Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terlibat Pembakaran Sampah di Lahan Pemprov DKI, Petugas PJLP Diberi Sanksi

Kompas.com - 22/08/2023, 21:04 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta, Asep Kuswanto mengatakan, telah memberi sanksi kepada penyedia jasa lainnya perorangan (PJLP) yang diduga terlibat pembakaran sampah.

Anggota PJLP itu diduga terlibat pembakaran sampah di lahan milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.

"Sudah kita temui petugas yang ada di sana. Dan untuk cara penindakan kami menerapkan sanksi kepada PJLP yang ada di sana yang masih melakukan bakar sampah," ujar Asep di Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (22/8/2023).

Baca juga: Dinas LH DKI Akui Ada Pembakaran Sampah di Lahan Pemprov yang Libatkan PJLP

Namun, Asep tak menyebutkan sanksi yang diberikan kepada PJLP dan lokasi lahan pembakaran sampah itu.

Ia mengaku laporan permasalahan itu telah diterima sebelum anggota Komisi D DPRD DKI Justin Adrian menyampaikannya.

"Soal pembakaran sampah di lahan Pemda. Saya juga kemarin menerima laporan itu ada di lahan Pemda itu memang ada bakar sampah," kata Asep.

Sebelumnya, Justin mengatakan pembakaran sampah saat ini bukan lagi berada di tanah milik warga, tapi juga di lahan milik Pemprov DKI Jakarta.

"Terkait bakar sampah. Itu lahan Pemprov DKI itu dibuat bakar sampah," ujar Justin.

Namun Justin tak menyebut wilayah pembakar sampah di lahan milik Pemprov DKI Jakarta tersebut.

Baca juga: Petani di Tangerang Bakar Jerami dan Bikin Polusi: Enggak Ada yang Melarang

Ia pun menilai bahwa pengawasan dan penindakan Dinas LH masih lemah soal pembakaran sampah.

"Saya berpikir apa sudah kerja sama dengan LH juga? untuk bisnis pembakaran sampah. Jadi mohon maaf jangan salahkan saya juga, kalau tidak ada penindakan saya anggap LH sudah kerja sama dengan oknum pembakar sampah," ucap Justin.

Menurut Justin, pembakaran sampah saat ini sudah menjadi lahan usaha.

Masyarakat yang tidak ingin membayar biaya pengangkutan sampah justru mengeluarkan restribusi ke oknum pembakar sampah.

"Yang tak mau bayar untuk sampah diangkut mereka bayar saja untuk sampahnya diangkut oleh para pembakar-pembakar sampah. Ini sudah menjadi lahan usaha juga," kata Justin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Megapolitan
Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisir Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisir Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Megapolitan
Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Megapolitan
Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Megapolitan
Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Megapolitan
Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Megapolitan
Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Megapolitan
Profesinya Kini Dilarang, Jukir Liar di Palmerah Minta Pemerintah Beri Pekerjaan yang Layak

Profesinya Kini Dilarang, Jukir Liar di Palmerah Minta Pemerintah Beri Pekerjaan yang Layak

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Lepas 8.000 Jemaah Haji dalam Dua Gelombang

Pemprov DKI Jakarta Lepas 8.000 Jemaah Haji dalam Dua Gelombang

Megapolitan
Jukir Minimarket: Jangan Main Ditertibkan Saja, Dapur Orang Bagaimana?

Jukir Minimarket: Jangan Main Ditertibkan Saja, Dapur Orang Bagaimana?

Megapolitan
Rubicon Mario Dandy Turun Harga, Kini Dilelang Rp 700 Juta

Rubicon Mario Dandy Turun Harga, Kini Dilelang Rp 700 Juta

Megapolitan
Anggota Gangster yang Bacok Mahasiswa di Bogor Ditembak Polisi karena Melawan Saat Ditangkap

Anggota Gangster yang Bacok Mahasiswa di Bogor Ditembak Polisi karena Melawan Saat Ditangkap

Megapolitan
Warga Cilandak Tangkap Ular Sanca 4,5 Meter yang Bersembunyi di Saluran Air

Warga Cilandak Tangkap Ular Sanca 4,5 Meter yang Bersembunyi di Saluran Air

Megapolitan
Dijanjikan Diberi Pekerjaan Usai Ditertibkan, Jukir Minimarket: Jangan Sekadar Bicara, Buktikan!

Dijanjikan Diberi Pekerjaan Usai Ditertibkan, Jukir Minimarket: Jangan Sekadar Bicara, Buktikan!

Megapolitan
Soal Kecelakaan SMK Lingga Kencana, Pengamat Pendidikan : Kegiatan 'Study Tour' Harus Dihapus

Soal Kecelakaan SMK Lingga Kencana, Pengamat Pendidikan : Kegiatan "Study Tour" Harus Dihapus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com