JAKARTA, KOMPAS.com – Para korban penipuan bermodus asmara dan jual beli daring “Tinder Swindler Indonesia” menduga para pelaku merupakan warga negara Malaysia.
Salah seorang korban berinisial ME mengungkapkan, pelaku yang menipunya pernah mengirimkan foto kartu identitas melalui WhatsApp.
“Aku sempat tanya, ‘kamu real atau enggak?’ Terus dikirimin foto KTP dia, KTP Malaysia,” ujar ME dalam wawancara khusus bersama Kompas.com, Sabtu (15/7/2023).
Baca juga: Kisah Pengusaha Perhiasan Nyaris Terjerat “Tinder Swindler Indonesia” saat Cari Pasangan Hidup...
Meski sangat mungkin kartu identitas pelaku yang diberikan itu adalah palsu, tetapi ME tetap meyakini bahwa penipunya yang mengaku bernama Alvin merupakan warga Negeri Jiran itu.
Hal tersebut dapat ditebak berdasarkan logat percakapan saat pelaku mengirim voice note dan telepon.
“Karena logat pelaku itu Malaysia banget. Dia sempat bilang, ‘aku bisa bahasa Indonesia sikit-sikit lah’, dan beberapa kata lain yang logatnya itu Melayu,” ujar ME.
Korban lain berinisial DH juga mengungkapkan hal senada.
Sejak berkenalan pada bulan Maret 2023, penipunya yang menggunakan nama Kenneth mengaku berkewarganegaraan Malaysia dan berdomisili di Penang.
“Dia (pelaku) ngaku-nya bernama Kenneth, WNA keturunan Chinese-Malaysian, pekerjaannya auditor di Penang (Malaysia),” ujar DH.
DH sering berkomunikasi dengan Kenneth melalui sambungan telepon. Dari logat percakapan Kenneth, DH pun meyakini pelaku merupakan keturunan Chinese-Melayu.
Baca juga: Penipu “Tinder Swindler Indonesia” Diduga Jaringan Besar
Apapun, ME, DH, dan para korban lainnya berharap pelaku, apapun kewarganegaraannya, bisa segera ditangkap dan mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Para korban kini sudah berjejaring. Setidaknya, sudah ada 27 orang yang terjaring sebagai korban dan terkumpul di dalam sebuah grup. Bila ditotal, kerugian para korban bisa mencapai lebih dari Rp 3 miliar.
Mereka juga sudah melaporkan kasus itu ke Polda Metro Jaya, Rabu (19/7/2023). Laporan polisi teregister dengan nomor LP/B/4163/VII/2023/SPKT/POLDA METRO JAYA.
Namun, bagi para korban, peristiwa yang mereka alami ini jauh lebih penting untuk diketahui oleh masyarakat Indonesia, terutama para wanita yang hendak membangun hubungan melalui dating apps, agar tidak ada korban lagi di kemudian hari.
(Catatan redaksi: Apabila Anda merupakan korban penipuan seperti artikel di atas dan ingin berbagi kisah, silakan hubungi tim Megapolitan di sejumlah akun media sosial Kompas.com, yakni Twitter, Instagram, TikTok, atau Telegram.)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.