Salah satu cara membangun kepercayaan adalah memborbardir korban dengan kata-kata manis, memberikan perhatian yang tidak berlebihan, hingga bersikap seolah-olah simpati dengan kehidupan korban.
Setelah kepercayaan terbangun, barulah pelaku menawari korban untuk berbisnis di sebuah website jual beli daring yang ternyata bikinan pelaku.
Kini, para korban telah berjejaring. Mereka saling memberitahukan modus pelaku. Dari obrolan itu, para korban meyakini bahwa pelaku berasal dari jaringan yang besar.
"Karena mereka tersebar di berbagai dating apps. Website yang mereka bikin juga rapi, bahkan ada customer service-nya. Ini artinya jaringan canggih,” lanjut TY.
Baca juga: Kisah Pengusaha Perhiasan Nyaris Terjerat “Tinder Swindler Indonesia” saat Cari Pasangan Hidup...
Setidaknya, sudah ada 27 orang yang terjaring sebagai korban dan terkumpul di dalam sebuah grup. Bila ditotal, kerugian para korban bisa mencapai lebih dari Rp 3 miliar.
Mereka juga sudah melaporkan kasus itu ke Polda Metro Jaya, Rabu (19/7/2023). Laporan teregistrasi dengan nomor LP/B/4163/VII/2023/SPKT/POLDA METRO JAYA.
Namun, bagi TY, peristiwa yang dialaminya ini jauh lebih penting untuk diketahui oleh masyarakat Indonesia, terutama para wanita yang hendak membangun hubungan melalui dating apps agar tidak ada korban lagi di kemudian hari.
(Penulis : Dzaky Nurcahyo | Editor : Nursita Sari)
Catatan redaksi: Apabila Anda merupakan korban penipuan seperti artikel di atas dan ingin berbagi kisah, silakan hubungi tim Megapolitan di sejumlah akun media sosial Kompas.com, yakni Twitter, Instagram, TikTok, atau Telegram.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.