Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jawab Sindiran Mahasiswa UI, Pemprov DKI Pastikan Tunggakan Tunjangan ASN saat Pandemi Covid-19 Lunas

Kompas.com - 31/08/2023, 22:24 WIB
Ivany Atina Arbi

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memastikan tunggakan tunjangan kinerja daerah untuk aparatur sipil negara (ASN) yang sempat tertunda karena Covid-19 sudah dibayar lunas.

Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) DKI Jakarta Michael Rolandi mengatakan, TKD para ASN sebelumnya dipotong dan ditunda pembayaran untuk penanganan pandemi Covid-19.

"Dalam Peraturan Gubernur Nomor 49 Tahun 2020 intinya TKD dibagi menjadi tiga bagian. Pertama, 50 persen tetap dibayar (ke ASN)," ujar Michael saat dikonfirmasi, Kamis (31/8/2023).

Baca juga: Gaji dan Tunjangan ASN akan Disetarakan, Pemerintah Godok Dasar Hukum

"Kedua, 25 persen TKD setiap ASN dirasionalisasi. Ketiga, 25 persen TKD setiap ASN ditunda," sambung dia.

Menurut Michael, 25 persen TKD ASN yang dirasionalisasi dijadikan kontribusi pegawai dalam membantu membiayai penanganan Covid-19.

Hal ini berdasarkan perintah Gubernur DKI Jakarta kala itu, yakni Anies Baswedan untuk semua ASN Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

"Atas perintah Gubernur saat itu, (potongan tunjangan) dijadikan kontribusi PNS dalam turut serta membiayai penanganan Covid-19," kata Michael.

Baca juga: Pemprov DKI Pastikan Utang Tunjangan ASN Saat Pandemi Covid-19 Sudah Lunas

Sedangkan untuk 25 persen TKD ASN yang ditunda, telah dibayarkan secara bertahap pada 2021.

Dengan begitu, sudah tidak ada lagi utang yang belum dibayarkan kepada para pegawai.

"Kalau yang penundaan 25 persen seluruhnya sudah dibayarkan oleh Pemprov DKI Jakarta kepada seluruh PNS DKI Jakarta. Pembayaran bertahap sejak bulan Januari 2021 sampai dengan April 2021," kata Michael.

Sindiran mahasiswa UI

Diberitakan sebelumnya, mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia (UI) Septin menyindir bakal calon presiden Anies Baswedan yang belum membayar pemotongan gaji dan tunjuangan ASN DKI Jakarta.

Baca juga: Ketua DPRD Minta Tunjangan ASN DKI yang Tangani Covid-19 Dikembalikan 100 Persen

"Pak Anies Baswedan seringkali menggunakan kata kesejahteraan dalam jawaban maupun pemaparannya," kata Septin dalam acara kuliah kebangsaan di FISIP UI, Depok, Jawa Barat, Selasa (29/8/2023).

Septin mengatakan, Anies selalu bicara soal kesejahteraan, padahal ASN yang dia pimpin selama lima tahun justru gajinya dipotong untuk program jaring pengaman sosial Covid-19.

"Kebetulan saya berasal dari keluarga dengan ayah seorang ASN, saya ingin menanyakan kepada Bapak, mengenai mencapai kesejahteraan tersebut apa yang Bapak lakukan sebagai presiden jika nanti terpilih," tanya Septin.

Baca juga: Mahasiswa UI Sindir Anies Belum Bayar Pemotongan Gaji ASN DKI yang Digunakan untuk Program Bansos Covid-19

"Padahal utang janji Bapak pada saat pandemi belum Bapak lunasi mengenai pinjaman gaji para PNS yang bapak gunakan untuk menangani pandemi pada saat itu," lanjutnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com