Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disebut yang Terbesar di Asia Tenggara, Pasar Tanah Abang Kini Sepi Pembeli

Kompas.com - 13/09/2023, 16:13 WIB
Joy Andre,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sepi pembeli. Dua kata tersebut tampak cocok untuk menggambarkan kondisi Pasar Tanah Abang saat ini.

Terletak di pusat Kota Jakarta dan disebut sebagai pasar terbesar di Asia Tenggara, interaksi antara pedagang dan pembeli di sana justru kini jarang terlihat.

Hal itu tampak saat Kompas.com berkunjung pada Rabu (13/9/2023) siang.

Di blok B pasar Tanah Abang, banyak pedagang yang hanya berdiam diri menunggu pembeli datang.

Penelusuran dimulai dari lantai lower ground (LG) akses timur blok B pasar. Mayoritas toko di sana menjual pakaian wanita.

Satu per satu toko dilewati, namun hanya segelintir yang didatangi pembeli.

Baca juga: Riwayat Blok G Pasar Tanah Abang, Awalnya untuk Rangkul PKL, Kini Diduga Jadi Sarang Preman

 

Pedagang di kios-kios tersebut bahkan banyak yang berdiam diri, namun tak sedikit juga yang mencoba menyibukkan diri.

Ada yang sekadar bermain ponsel, ada pula yang menyapa para pengunjung yang melintas di depan mereka. Ucapan khas akan mereka lontarkan ketika ada pengunjung yang lewat.

"Mampir kak, boleh lihat-lihat saja," ucap salah satu pedagang di sana, saat Kompas.com melintas di depan kiosnya.

Penelusuran kemudian berlanjut ke lantai berikutnya atau tepatnya lantai ground atau lantai G. Keadaan di sana tak jauh berbeda dengan kondisi di lantai LG.

Di lantai yang menjajakan pakaian wanita, remaja, dan anak tersebut, pedagang juga tampak melamun. Mereka menunggu dan berharap ada pembeli yang mau mampir ke kiosnya.

Baca juga: Tinjau Pasar Tanah Abang, Jokowi Sapa Pedagang hingga Beli Baju Koko

Sunyinya suasana pasar membuat suara eskalator yang berdecit terdengar jelas ketika Kompas.com naik tiga lantai di atas lantai G atau tepatnya lantai 3A.

Di lantai itu, terlihat banyak toko yang tutup. Rolling door putih yang menutup toko-toko pakaian anak di sana terlihat kusam dan berdebu.

Salah satu pedagang di sana, yakni Galih Budi (23), membenarkan sepinya pembeli di pasar Tanah Abang.

"Sepi. Bukan malah sepi lagi, sebagian toko malah pada tutup," ucap Galih saat ditemui Kompas.com di kiosnya, Rabu sore.

Galih mengatakan, titik balik pasar Tanah Abang menjadi sepi adalah ketika dunia diterpa pandemi Covid-19. Kondisi itu membuat penjualan barang dagangannya kian merosot.

Ia bahkan mengatakan, jarangnya pembeli yang datang membuat penghasilannya kini kian tak menentu.

"Dulu stabil sekarang mah bisa satu hari cuma satu (pembeli), bisa juga enggak ada sama sekali," keluh Galih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dishub DKI Bentuk Tim Gabungan untuk Tertibkan Parkir Liar

Dishub DKI Bentuk Tim Gabungan untuk Tertibkan Parkir Liar

Megapolitan
Pegawai Minimarket di Palmerah Akui Banyak Pelanggan yang Protes karena Bayar Parkir

Pegawai Minimarket di Palmerah Akui Banyak Pelanggan yang Protes karena Bayar Parkir

Megapolitan
Dituduh Sering Tebar Ranjau, Tukang Tambal Ban di MT Haryono Diusir Warga

Dituduh Sering Tebar Ranjau, Tukang Tambal Ban di MT Haryono Diusir Warga

Megapolitan
Lalu Lintas di Buncit Sempat Macet Imbas Mobil Tabrak Separator 'Busway'

Lalu Lintas di Buncit Sempat Macet Imbas Mobil Tabrak Separator "Busway"

Megapolitan
Polisi Tangkap Anggota Gangster yang Bacok Mahasiswa di Bogor

Polisi Tangkap Anggota Gangster yang Bacok Mahasiswa di Bogor

Megapolitan
Oknum Jukir Liar Getok Harga Rp 150.000 di Masjid Istiqlal, Kadishub: Sudah Ditindak Polisi

Oknum Jukir Liar Getok Harga Rp 150.000 di Masjid Istiqlal, Kadishub: Sudah Ditindak Polisi

Megapolitan
Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Buang Jasad Korban Pakai Motor

Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Buang Jasad Korban Pakai Motor

Megapolitan
Dari Lima Orang, Hanya Dharma Pongrekun yang Serahkan Bukti Dukungan Cagub Independen

Dari Lima Orang, Hanya Dharma Pongrekun yang Serahkan Bukti Dukungan Cagub Independen

Megapolitan
Pria Dalam Sarung di Pamulang Dibunuh Pakai Golok di Warungnya

Pria Dalam Sarung di Pamulang Dibunuh Pakai Golok di Warungnya

Megapolitan
KPU DKI: Poempida Hidayatullah Sempat Minta Akses Silon Cagub Independen

KPU DKI: Poempida Hidayatullah Sempat Minta Akses Silon Cagub Independen

Megapolitan
Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Keponakan Sendiri, Baru Dipekerjakan Buat Jaga Warung

Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Keponakan Sendiri, Baru Dipekerjakan Buat Jaga Warung

Megapolitan
Pengoplos Elpiji 3 Kg di Bogor Raup Untung hingga Rp 5 Juta Per Hari

Pengoplos Elpiji 3 Kg di Bogor Raup Untung hingga Rp 5 Juta Per Hari

Megapolitan
Ada Plang 'Parkir Gratis', Jukir Liar Masih Beroperasi di Minimarket Palmerah

Ada Plang "Parkir Gratis", Jukir Liar Masih Beroperasi di Minimarket Palmerah

Megapolitan
Pria Dalam Sarung di Pamulang Dibunuh di Warung Kelontong Miliknya

Pria Dalam Sarung di Pamulang Dibunuh di Warung Kelontong Miliknya

Megapolitan
Polisi: Kantung Parkir di Masjid Istiqlal Tak Seimbang dengan Jumlah Pengunjung

Polisi: Kantung Parkir di Masjid Istiqlal Tak Seimbang dengan Jumlah Pengunjung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com