JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah pengguna lintas raya terpadu (LRT) mengeluhkan sistem pengereman rem kereta yang belum mulus dan terkesan mendadak.
Hal ini disebabkan oleh jarak perjalanan kereta yang pendek.
“Kalau sistem pengereman, memang ada beberapa catatan yang harus kami perbaiki. Kenapa sistem remnya masih terasa keras? Memang karena jarak perjalanan kereta pendek,” ujar Manager Public Relations LRT Jabodebek Kuswardojo saat diwawancarai di Stasiun LRT Dukuh Atas, Jakarta Selatan, Selasa (29/8/2023).
Kendati demikian, Kuswardojo menegaskan bahwa perjalanan menggunakan LRT aman dan terkendali. Meskipun, pihaknya masih menyesuaikan perjalanan kereta dengan sistem pengereman yang ada.
Baca juga: Keluh Penumpang soal Pengereman Kereta LRT Jabodebek: Terasa Kasar dan Hampir Membuat Terjatuh
“Sudah tersistem semuanya, kapan kereta berhenti, kapan kereta berakselerasi. Semua sudah diatur by system. Yang jelas, ini aman,” tegas Kuswardojo.
Sebagai informasi, hingga satu bulan ke depan masyarakat bisa menjajal LRT dengan tarif rata sebesar Rp 5.000 untuk semua rute.
Setelah itu, barulah akan diterapkan penyesuaian tarif, yakni bertambah Rp 700 per kilometernya.
Berikut rincian lengkap tarif LRT Jabodebek setelah masa promo berakhir:
Pembayaran tiket LRT Jabodebek menggunakan sistem cashless, baik dengan kartu uang elektronik perbankan (BRI, BNI, Bank Mandiri, BTN, BCA, dan Bank DKI Jakarta), KMT KAI Commuter, scan QRIS Link Aja dan KAI PAY.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.