Indikasi kerusakan itu terjadi karena adanya senyawa kimia yang bersifat merusak bagian dalam tubuh, termasuk kerongkongan.
"Iya dari kerongkongan itu rusak, selaput lendir itu, dinding bagian dalam sesuai gambaran ada senyawa kimia yang sifatnya merusak saluran," ujarnya.
Sebabkan kematian
Arfiani mengatakan, zat pestisida tersebut memang mengganggu sistem pernapasan. senyawa kimia tersebut dapat berakibat fatal jika tertelan melebihi kadar di atas 0,5 persen.
"Aldicarb di atas 0,5 itu udah bersifat fatal, jadi memang sangat bergantung sekali terhadap seberapa banyak besarnya racun tersebut masuk ke dalam tubuh," ujar dia.
Kelebihan aldicarb di atas batas wajar dapat langsung mengakibatkan kematian.
"Kalau terapinya itu cepat, mungkin bisa terselamatkan. Kalau lebih tinggi dari batas amannya, itu bisa menimbulkan kematian segera," sebut dia.
Baca juga: Mulut Korban Berbusa dan Napas Cepat, Dokter Langsung Curiga Anak-Istri Wowon Keracunan
Berdasarkan hasil pemeriksaan otopsi tersebut, Farah dan Arfiani bisa menyebut kematian korban karena diracun zat pestisida.
Sebab, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan berakibat fatal yang menyebabkan kematian dalam tubuh ketiga korban.
"Iya (penyebab kematian karena racun), untuk jenazah tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Memang hasil lapornya dan kafein, kafein senyawa normal yang ada di kopi ya, jadi bisa diminum bercampur dengan kopi itu bisa," ujar Farah dan Arfiani.
Terungkapnya pembunuhan berantai
Para korban di Bekasi diracun karena mengetahui penipuan dan pembunuhan yang sebelumnya dilakukan Wowon, Dede, dan Solihin di Cianjur.
Dalam aksinya, para pelaku mencampurkan pestisida dan racun tikus ke dalam kopi. Tiga korban tewas akibat mengonsumsi kopi beracun itu, yakni Ai Maimunah (40), Ridwan Abdul Muiz (23), dan Muhammad Riswandi (17).
Ai Maimunah merupakan istri Wowon, sedangkan dua korban tewas lain adalah anak Ai Maimunah dengan mantan suaminya.
Sementara itu, satu korban berinisial NR (5) yang sempat kritis adalah anak kandung Wowon dan Ai Maimunah.