menderita penyakit apa pun.

Zat pestisida merusak lambung

Selain perubahan jaringan warna kulit serta tanda kekurangan oksigen, Arfiani dan Farah juga menemukan kandungan senyawa Aldikarb dan kafein dalam lambung korban.

"Kami sudah berkoordinasi dengan dokter umum forensik dan sama hasilnya kami juga mendapatkan bahwa didapatkan kandungan Aldikarb dan kafein pada sampel lambung korban," jelasnya.

Baca juga: Sekeluarga di Bantargebang Diracun Pakai Pestisida dan Racun Tikus

Akibat zat pestisida itu, lambung ketiga korban mengalami kerusakan. Kerongkongan dan saluran usus juga berwarna kemerahan menuju hitam.

"Pertama, langsung mengecek pencernaan dari kerongkongan sampai usus salurannya itu warna merah kehitaman, jadi rusak. Untuk lambung juga, karena setelah kami ambil sampel, cairannya berwarna hitam pekat," tutur Arfiani.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Megapolitan
Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Megapolitan
KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

Megapolitan
BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

Megapolitan
Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Megapolitan
Bus Transjakarta Bisa Dilacak 'Real Time' di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Bus Transjakarta Bisa Dilacak "Real Time" di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Megapolitan
Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Megapolitan
Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Megapolitan
KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Megapolitan
Pabrik Narkoba di Bogor Terbongkar, Polisi Klaim 'Selamatkan' 830.000 Jiwa

Pabrik Narkoba di Bogor Terbongkar, Polisi Klaim "Selamatkan" 830.000 Jiwa

Megapolitan
Siasat Pabrik Narkoba di Bogor Beroperasi: Kamuflase Jadi Bengkel, Ruangan Pakai Peredam

Siasat Pabrik Narkoba di Bogor Beroperasi: Kamuflase Jadi Bengkel, Ruangan Pakai Peredam

Megapolitan
Ratusan Sekuriti Geruduk Kampung Susun Bayam, Perintahkan Warga Segera Pergi

Ratusan Sekuriti Geruduk Kampung Susun Bayam, Perintahkan Warga Segera Pergi

Megapolitan
Lima Tahun Berlalu, Polisi Periksa 5 Terduga Pelaku Penusukan Noven Siswi SMK Bogor

Lima Tahun Berlalu, Polisi Periksa 5 Terduga Pelaku Penusukan Noven Siswi SMK Bogor

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Sudah Mundur dari Staf Kelurahan sejak 2021

Pemerkosa Remaja di Tangsel Sudah Mundur dari Staf Kelurahan sejak 2021

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com