Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Maaf dari Sang Ayah untuk Anak Pembunuh Ibu Kandung di Depok...

Kompas.com - 01/09/2023, 07:12 WIB
Muhammad Naufal,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

"Kalau keseluruhan, (uang yang digelapkan) hampir Rp 675 juta-an," ungkap Munir.

Munir mengaku tidak mengetahui uang ratusan juta itu digunakan untuk apa.

Sebab, saat ia bertanya, Rifki tidak mengaku.

"Sampai sekarang, saya enggak tahu, dia (Rifki) enggak mau mengaku buat apa," ucap Munir.

Baca juga: Sang Ayah Akui Anak yang Bunuh Ibu di Depok Gelapkan Uang Bisnis Keluarga

Menurut dia, Rifki tidak memiliki gaya hidup yang konsumtif.

Pakaian yang dikenakan juga bukan merek-merek tersohor.

Namun, Munir menyebutkan, Rifki merupakan orang yang royal dan sering meneraktir teman-temannya.

"Biasa-biasa saja, enggak terlalu brand-brand banget enggak. Cuma hanya memang dia (Rifki) royal, tipe royal ke teman-temannya," tutur Munir.

Munir mengaku sempat mengonfrontasi dugaan penggelapan itu kepada putranya.

Namun, Rifki merasa panik dan tidak mengakui telah menggelapkan uang bisnis keluarga mereka.

Konfrontasi ini dilakukan beberapa hari sebelum Rifki membunuh ibunya.

Baca juga: Cium Telapak Kaki Ayahnya, Pemuda Pembunuh Ibu di Depok Berharap Masih Diakui Anak

Munir menilai, Rifki gelap mata saat dikonfrontasi sehingga membunuh ibu kandungnya.

Padahal, Munir mengaku tidak mempersoalkan Rifki yang menggelapkan uang bisnis keluarga mereka.

Ia hanya meminta Rifki agar jujur kepada orangtuanya.

"(Kepada Rifki), memang saya terakhir bilang, 'Awas kalau kamu bohong sama orangtua'. Cuma saya tutup, 'Harta kalau sudah terpakai mau diapakan, harta bisa dicari, tapi keutuhan keluarga nomor satu'. Mungkin kata-kata ini enggak dicerna dengan baik," urai Munir.

34 adegan

Di satu sisi, Polres Metro Kota Depok menggelar rekonstruksi kasus pembunuhan Sri oleh Rifki.

Ada total 34 adegan yang diperagakan oleh Rifki.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Megapolitan
Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Megapolitan
Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Megapolitan
Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Megapolitan
Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Megapolitan
Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Megapolitan
Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Megapolitan
Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Megapolitan
Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Megapolitan
Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Megapolitan
Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal 'Study Tour', Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal "Study Tour", Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Megapolitan
Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Megapolitan
KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

Megapolitan
Mau Bikin 'Pulau Sampah', Heru Budi: Sampah Sudah Enggak Bisa Dikelola di Lahan Daratan

Mau Bikin "Pulau Sampah", Heru Budi: Sampah Sudah Enggak Bisa Dikelola di Lahan Daratan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com