Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantahan "Content Creator" yang Nyaris Diamuk Massa soal Dugaan Bentak Anak Kecil, Sebut Warga dan Ojol Salah Paham

Kompas.com - 17/08/2023, 16:43 WIB
Abdul Haris Maulana

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Laurendra Hutagalung, content creator yang nyaris diamuk massa di wilayah Tebet, Jakarta Selatan, pada Selasa (15/8/2023) malam, buka suara soal ia dan timnya diduga membentak anak kecil saat membuat konten menegur pengendara lawan arah.

Berbeda dengan narasi yang diberitakan sejumlah media, Laurendra mengaku bahwa ia maupun timnya sama sekali tidak membentak anak kecil.

Debat dengan pengacara

Menurut Laurendra, kejadian yang menyebut ia dan timnya diduga membentak anak kecil merupakan hal yang disalahpahami oleh warga dan pengemudi ojek online (ojol).

Baca juga: Content Creator yang Nyaris Diamuk Massa di Tebet Bantah Bentak Anak Kecil

Laurendra mengungkapkan, kejadian ia dan timnya diduga membentak anak kecil bermula saat terjadi perdebatan dengan oknum pengacara yang berkendara lawan arah.

"Mengenai teriakan ke anak kecil, ada salah satu pelawan arah dan ternyata dia adalah oknum pengacara. Dia bilang 'secara hukum saya tahu, enggak ada standing legal kalian di sini, saya mau lewat saya warga di sini'," ungkap Laurendra dalam video yang ia bagikan di akun Instagram miliknya @laurend_lee_, dikutip Kompas.com, Kamis (17/8/2023).

Saat itu, oknum pengacara itu tengah membonceng anak dan istrinya. Ia tak mau putar balik dan tetap ngotot untuk lawan arah sehingga sempat berdebat dengan content creator yang lain, yakni Helmi.

Helmi mengingatkan bahwasanya berkendara melawan arah merupakan perbuatan yang salah, tetapi si pengacara itu tetap bebal.

"Dan saya akhirnya masuk ikut membantu menenangkan biar enggak makin memanjang persoalannya. Saya mencoba berargumentasi secara persuasif," ujar Laurendra.

"(Laurendra bilang) 'Pak, bapak lawan arah. Justru bapak seorang pengacara, bapak kalau di posisi lawan arah ini artinya bapak sudah tahu dong (salah)," sambungnya.

Baca juga: Awal Mula Content Creator Nyaris Diamuk Massa di Tebet, Diduga Bentak Anak Kecil

Bukannya menurut, oknum pengacara itu tetap tak mau untuk putar balik dan ingin melawan arah.

Si oknum pengacara beralasan bahwa rumahnya tidak jauh dari lokasi ia diberhentikan untuk putar balik.

"Akhirnya ada nada-nada yang naik (suara meninggi). 'Diam-diam bentar', maksudnya dia (si pengacara) mau menjelaskan. Akhirnya Helmi pun ikut naik nada. Dan di situlah ditangkap oknum ojol dan warga seakan-akan secara tidak langsung membentak anak kecil, padahal bukan," ungkap Laurendra.

Lebih lanjut, Laurendra memastikan bahwa ia mempunyai bukti soal kejadian perdebatan antara si oknum pengacara dengan Helmi.

"Dan itulah yang terjadi. Kita bisa buktikan dengan video yang nanti akan kita keluarkan. Videonya ada secara utuh, percakapannya juga ada," tuturnya.

Bikin laporan ke polisi

Baca juga: Content Creator yang Nyaris Diamuk Massa di Tebet Bikin Laporan di Polres Jaksel

Usai dirinya nyaris diamuk massa, Laurendra membuat laporan di Polres Metro Jakarta Selatan.

Halaman:


Terkini Lainnya

Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan 'OTT'

Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan "OTT"

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Megapolitan
Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Megapolitan
Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com