Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pancing Protes dan Kecemasan, Kabel Semrawut di Guru Mughni Akhirnya Ditata

Kompas.com - 09/08/2023, 09:18 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Untaian kabel listrik tampak semrawut dan melintang di sepanjang Jalan Guru Mughni, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan.

Pantauan Kompas.com pada Selasa (8/8/2023), hampir setiap lima meter sekali di sepanjang jalan yang menghubungkan Kelurahan Kuningan Timur dan Kelurahan Karet Semanggi ditemukan tiang listrik miring dengan untaian kabel kusut.

Selain itu, kabel-kabel yang melintang di Jalan Guru Mughni pun cukup memusingkan karena tumpang tindih dengan gulungan kabel lainnya.

Padahal, kawasan ini masih satu area dengan gedung-gedung pencakar langit di kawasan elite Mega Kuningan yang untaian kabelnya bisa dihitung jari.

Baca juga: Semrawutnya Juntaian Kabel di Tengah Kawasan Perkantoran Mega Kuningan

Warga protes

Keberadaan kabel-kabel kusut yang sudah menahun itu menuai protes warga sekitar yang merasa terancam.

Mereka menilai untaian kabel semrawut berpotensi menyebabkan kecelakaan pejalan kaki. Sebab, tidak sedikit kabel-kabel yang menggantung begitu saja hingga menyentuh permukaan trotoar. Bahkan, ada pula kabel yang sudah menganga.

"Bukan soal estetika lagi. Lebih ke mengancam nyawa. Enggak tahu kan ya itu kabel masih hidup apa enggak. Cuma posisi kebuka ngadep ke aku depan mata kan serem ya," ujar salah satu pejalan kaki bernama Christoper (25) kepada Kompas.com di lokasi, Selasa (8/8/2023).

Baca juga: Kabel Semrawut di Sepanjang Setiabudi, Warga: Takut, Mengancam Nyawa Itu

Belum lagi, lanjut dia, proyek pembangunan cukup sering di kawasan itu. Sehingga banyak truk yang mondar-mandir mengantar bahan bangunan dan dikhawatirkan tersangkut kabel-kabel semrawut.

"(Khawatir) lebih ke kabel kacau dan banyak truk super gede lewat karena ada proyek," tutur Christopher lagi.

Rasa khawatir akan kabel-kabel kusut ini juga disampaikan dua lansia bernama Mulyana (62) dan Hamdah (60), yang tinggal di Jalan Guru Mughni.

Mereka takut tersandung kabel saat jalan di trotoar. Belum lagi, ketika ada yang membakar sampah, api bisa saja tepercik mengenai bagian kabel yang terbuka.

"Makanya kalau ada nabun (bakar sampah) takutnya kebakar. Apalagi ini kan musim panas, takutnya kalau nabun, besar apinya kan ngeri. Kita sih enggak pernah nabun. Cuma tetangga yang deket rumah kalau nabun kan takut," tutur Mulyana.

Minta segera dibereskan

Khawatir akan dampaknya di kemudian hari, warga pun meminta kabel-kabel semrawut yang melintang sepanjang Jalan Guru Mughni, wilayah perkantoran Mega Kuningan, segera dirapikan.

Belum lagi, kabel berantakan tersebut juga dinilai mengganggu pemandangan.

Baca juga: Kabel Semrawut di Setiabudi Sudah Menahun, Warga: Depan Rumah Jadi Jelek, Tolong Rapikan

"Nih kabel-kabel internet nih, kabel ini, kabel itu. Tolong dong ke atasin, dirapiin, kan kayak gini depan rumah saya jadi jelek. Masa kabelnya gitu sih," celetuk Hamdah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com