JAKARTA, KOMPAS.com - Massa buruh menuntut kedaulatan pangan dan tak lagi impor bahan baku pangan untuk memenuhi kebutuhan.
Apabila tuntutan ini tak dikabulkan, mereka mengancam akan mogok massal nasional.
"Tentunya kami mengharapkan kedaulatan pangan, tidak lagi impor. Ini menjelang Pemilu semua impor karena ada komisi," kata Presiden Partai Buruh Said Iqbal kepada wartawan di kawasan Patung Kuda Arjuna Wijaya, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (9/8/2023).
Said menyebut partai dan organisasi buruh, serta pekerja lainnya, telah mempersiapkan agenda mogok massal nasional.
Baca juga: Massa Buruh Demo di Patung Kuda, Ini Enam Tuntutannya
Jika mogok nasional terjadi, maka lima juta buruh seluruh Indonesia, termasuk 100.000 pabrik serta pelabuhan dan bandara, akan setop bekerja maupun produksi.
"Partai Buruh harus berjuang terus dan mempersiapkan mogok nasional bilamana enam tuntutan itu tak dikabulkan!" seru Said.
Sebelumnya diberitakan, ribuan buruh menggaungkan enam tuntutan dalam demo itu.
Pertama, menuntut agar pemerintah mencabut UU Omnibus Law Ciptaker, lalu menaikkan upah minimum buruh sebesar 15 persen pada 2024, kemudian mencabut presidential threshold dari 20 persen menjadi 0 persen.
Baca juga: Buruh Ancam Mogok Nasional, Said Iqbal: 5 Juta Orang Akan Setop Produksi
Selanjutnya, menuntut Pemerintah untuk merevisi parlementary threshold menjadi empat persen dari total jumlah kursi DPR RI, lalu mencabut UU Kesehatan, serta mewujudkan jaminan sosial JS3H, reforma agraria, kedaulatan pangan, dan RUU PPRT.
"Enam isu ini dibawa serentak dan akan aksi terus-menerus!" seru Said.
Adapun partisipan demo ini, yaitu empat Konfederasi Serikat Buruh, 60 Federasi Pekerja Nasional, Serikat Petani Indonesia, Urban Konsorsium, Jala Pembantu Rumah Tangga (PRT), Buruh Migran, Organisasi Perempuan Percaya, dan lainnya.
Pantauan Kompas.com, orasi masih berlangsung hingga pukul 14.30 WIB. Para buruh berorasi sambil diselingi menyanyikan lagu wajib nasional seperti "Halo-halo Bandung".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.