Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polusi Jakarta Tinggi dan Jalanan Macet, Pj Gubernur: Jumlah Pegawai Pemprov WFH Tak Sebanding Warga Ibu Kota

Kompas.com - 23/08/2023, 20:19 WIB
Ivany Atina Arbi

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada hari ketiga pemberlakuan mekanisme work from home (WFH) untuk para Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, kadar polusi di langit ibu kota masih membahayakan.

Kualitas udara di DKI Jakarta pada Rabu (23/8/2023) pagi masih masuk kategori tak sehat dengan posisi terburuk keempat di dunia.

Dikutip dari laman IQAir pukul 06.00 WIB, US air quality index (AQI US) atau indeks kualitas udara di Jakarta tercatat di angka 157.

erdasarkan tingkat polusi, udara DKI Jakarta tergolong tidak sehat pada Rabu pagi ini. Adapun konsentrasi polutan tertinggi dalam udara DKI Jakarta hari ini PM 2.5.

Konsentrasi tersebut 13,2 kali nilai panduan kualitas udara tahunan World Health Organization (WHO).

Sebagai informasi, aturan WFH kapasitas 50 persen bagi para ASN DKI di mulai sejak Senin (21/8/2023).

Baca juga: Kualitas Udara Jakarta Pagi Ini Terburuk Keempat di Dunia

Penerapan WFH bertujuan untuk menangani polusi udara di langit Jakarta dan kota-kota sekitarnya, sekaligus mengurangi kemacetan untuk persiapan KTT ASEAN pada 5-7 September 2023.

Tak mau disalahkan

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menilai kebijakan WFH tidak akan berdampak pada tingkat polusi dan volume kemacetan ibu kota bila hanya dijalankan oleh ASN Pemprov DKI.

"Jangan salahin Pemda (kalau masih macet). Maksudnya ini (WFH) kan sama-sama," ujar Heru usai melakukan kegiatan menanam pohon di kawasan Kalideres, Jakarta Barat, Rabu (23/8/2023).

Heru mengatakan, jumlah ASN di Pemprov DKI Jakarta yang menjalani WFH tak sebanding dengan total warga di Ibu Kota.

Hal inilah yang diduga menjadi faktor belum efektifnya WFH untuk mengurangi kemacetan.

"Pemda hanya 25.000, Pergerakan manusia di Jakarta itu 25 juta loh. Sehingga harapan saya semua bisa ikut (WFH) tapi tidak mengurangi pertumbuhan ekonomi, diatur sendiri," kata Heru.

Baca juga: Jakarta Masih Macet meski Sebagian ASN WFH, Heru Budi: Jangan Salahkan Pemprov, Ini Kan Sama-sama...

Ia menambahkan, Pemprov DKI Jakarta akan melakukan pengawasan terhadap ASN yang WFH agar tidak beraktivitas di luar rumah saat jam kerja.

"Saya bisa video call. Jadi saya minta Pak Wali Kota, Pak Wali Kota Jakarta Barat mana yang work from home. Misalnya kepala bagian ekonomi. Kita bisa video call, tanya 'kamu di mana, di rumah?'" kata Heru.

Lobi perusahaan swasta

Heru berencana menggelar pertemuan terbatas dengan asosiasi perusahaan hingga pengusaha di Ibu Kota pada Kamis (23/8/2023).

Dalam pertemuan itu, Heru bakal melobi pihak swasta agar bersedia menerapkan WFH selama KTT ASEAN pada 5 - 7 September 2023.

"Saya akan komunikasi khusus untuk (KTT ASEAN) pada 5-7 September ini," ujar Heru.

"Kami akan mengundang Apindo, Kadin, Asprindo, dan lain-lain mungkin besok. Apa yang harus kita lakukan, dan anggota mereka masing-masing," sambungnya.

Baca juga: Heru Budi Lobi Perusahaan Swasta agar WFH Saat KTT ASEAN

Menurut Heru, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta saat ini sudah mengimbau kepada perusahaan di Ibu Kota agar menerapkan WFH 50 persen untuk menekan polusi udara.

Namun, kebijakan WFH itu bakal ditingkatkan menjadi 75 persen pada saat KTT ASEAN berlangsung.

Tujuannya, untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas selama kegiatan kenegaraan itu berlangsung di Jakarta.

"Saya tidak minta untuk mereka WFH, karena berbagai macam kegiatan ekonomi yang ukurannya adalah mereka sendiri yang tahu," kata Heru.

