Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/08/2023, 10:46 WIB
Mikhael Gewati

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi DKI Jakarta tengah mengupayakan perbaikan kualitas udara melalui pengoptimalan sektor transportasi. Salah satunya dengan memaksimalkan layanan transportasi yang terintegrasi untuk menurunkan penggunaan kendaraan pribadi.

Kepala Dishub Provinsi DKI Jakarta Syafrin Liputo menyatakan, pihaknya akan memperbaiki moda transportasi di Jakarta. Hal ini dilakukan untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi serta meminimalkan emisi gas rumah kaca (GRK).

"Saat ini, masalah yang sedang dialami adalah kemacetan yang menyebabkan polusi akibat penggunaan kendaraan pribadi yang masif. Sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 5 Tahun 2014, kami akan meningkatkan penggunaan kendaraan bermotor umum sebanyak 60 persen," kata Syafrin.

Upaya pertamanya dengan memaksimalkan integrasi transportasi lewat JakLingko. Untuk itu, Dishub Provinsi DKI Jakarta akan meningkatkan integrasi fisik, memperbanyak jadwal layanan, serta menganalisis tarif dan sistem pembayaran.

Baca juga: 2 Cara Top Up Kartu JakLingko, Bisa via Offline dan Online

"Tujuan dari integrasi JakLingko adalah untuk menjadikannya sebagai primadona angkutan massal agar penggunanya meningkat. Jika JakLingko nyaman digunakan, harapannya dapat mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, sehingga kemacetan dapat menurun," lanjut Syafrin.

Selain itu, dengan sistem pembayaran dan tarif yang lebih baik, JakLingko dapat membantu penghematan biaya perjalanan. Menurut Syafrin, dengan semakin banyak masyarakat yang naik JakLingko, emisi gas buang akan berkurang, sehingga dapat menurunkan polusi udara di Jakarta.

Ia menambahkan, Dishub DKI Jakarta juga akan menambah jumlah armada bus listrik Transjakarta. Hingga Agustus 2023, sudah ada 52 bus listrik Transjakarta di berbagai rute. Direncanakan jumlah bus listrik akan bertambah sebanyak 100 unit pada akhir 2023.

"Rencananya, 10.047 bus listrik Transjakarta akan beroperasi pada 2030-an," ujar Syafrin.

Bus listrik VKTRVKTR Bus listrik VKTR

Tidak hanya itu, Dishub Provinsi DKI Jakarta akan mengembangkan pula kawasan berorientasi transit oriented development (TOD) di beberapa titik. Salah satunya dengan menata kawasan stasiun melalui beberapa tahapan.

"Kawasan stasiun yang sudah diresmikan ada di Stasiun Tanah Abang, Sudirman, Senen, dan Juanda. Untuk penataan tahap kedua dan sudah selesai di Stasiun Tebet, Palmerah, Manggarai, Gondangdia, dan Jakarta Kota," ucap Syafrin.

Adapun penataan stasiun tahap ketiga, seperti di Jatinegara, Matraman, Cawang Cikoko, dan Juanda 2 masih dalam proses uji coba operasional.

"Pemprov DKI juga menargetkan akumulasi jumlah kawasan stasiun yang ditata adalah 18 buah pada 2022. Usulan penataan selanjutnya akan dilakukan di Stasiun Cikini, Pasar Minggu, Duren Kalibata, Klender, Grogol, dan Karet," imbuh Syafrin.

Baca juga: 5 Kawasan TOD di Sepanjang Jalur MRT Jakarta Dibangun, Ini Lokasinya

Transformasi jalur pedestrian pun akan menjadi perhatian Dishub Provinsi DKI Jakarta. Sejauh ini, area Dukuh Atas, Sudirman-Thamrin, Kendal, dan Thamrin 10 sudah bertransformasi menjadi jalur pejalan kaki yang ideal.

"Jika jalur kendaraan bertransformasi menjadi jalur pejalan kaki yang nyaman dan aman, akan terjadi perubahan paradigma dan gaya hidup warga Jakarta dalam bermobilitas," tutur Syafrin.

