JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi mengungkap kebiasaan keluarga Grace Arijani Harahapan (68) dan anaknya David Ariyanto Wibowo (38), yang ditemukan tewas di rumahnya.
Menurut penyelidikan polisi di mata lingkungan sekitar, keluarga Grace dinilai berkepribadian saklek atau keras.
Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengatakan, salah satu saksi yang diperiksa yakni pengantar air galon ke rumah Grace.
Kata dia, Grace tak akan menerima pesanan air galon tersebut apabila melebihi pukul 08.00 WIB.
"Keluarga ini masih saklek, jadi kalau air galon diantar jam 08.00 WIB. Kalau melebihi pukul itu enggak diterima," kata Hengki, Senin (11/9/2023).
Keluarga tersebut terakhir memesan air galon pada 25 Juli 2023.
Satu pekan kemudian, petugas pengantar galon tidak lagi menerima pesanan dari Grace, tepatnya pada 1 Agustus 2023.
"Selalu hari Selasa. Ini pada saat diketok, tidak dibukakan lagi pintunya. Besoknya diketok tidak dibukakan lagi. Hari Selasa berikutnya diketok tidak dibuka lagi," ucap Hengki.
Polisi lantas mencocokkan rentang ibu-anak itu tidak lagi menerima air galon dengan surat yang ditinggalkan di laptop.
Surat tersebut diduga dibuat oleh ibu atau anak tersebut.
"Sedangkan file itu dibuat pada 29 Maret 2023. Di-update (perbarui) atau dimodifikasi file itu pada 27 Juli. Ini hampir sama," ucap Hengki.
Kendati demikian, temuan itu masih diteliti kepolisian dengan melibatkan laboratorium forensik untuk menganalisis tempat kejadian perkara (TKP).
"Sudah dilakukan sekali, dua kali (olah TKP). Bahkan, nanti akan kami adakan lagi olah TKP lanjutan. Sampai kami benar-benar yakin apa yang terjadi di TKP ini," ucap Hengki.
Polisi juga mendalami isi surat dalam file berjudul 'to you whomever' di laptop milik Grace dan anaknya.
Selain itu, ada pula surat dengan tulisan tangan yang ditemukan di kamar.