Sesuaikan dengan kondisi

Kendati demikian, Heru tetap menyampaikan kepada perusahaan-perusahaan swasta bahwa mereka tetap bisa menyesuaikan kebijakan dengan kondisi dan situasi bisnis.

"Tapi saya sudah sampaikan ke pihak swasta untuk menyesuaikan dengan kondisi, kemampuan dan aktivitas swasta masing-masing. Ya seyogianya turut membantu melancarkan KTT ASEAN," pungkasnya.

Baca juga: Dorong Perusahaan WFH Saat KTT ASEAN, Heru Budi: Ini Panggilan Negara, Lho..

Sebagai informasi, ada dua agenda KTT ASEAN 2023 yang akan berlangsung di Ibu Kota.

Pertama, ASEAN Foreign Ministers' Meeting (AMM)/Post Ministerial Meetings (PMC) telah berlangsung pada 8-14 Juli 2023.

Kemudian, KTT ASEAN Plus atau ASEAN+3 Summit dilaksanakan pada 5-7 September 2023.

(Penulis: Tria Sutrisna, Muhammad Isa Bustomi | Editor: Nursita Sari, Ihsanuddin)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerkosa Remaja di Tangsel Mundur dari Staf Kelurahan, Camat: Dia Kena Sanksi Sosial

Pemerkosa Remaja di Tangsel Mundur dari Staf Kelurahan, Camat: Dia Kena Sanksi Sosial

Megapolitan
Tersangka Pembacokan di Cimanggis Depok Pernah Ditahan atas Kepemilikan Sajam

Tersangka Pembacokan di Cimanggis Depok Pernah Ditahan atas Kepemilikan Sajam

Megapolitan
Kasus DBD 2024 di Tangsel Mencapai 461, Dinkes Pastikan Tak Ada Kematian

Kasus DBD 2024 di Tangsel Mencapai 461, Dinkes Pastikan Tak Ada Kematian

Megapolitan
Selebgram Zoe Levana Terobos dan Terjebak di 'Busway', Polisi Masih Selidiki

Selebgram Zoe Levana Terobos dan Terjebak di "Busway", Polisi Masih Selidiki

Megapolitan
Terobos Busway lalu Terjebak, Selebgram Zoe Levana Bakal Diperiksa

Terobos Busway lalu Terjebak, Selebgram Zoe Levana Bakal Diperiksa

Megapolitan
Sulitnya Ungkap Identitas Penusuk Noven di Bogor, Polisi: Pelaku di Bawah Umur, Belum Rekam E-KTP

Sulitnya Ungkap Identitas Penusuk Noven di Bogor, Polisi: Pelaku di Bawah Umur, Belum Rekam E-KTP

Megapolitan
Sendi Sespri Iriana Diminta Jokowi Tingkatkan Popularitas dan Elektabilitas untuk Maju Pilkada Bogor

Sendi Sespri Iriana Diminta Jokowi Tingkatkan Popularitas dan Elektabilitas untuk Maju Pilkada Bogor

Megapolitan
Terlibat Jaringan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass, 6 WNI Ditangkap

Terlibat Jaringan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass, 6 WNI Ditangkap

Megapolitan
Bikin Surat Perjanjian dengan Jakpro, Warga Sepakat Tinggalkan Rusun Kampung Susun Bayam

Bikin Surat Perjanjian dengan Jakpro, Warga Sepakat Tinggalkan Rusun Kampung Susun Bayam

Megapolitan
Siswi SLB Diduga Dicabuli di Sekolah hingga Hamil, Orangtua Cari Keadilan

Siswi SLB Diduga Dicabuli di Sekolah hingga Hamil, Orangtua Cari Keadilan

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 22 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 22 Mei 2024

Megapolitan
Warga Lihat Ibunda Furqon Ketua Tani Kampung Susun Bayam Hendak Dibawa Paksa Saat Penggerudukan

Warga Lihat Ibunda Furqon Ketua Tani Kampung Susun Bayam Hendak Dibawa Paksa Saat Penggerudukan

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 22 Mei 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 22 Mei 2024

Megapolitan
Pengemudi Ojol di Marunda Dibegal dan Motor Dibawa Kabur, Polisi Buru Pelaku

Pengemudi Ojol di Marunda Dibegal dan Motor Dibawa Kabur, Polisi Buru Pelaku

Megapolitan
Remaja di Depok Dibacok Gangster, Polisi: Pelaku Salah Sasaran

Remaja di Depok Dibacok Gangster, Polisi: Pelaku Salah Sasaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com