Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Pelaku Tawuran di Bawah Umur, Polisi: Karena Mudahnya Akses Media Sosial

Kompas.com - 31/08/2023, 17:29 WIB
Xena Olivia,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Komarudin mengatakan, belakangan banyak pelaku tawuran yang masih di bawah umur karena terpapar pengaruh negatif media sosial.

Lewat media sosial pula mereka janjian bertemu dan mengatur waktu untuk tawuran.

Menurut Komarudin, fenomena ini mulai terjadi sekitar lima tahun ke belakang.

“Dengan maraknya sosial media, kepemilikan ponsel. Anak-anak mudah mendapatkan sarana komunikasi, kemudian dengan kemudahan aplikasi-aplikasi,” kata Komarudin saat dihubungi Kompas.com, Kamis (31/8/2023).

Baca juga: Banyak Kasus Anak Tawuran Sambil Siaran Langsung, Bapas Jakpus: Di Luar Nalar

“Makanya bahayanya ponsel itu turut andil terhadap pembentukan kepribadian moral dan akhlak, karena semua (jenis informasi) masuk. Mau buka akun porno, tayangan perkelahian, bahasa kasar dan kotor,” lanjut dia.

Atas hal itu, Komarudin terus mengimbau orangtua agar terus mengawasi anak, khususnya yang masih berusia remaja.

Sebab, Polres Metro Jakarta Pusat bakal menindak tegas para pelaku tawuran, termasuk yang di bawah umur.

Meski proses hukum adalah langkah paling akhir dalam menangani anak berhadapan dengan hukum (ABH), hal itu tetap harus diambil jika penanganannya belum maksimal.

“Kami tak bisa tumpul mana kala proses penanganannya belum maksimal. Sebagai contoh, harapan itu (anak) dibina, dibina, dibina. Tapi, selama ini, belum ada hasil yang efektif sehingga masih terus (dilakukan) berulang-ulang. Nah, langkah penegakan hukum yang kami lakukan terakhir,” kata Komarudin.

Baca juga: Tawuran di Pasar Rebo yang Meresahkan Para Pedagang Kaki Lima

Dalam mengupayakan pencegahan tawuran pada anak, diperlukan perhatian khusus. Supaya tidak perlu sampai berlanjut ke penegakan hukum.

“Mau diapakan fenomena sosial ini supaya upaya pencegahan itu bobotnya lebih besar dari penegakan hukum? Jangan sampai mereka terlibat dulu baru kita kebakaran jenggot, terus proses hukum (terpaksa) dijalankan,” lanjut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Parkir Liar Sulit Ditertibkan, Pengamat: Masalah Konsistensi dari Aparat di Lapangan

Parkir Liar Sulit Ditertibkan, Pengamat: Masalah Konsistensi dari Aparat di Lapangan

Megapolitan
Pasang Foto Perempuan di Aplikasi Kencan, Tiga Pemuda di Kalideres Jebak lalu Peras Korban

Pasang Foto Perempuan di Aplikasi Kencan, Tiga Pemuda di Kalideres Jebak lalu Peras Korban

Megapolitan
Sespri Iriana Jokowi Optimistis Diusung Parpol untuk Maju pada Pilkada Bogor 2024

Sespri Iriana Jokowi Optimistis Diusung Parpol untuk Maju pada Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Pilkada DKI Jalur Independen Dinilai Sepi Peminat karena Beratnya Syarat Dukungan

Pilkada DKI Jalur Independen Dinilai Sepi Peminat karena Beratnya Syarat Dukungan

Megapolitan
Maju Pilkada Jakarta, Dharma Pongrekun: Dukungan Rakyat yang Menitipkan Masa Depannya

Maju Pilkada Jakarta, Dharma Pongrekun: Dukungan Rakyat yang Menitipkan Masa Depannya

Megapolitan
Gunungan Sampah Longsor, TPA Cipayung Depok Sudah Tutup 2 Hari

Gunungan Sampah Longsor, TPA Cipayung Depok Sudah Tutup 2 Hari

Megapolitan
Soal Wacana Juru Parkir Liar Minimarket Diberi Pekerjaan, Pengamat: Lebih Baik Dijadikan Jukir Legal

Soal Wacana Juru Parkir Liar Minimarket Diberi Pekerjaan, Pengamat: Lebih Baik Dijadikan Jukir Legal

Megapolitan
Walkot Tangsel Sebut “Study Tour” ke Luar Daerah Bisa Diganti Kegiatan Sosial

Walkot Tangsel Sebut “Study Tour” ke Luar Daerah Bisa Diganti Kegiatan Sosial

Megapolitan
Kumpulkan 749.298 Dukungan Warga untuk Pilkada DKI, Dharma Pongrekun: Kuasa Tuhan

Kumpulkan 749.298 Dukungan Warga untuk Pilkada DKI, Dharma Pongrekun: Kuasa Tuhan

Megapolitan
Menurut Pakar, Dua Hal Ini Bikin Cagub Independen DKI Jakarta Sepi Peminat

Menurut Pakar, Dua Hal Ini Bikin Cagub Independen DKI Jakarta Sepi Peminat

Megapolitan
Pelabuhan Tanjung Priok Macet Total Hari Ini, Pengendara: Bikin Stres

Pelabuhan Tanjung Priok Macet Total Hari Ini, Pengendara: Bikin Stres

Megapolitan
Macet Total di Pelabuhan Tanjung Priok-Cilincing, Sopir JakLingko Habiskan 3 Jam Sekali Narik

Macet Total di Pelabuhan Tanjung Priok-Cilincing, Sopir JakLingko Habiskan 3 Jam Sekali Narik

Megapolitan
Kecelakaan SMK Lingga Kencana, Pengamat Transportasi: Insiden Serupa Terjadi Hampir Setiap Hari

Kecelakaan SMK Lingga Kencana, Pengamat Transportasi: Insiden Serupa Terjadi Hampir Setiap Hari

Megapolitan
Sespri Iriana Jokowi Optimistis Maju Cawalkot Bogor meski Belum Ada Partai Pengusung

Sespri Iriana Jokowi Optimistis Maju Cawalkot Bogor meski Belum Ada Partai Pengusung

Megapolitan
Walkot Tangsel Minta Sekolah Tunda Kegiatan 'Study Tour' ke Luar Daerah

Walkot Tangsel Minta Sekolah Tunda Kegiatan "Study Tour" ke Luar Daerah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com