Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Warga Rusun Marunda yang Anaknya Berulang Kali Gatal-gatal, Diduga akibat Debu Batu Bara

Kompas.com - 18/08/2023, 18:29 WIB
Baharudin Al Farisi,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Marunda bernama Novi (29) menceritakan kondisi anaknya, Nadira Anjani (2), yang diduga terpapar debu batu bara.

Novi mengatakan, mulanya kulit Nadira memerah di sejumlah titik. Ia menduga hal itu disebabkan oleh gigitan nyamuk atau semut.

"Tapi, kalau digigit nyamuk atau semut kan bentol, ini enggak. Kulit cuma merah saja. Tapi, besoknya langsung tumbuh kayak cairan gitu," kata Novi saat ditemui di Rusunawa Marunda Blok D3, Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, Jumat (18/8/2023).

Baca juga: Kondisi Warga Rusun Marunda yang Diduga Terpapar Debu Batu Bara, Kulit Berkoreng dan Kena ISPA

Cairan berisi nanah itu kemudian digaruk Nadira hingga akhirnya pecah.

"Nah, dia setelahnya sentuh daerah kulit lain, jadinya ke mana-mana. Awalnya dari merah-merah pada kulit, intinya gatal, terus digaruk sendiri," ungkap Novi.

Rasa gatal membuat balita tersebut terus menggaruk kulitnya. Kini timbul luka-luka berupa koreng di kulit Nadira.

"Jadi awalnya satu, dua, tiga, empat. Namanya anak dua tahun setengah kan enggak ngerti kalau gatal, terus digaruk, bersentuhan dengan kulit lain, akhirnya banyak," tutur Novi.

Tidak ingin luka sang anak bertambah banyak, Novi akhirnya membawa Nadira ke puskesmas terdekat.

Baca juga: Kulit Luka-luka Diduga Akibat Debu Batu Bara, Awalnya Warga Anggap Gatal Biasa

Novi juga mengetahui bahwa warga Rusunawa Marunda yang lain mengeluhkan hal serupa saat datang ke puskesmas tersebut.

"Warga Rusunawa Marunda yang terkena dan terdampak, semua pasti ke puskesmas, berobat. Dokter ya selalu bilang yang sama," tutur Novi.

"Kayak gini, ‘Tinggalnya di mana, Bu?’, ‘Di Marunda’, ‘Oh ini alergi debu’, sudah gitu doang," lanjut dia.

Dari puskesmas, Novi mendapatkan obat untuk mengatasi rasa gatal pada tubuh Nadira.

Baca juga: 3 Orang Tewas akibat Kebakaran, Pemilik F2 Hotel Melawai Janji Akan Tanggung Jawab

Meski sempat sembuh setelah dua minggu, gatal-gatal kembali muncul dan kulit Nadira kembali luka-luka.

"Alhamdulillah, dua minggu sembuh. Cuma yang itu, karena udara enggak bagus, debu juga, jadi ya gatal lagi, keluar lagi," kata Novi.

"Kadang kami juga bingung ya, mau beli obat antibiotik, usia anak kecil segini enggak bisa sembarangan kasih anitibiotik kalau enggak ada resep dokter," keluh Novi.

Untuk diketahui, setelah Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta mencabut izin PT Karya Citra Nusantara (KCN), debu batu bara disebut sudah menghilang.

Hanya saja, debu batu bara terkadang kembali muncul mengotori lantai Rusunawa Marunda meskipun tidak separah sebelumnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal dan Daftar Kereta Api Tambahan 16-31 Mei 2024

Jadwal dan Daftar Kereta Api Tambahan 16-31 Mei 2024

Megapolitan
Putar Otak Jukir Liar Setelah Dilarang, Ingin Jadi Tukang Servis AC hingga Kerja di Warung

Putar Otak Jukir Liar Setelah Dilarang, Ingin Jadi Tukang Servis AC hingga Kerja di Warung

Megapolitan
Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Megapolitan
FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

Megapolitan
Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Megapolitan
Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Megapolitan
Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Megapolitan
Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Megapolitan
Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Megapolitan
Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Megapolitan
Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Megapolitan
Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Megapolitan
Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Megapolitan
Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Megapolitan
Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com