Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tarif LRT Jabodebek Masih Mahal untuk Kantong Mahasiswa

Kompas.com - 28/08/2023, 19:39 WIB
Firda Janati,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Mahasiwa Universitas Indonesia, Resa (28), menilai tarif moda transportasi LRT Jabodebek masih terlalu mahal baginya.

Kepada Kompas.com, Resa berharap tarif LRT Jabodebek dapat ditekan lebih murah lagi supaya bisa dijadikan moda transportasi alternatif selain Kereta Rel Listrik (KRL) Commuterline untuk menunjang mobilitasnya.

"Kalau Rp 10.000 masih saya rutinin, tapi kalau (sampai) Rp 27.000 dari Jatimulya ke Dukuh Atas saya skip sih," ujar Resa saat ditemui di Stasiun Jatimulya, Kabupaten Bekasi, Senin (28/8/2023).

Sebagai informasi, tarif normal dari Stasiun Jatimulya ke Dukuh Atas dibandrol sebesar Rp 23.900.

Baca juga: Naik LRT Jabodebek agar Terlepas dari Kepadatan KRL

Sedangkan untuk perode promo sampai Februari 2024, tarif LRT hanya Rp 5.000 untuk kilometer pertama dan selanjutnya dikenakan Rp 700 per kilometer berikutnya.

Reza menilai tarif LRT tersebut masih terlalu mahal, terlebih lagi ia masih harus menempuh moda transportasi lain untuk mengantarnya ke kampus.

"Menurut saya masih kemahalan karena begitu saya sampai sini saya masih harus cari moda transportasi lain lagi," tutur Resa.

"Kayak saya ke Dukuh Atas menuju kampus saya di Salemba masih harus naik yang lain (ojol)," sambung dia.

Hal senada juga diucapkan oleh Mae (22), pegawai swasta di Jakarta Selatan. Dirinya harus merogoh kocek lebih jika naik LRT daripada KRL.

Baca juga: Ketinggalan Kereta Terakhir, Sejumlah Calon Penumpang Kecewa Batal Naik LRT

"Kalau jarak paling jauh Rp 27.000, kemahalan, PP (pulang pergi) sudah Rp 50.000 lebih. Kalau maksimal Rp 20.000 masih masuk sih," ujarnya.

Akan tetapi, Mae tak memungkiri fasilitas yang ditawarkan LRT Jabodebek sebanding dengan tarifnya.

"Dengan fasilitas yang lebih cepat dan lebih dingin dibanding KRL. Plus view yang lebih bagus dibanding MRT," ujarnya.

Pendapat lain diutarakan oleh Mega (24) yang bekerja di daerah Cawang. Ia menilai tarif LRT Jabodebek masih termasuk normal.

"Kalau menurut saya normal saja ya, Rp 17.000 kalau enggak salah ke sini (dari Cawang), jadi pulang pergi Rp 40.000. Tadi sih perginya masih Rp 5.000 (periode promo)," ujarnya.

Baca juga: Menjajal LRT Dukuh Atas-Bekasi, Perjalanan Tak Sampai 1 Jam

Mega mengatakan, LRT bisa menjadi alternatif moda transportasi apabila KRL sedang padat penumpang terutama pada jam sibuk.

"Kalau naik KRL kan agak panas ya, kalau lagi malas naik KRL, bisa naik ini sih. Lebih cepat juga daripada naik KRL," ujarnya.

Sebagai informasi, berikut rincian lengkap tarif LRT Jabodebek setelah masa promo berakhir:

  • Stasiun Dukuh Atas-Stasiun Cawang sekitar 10 kilometer tarif Rp 11.300
  • Stasiun Dukuh Atas-Stasiun Hariamukti sekitar 25 kilometer tarif Rp 21.800
  • Stasiun Dukuh Atas-Stasiun Jatimulya sekitar 28 kilometer tarif Rp 23.900
  • Stasiun Dukuh Atas-Stasiun Halim sekitar 13 kilometer tarif Rp 13.400
  • Stasiun Harjamukti-Stasiun Jatimulya sekitar 33 kilometer tarif Rp 27.400
  • Stasiun Harjamukti-Stasiun Cawang sekitar 15 kilometer tarif Rp 14.800
  • Stasiun Hariamukti-Stasiun Halim sekitar 19 kilometer tarif Rp 17.600
  • Stasiun Jatimulya-Stasiun Cawang sekitar 18 kilometer tarif Rp 16.900
  • Stasiun Jatimulya-Stasiun Halim sekitar 15 kilometer tarif Rp 14.800
  • Stasiun Cawang-Stasiun Halim sekitar 4 kilometer tarif Rp 7.100

Pembayaran tiket LRT Jabodebek menggunakan sistem cashless, baik dengan kartu uang elektronik perbankan (BRI, BNI, Bank Mandiri, BTN, BCA, dan Bank DKI Jakarta), KMT KAI Commuter, scan QRIS Link Aja dan KAI PAY.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra DKI Usul 4 Nama Bacagub Jakarta ke DPP, Ada Ariza Patria dan Rahayu Saraswati

Gerindra DKI Usul 4 Nama Bacagub Jakarta ke DPP, Ada Ariza Patria dan Rahayu Saraswati

Megapolitan
Jangan Seolah Lepas Tangan, Direktur STIP dan BPSDM Diminta Ikut Tanggung Jawab atas Tewasnya Putu

Jangan Seolah Lepas Tangan, Direktur STIP dan BPSDM Diminta Ikut Tanggung Jawab atas Tewasnya Putu

Megapolitan
DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

Megapolitan
Prabowo Kantongi Nama Kader Gerindra yang Akan Maju Pilgub DKI Jakarta

Prabowo Kantongi Nama Kader Gerindra yang Akan Maju Pilgub DKI Jakarta

Megapolitan
Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Megapolitan
Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Megapolitan
Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung 'Political Will' Heru Budi

Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung "Political Will" Heru Budi

Megapolitan
Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Megapolitan
Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Megapolitan
Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com