Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Naik LRT Jabodebek agar Terlepas dari Kepadatan KRL

Kompas.com - 28/08/2023, 18:59 WIB
Firda Janati,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Mahasiswa Universitas Indonesia, Resa (28), mengaku nyaman dengan moda transportasi LRT Jabodebek yang baru beroperasi untuk umum mulai hari ini, Senin (28/8/2023).

Resa yang tinggal di Tambun, Kabupaten Bekasi, berangkat dari Stasiun LRT Jatimulya ke tempat tujuannya, Stasiun Dukuh Atas.

Di hari-hari sebelumnya, Resa terbiasa menggunakan Kereta Rel Listrik (KRL) Commuterline untuk menuju ke kampusnya.

"Memang saya mau coba sih mau bandingin juga sama KRL kan sehari-hari saya naik KRL, terus lumayan sih enggak sepadat KRL penumpangnya, jadi lebih nyaman," ujar Resa saat ditemui di Stasiun LRT Jatimulya, Tambun, Kabupaten Bekasi, Senin (28/8/2023).

Baca juga: Menjajal LRT Dukuh Atas-Bekasi, Perjalanan Tak Sampai 1 Jam

Resa menyebut kepadatan LRT dan KRL sangat jauh berbeda. Karena itu, ia merasa sedikit lega saat pulang denga menggunakan LRT.

"Kalau naik LRT rasanya lebih nyaman, karena kalau KRL terutama pas pulang sudah crowded semua kayak sarden," ujarnya.

Resa mengaku enggan menggunakan sepeda motor sampai kampusnya, ia mencari alternatif transportasi publik yang masih berjangkau.

"Saya mau cari transportasi lain yang lebih murah daripada naik kendaraan pribadi, tapi masih nyaman," ujarnya.

Baca juga: Warga Ungkap Kendala di Stasiun LRT Setiabudi, Tangga Naik untuk Turun

Rencananya, Resa akan kembali menggunakan LRT di saat jam sibuk untuk menghindari kepadatan penumpang KRL.

"Kayaknya kalau hari Jumat dan Senin naik LRT, kalau Selasa sampai Kamis naik KRL, karena kalau Jumat KRL padat banget," imbuh dia.

Namun, Resa tak menampik bahwa dia tidak bisa setiap hari menggunakan LRT Jabodebek karena tarif yang dikeluarkan cukup menguras kantong mahasiswa.

"Menurut saya masih kemahalan karena begitu saya sampai sini saya masih harus cari moda transportasi lain lagi, kayak saya ke Dukuh Atas menuju kampus saya di Salemba masih harus naik yang lagi," kata dia.

Baca juga: Saat LRT Jabodebek Resmi Beroperasi, tapi Rangkaian Keretanya Masih Kurang

Adapun tarif yang berlaku hingga satu bulan ke depan (masa promo) sebesar Rp 5.000. Artinya, penumpang bisa menjajal LRT ini dengan tarif rata, yakni Rp 5.000 untuk semua rute.

Setelah periode promo selesai pada akhir Februari 2024, tarif LRT Jabodebek ditetapkan Rp 5.000 untuk kilometer pertama dan selanjutnya dikenakan Rp 700 per kilometer berikutnya.

Perhitungan tarif LRT untuk rute Stasiun Dukuh Atas-Harjamukti sebesar Rp 21.800 dan rute Stasiun Dukuh Atas-Jatimulya sebesar Rp 23.900. Sementara untuk rute terjauh yakni Stasiun Harjamukti-Jatimulya mencapai Rp 27.400.

Pembayaran tiket LRT Jabodebek menggunakan sistem cashless, baik dengan kartu uang elektronik perbankan (BRI, BNI, Bank Mandiri, BTN, BCA, dan Bank DKI Jakarta), KMT KAI Commuter, scan QRIS Link Aja dan KAI PAY.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gambelz Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gambelz Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
19 Mei, Ada Kahitna di Bundaran HI dalam Acara Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta

19 Mei, Ada Kahitna di Bundaran HI dalam Acara Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta

Megapolitan
Epy Kusnandar Ditetapkan sebagai Tersangka Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkoba, Kini Direhabilitasi

Epy Kusnandar Ditetapkan sebagai Tersangka Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkoba, Kini Direhabilitasi

Megapolitan
Istri Oknum Pejabat Kemenhub Sebut Suaminya Tak Hanya Injak Kitab Suci, tapi Juga Lakukan KDRT

Istri Oknum Pejabat Kemenhub Sebut Suaminya Tak Hanya Injak Kitab Suci, tapi Juga Lakukan KDRT

Megapolitan
Polisi Harap Rekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar Langsung di TKP

Polisi Harap Rekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar Langsung di TKP

Megapolitan
Oknum Pejabat Kemenhub Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci untuk Buktikan Tak Selingkuh

Oknum Pejabat Kemenhub Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci untuk Buktikan Tak Selingkuh

Megapolitan
Kumpulkan 840.640 KTP, Dharma Pongrekun Juga Unggah Surat Dukungan untuk Perkuat Syarat Cagub Independen

Kumpulkan 840.640 KTP, Dharma Pongrekun Juga Unggah Surat Dukungan untuk Perkuat Syarat Cagub Independen

Megapolitan
Kronologi Tabrak Lari di Gambir yang Bikin Ibu Hamil Keguguran, Pelat Mobil Pelaku Tertinggal di TKP

Kronologi Tabrak Lari di Gambir yang Bikin Ibu Hamil Keguguran, Pelat Mobil Pelaku Tertinggal di TKP

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com