Hingga 2023, Dishub dan Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta menargetkan sekitar 70.000 meter persegi trotoar. Sementara, pada 2024, harus tersedia sekitar 115.000 meter persegi trotoar di Jakarta sebagai fasilitas untuk pejalan kaki.

Halaman:
Baca tentang


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Rute Mikrotrans JAK48B Stasiun Tebet-Kampung Melayu

Rute Mikrotrans JAK48B Stasiun Tebet-Kampung Melayu

Megapolitan
6 Larangan Kampanye di Transjakarta

6 Larangan Kampanye di Transjakarta

Megapolitan
Pemprov DKI Akan Berkomitmen Beri Kemudahan Akses bagi Penyandang Disabilitas

Pemprov DKI Akan Berkomitmen Beri Kemudahan Akses bagi Penyandang Disabilitas

Megapolitan
Kondisinya Belum Stabil, Ayah Terduga Pembunuh 4 Anak di Jagakarsa Belum Diperiksa Kembali

Kondisinya Belum Stabil, Ayah Terduga Pembunuh 4 Anak di Jagakarsa Belum Diperiksa Kembali

Megapolitan
Keluh dan Harap Pedagang di Pasar Tomang di Tengah Melonjaknya Harga Cabai...

Keluh dan Harap Pedagang di Pasar Tomang di Tengah Melonjaknya Harga Cabai...

Megapolitan
Teman yang 'Sliding' Siswa SD di Bekasi Naik Status Jadi Anak Berhadapan dengan Hukum

Teman yang "Sliding" Siswa SD di Bekasi Naik Status Jadi Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Ayah dan Ibu 4 Bocah yang Tewas di Jagakarsa Dirawat di Rumah Sakit Berbeda

Ayah dan Ibu 4 Bocah yang Tewas di Jagakarsa Dirawat di Rumah Sakit Berbeda

Megapolitan
Polisi Tunggu Hasil Otopsi Sebelum Tetapkan Tersangka di Kasus Pembunuhan 4 Bocah di Jagakarsa

Polisi Tunggu Hasil Otopsi Sebelum Tetapkan Tersangka di Kasus Pembunuhan 4 Bocah di Jagakarsa

Megapolitan
Sempat Naik, Kini Harga Telur di Pasar Tomang Barat Stabil

Sempat Naik, Kini Harga Telur di Pasar Tomang Barat Stabil

Megapolitan
Yenny Wahid Tak Setuju Debat Capres-Cawapres di Pemilu 2024 Pakai Bahasa Inggris

Yenny Wahid Tak Setuju Debat Capres-Cawapres di Pemilu 2024 Pakai Bahasa Inggris

Megapolitan
Pemkot Bogor Dapat Penghargaan, Bima Arya: Ini untuk Semua ASN Kota Bogor

Pemkot Bogor Dapat Penghargaan, Bima Arya: Ini untuk Semua ASN Kota Bogor

Megapolitan
Pemprov DKI: Ibu yang 4 Anaknya Diduga Dibunuh Suaminya di Jagakarsa Korban KDRT

Pemprov DKI: Ibu yang 4 Anaknya Diduga Dibunuh Suaminya di Jagakarsa Korban KDRT

Megapolitan
Kasus Covid-19 Melonjak, Dinkes DKI: Belum Butuh Pembatasan

Kasus Covid-19 Melonjak, Dinkes DKI: Belum Butuh Pembatasan

Megapolitan
Sebelum Pemeriksaan Psikologis, Ayah Terduga Pembunuh 4 Anak di Jagakarsa Lebih Dulu Dipulihkan Kondisinya

Sebelum Pemeriksaan Psikologis, Ayah Terduga Pembunuh 4 Anak di Jagakarsa Lebih Dulu Dipulihkan Kondisinya

Megapolitan
Sebelum Di-'sliding', Siswa SD di Bekasi Tak Pernah Keluhkan Sakit Kanker Tulang

Sebelum Di-"sliding", Siswa SD di Bekasi Tak Pernah Keluhkan Sakit Kanker Tulang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com