Tindak pidana penyiraman air keras kepada enam korban ini terjadi setelah kelompok VG ditantang berkelahi dengan saksi berinisial W.
Pada Selasa (22/8/2023), para pelaku yang berbonceng tiga menggunakan sepeda motor dan masih menggunakan seragam sekolah itu hendak pulang ke rumah VG.
Kendati demikian, ketiganya bertemu dengan rombongan W yang juga merupakan pelajar dari sekolah lain.
Sontak VG berteriak dan disambut dengan berupa teriakan juga oleh W. Mendengar balasan itu, pelaku memutar arah dan menghampiri rombongan saksi.
Baca juga: Cekcok Mulut di Tengah Jalan, Remaja di Kamal Muara Pulang ke Rumah lalu Ambil Air Keras
Alhasil, cekcok mulut tak terhindarkan. Setelahnya, VG mengajak dua temannya pulang ke rumahnya untuk mengambil air keras yang disimpan di dalam botol.
Rupanya, air keras tersebut sudah dibeli oleh VG sebelumnya di toko material dekat rumah.
"Selanjutnya pelaku VG mengajak para pelaku lainnya untuk mencari rombongan yang sebelumnya cekcok mulut dengan para pelaku tersebut," ucap Kalolres Metro Jakarta Utara Kombes Pol Gidion Arif Setyawan.
"Para pelaku naik motor berboncengan tiga dengan posisi pelaku MM yang mengendarai, pelaku IA di tengah dan pelaku VG di belakang," lanjutnya.
Saat mereka melintas di dekat Bundaran Kamal, ketiganya melihat rombongan korban yang sedang naik mobil bak terbuka.
Mengira kelompok W, VG menginstruksikan MM agar mengendarai motor pelan-pelan lalu dia menyiramkan air keras yang telah dipersiapkan sebelumnya ke arah para korban.
"Tapi ternyata, ketika dia (VG) melemparkan air keras, objeknya random (bukan kelompok W), sasarannya menjadi random," ucap Gidion.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.