Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dendam Antarsekolah Membawa Petaka, Pelajar SMA Tega Siram Siswa SMK Lain Pakai Air Keras

Kompas.com - 13/08/2023, 15:15 WIB
Larissa Huda

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang siswa sekolah menengah kejuruan (SMK) berinisial MA (16), disiram air keras pada Selasa (8/8/2023), lalu.

MA disiram ketika tengah melintas di Jalan Pisangan Lama III, Pisangan Timur, Pulogadung, Jakarta Timur. Sore itu, MA hendak mengantarkan temannya pulang ke rumah.

Namun, ketika berpapasan dengan sekelompok remaja lain yang tengah mengendari sepeda motor dari arah berlawanan, MA tiba-tiba disiram air keras.

Baca juga: Ungkap Motif Remaja Siram Air Keras ke Pelajar di Pulogadung, Polisi: Dendam Antar-sekolah

Adapun pelaku berinisial ABH kini sudah ditangkap Kepolisian Resor (Polres) Metro Jakarta Timur, Minggu (13/8/2023).

Dendam antarsekolah

Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (Kanit PPA) Polres Metro Jakarta Timur Inspektur Satu (Iptu) Sri Yatmini berujar, perbuatan pelaku disebabkan dendam antarsekolah.

Sri mengatakan, ABH menyiramkan air keras karena dendam terhadap siswa di sekolah korban. "Pengakuan ABH, mereka sudah ada dendam antar-sekolah," kata Sri, Minggu.

Air keras itu dibawa oleh ABH saat ia dan temannya berboncengan tiga di jalan tersebut. Saat itu, ABH berpapasan dengan MA lalu menyiramkan air keras.

Baca juga: Polisi Sebut Teman Penyiram Air Keras di Pulogadung Tak Tahu Niat Pelaku

Peristiwa ini menyebabkan wajah MA melepuh. Seorang ibu dan anak di lokasi kejadian juga turut terkena cipratan air keras.

Saksi klaim tak tahu niat pelaku

Polisi menyebutkan, teman penyiram air keras di Pulogadung, Jakarta Timur, sedari awal tak mengetahui niat pelaku berinisial ABH akan menyiramkan air keras.

"Satu anak saksi (A) tidak mengetahui apabila ABH ingin melakukan hal tersebut," tambah Sri.

Adapun ABH berboncengan tiga dengan A. Polisi saat ini masih mencari satu orang saksi, yakni remaja yang membonceng ABH dan H saat kejadian.

Baca juga: Derita Pelajar SMK yang Semangat Baru Masuk Sekolah tapi Disiram Air Keras, Masih Sulit Melihat dan Bicara

Sri mengatakan, polisi sudah berkoordinasi dengan kepala sekolah dari korban dan pelaku untuk menghadirkan semua saksi.

"Kepala sekolah berjanji akan menghadirkan anak tersebut dan semuanya anak pelaku, anak korban, dan anak saksi semuanya," kata dia.

Kondisi korban

Kondisi wajah MA usai disiram air keras cukup memprihatinkan pada hari kejadian. Rudiati (52), ibu korban, mengungkapkan wajah anaknya itu merah dan bengkak.

"Keadaan mukanya merah, bengkak, dan matanya enggak bisa melihat karena bengkak," ucap Rudiati di kediamannya, Jumat (11/8/2023).

Baca juga: Ingin Penyiram Air Keras di Pulogadung Ditangkap, Ibu Korban: Jangan Sok Jagoan, Setop Sampai di Sini!

Halaman:


Terkini Lainnya

Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung 'Political Will' Heru Budi

Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung "Political Will" Heru Budi

Megapolitan
Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Megapolitan
Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Megapolitan
Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com