Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PAM Jaya Bantah Tetap Tagih Warga Kalideres meski Suplai Air Mati

Kompas.com - 15/09/2023, 20:28 WIB
Zintan Prihatini,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PAM Jaya membantah bahwa pihaknya tetap menagih pembayaran kepada warga di RW 011, Pegadungan, Kalideres, Jakarta Barat di saat suplai air mati.

Senior Manager Corporate Communication and Office Director PAM Jaya Gatra Vaganza mengatakan, tagihan air dihitung berdasarkan pemakaian warga. Artinya, tagihan berjalan ketika pipa mengaliri air bersih ke permukiman.

"Prinsipnya warga itu membayar apa yang dipakai karena enggak mungkin. Ketika enggak ada aliran yang memutar, logikanya tidak ada tagihan," ungkap Gatra saat dihubungi, Jumat (15/9/2023).

Baca juga: Tetap Harus Bayar Tagihan Saat Krisis Air Bersih, Warga Kalideres: Rugi Banget

Dia memastikan, warga hanya membayar air yang disuplai ke rumah mereka pada bulan lalu.

"Untuk ke depannya memang sekiranya suplainya sangat terbatas atau sangat minim token yang akan dibayar, yang memang digunakan," jelas Gatra.

Suplai air pakai mobil tangki

Gatra menjelaskan, krisis air bersih di kawasan tersebut dikarenakan kualitas air yang jelek seiring dengan musim kemarau.

Alhasil, PAM Jaya menyetop aliran air ke permukiman warga. Kendati demikian, ia berujar, PAM Jaya bakal terus menyuplai air bersih menggunakan mobil tangki.

"Ada support dari mobil tangki, selain itu juga kami melakukan reasoning. Jadi di wilayah A misalnya nanti airnya akan ada di pukul berapa sampai pukul berapa," paparnya.

Baca juga: Krisis Air Bersih di Kalideres, Warga Order Bantuan Mobil Tangki tetapi Tetap Bayar Tagihan...

Adapun, warga di Pegadungan telah merasakan krisis air bersih selama sepekan. Namun, Gatra tak bisa memastikan sampai kapan hal ini akan berlangsung.

"Kalau dari sisi cuaca kami tidak bisa memprediksi secara akurat. Tetapi hal yang bisa kami lakukan kami melakukan pemerataan suplai (air), dari wilayah-wilayah lain untuk bisa kami dorong ke wilayah yang saat ini terdampak," ungkap dia.

Diberitakan sebelumnya, Ketua RW 011, Muhammad Arif Rahman berkata ada 11 lingkup RT yang terdampak krisis air bersih. Dari jumlah itu, empat RT di antaranya yakni RT 005, RT 006, RT 007, dan RT 010 mengalami krisis air bersih terparah. Alhasil, mereka hanya mengandalkan air dari mobil tangki milik PAM Jaya.

Baca juga: Krisis Air Bersih di Kalideres, PAM Jaya Sebut Setop Suplai karena Kualitasnya Jelek

"Di sini ada beberapa warga di beberapa RT, yang tidak mempunyai sumur resapan dan air tanah, jadi sangat ketergantungan dengan air PAM tersebut. Kalau air tidak keluar, dia tidak mandi," kata Arif saat ditemui di RT 011, Rabu (13/9/2023).

Meski tersedia air tanah, kualitasnya jelek, berwarna kuning, dan terasa asin. Sementara, sebagian warga di wilayah RT lainnya masih mengandalkan alternatif air tanah.

"Beberapa RT, yaitu RT 001, 002, dan 003 itu masih punya sanyo yang airnya berasal dari air tanah," ucap Arif.

Dia menyampaikan, tangki air dikirimkan secara bergilir ke setiap RT yang terdampak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Disdik DKI Buka Pendaftaran Akun PPDB Jakarta Mulai Hari Ini

Disdik DKI Buka Pendaftaran Akun PPDB Jakarta Mulai Hari Ini

Megapolitan
Mayat Wanita Kenakan Kaus Gucci Ditemukan di Selokan Kawasan Bekasi, Ada Luka di Jidat dan Dahi

Mayat Wanita Kenakan Kaus Gucci Ditemukan di Selokan Kawasan Bekasi, Ada Luka di Jidat dan Dahi

Megapolitan
Polisi Tangkap 2 Pria yang Sekap Perempuan di Apartemen Kemayoran, Satu Pelaku Hendak Kabur

Polisi Tangkap 2 Pria yang Sekap Perempuan di Apartemen Kemayoran, Satu Pelaku Hendak Kabur

Megapolitan
PAM Jaya Buka Seleksi Calon Management Trainee PAMANAH Future Leader Batch 2, Diikuti 1.087 Peserta

PAM Jaya Buka Seleksi Calon Management Trainee PAMANAH Future Leader Batch 2, Diikuti 1.087 Peserta

Megapolitan
Siswa SMP di Jaksel Diduga Melompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Siswa SMP di Jaksel Diduga Melompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Seorang Wanita Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran

Seorang Wanita Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran

Megapolitan
Sempat Ditutup Pengelola Mal, Jalan Tembus Menuju Pasar Jambu Dua Dibuka Pemkot Bogor

Sempat Ditutup Pengelola Mal, Jalan Tembus Menuju Pasar Jambu Dua Dibuka Pemkot Bogor

Megapolitan
Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Jukir Liar Minimarket: RW yang 'Nanggung'

Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Jukir Liar Minimarket: RW yang "Nanggung"

Megapolitan
Dianggap Mengganggu Warga, Restoran di Kebon Jeruk Ditutup Paksa Pemilik Lahan

Dianggap Mengganggu Warga, Restoran di Kebon Jeruk Ditutup Paksa Pemilik Lahan

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Jemaah Haji Asal Bogor Diimbau Waspada dan Jaga Kesehatan

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Jemaah Haji Asal Bogor Diimbau Waspada dan Jaga Kesehatan

Megapolitan
Tiap Hari, Jukir Liar Minimarket di Koja Mengaku Harus Setor ke RW

Tiap Hari, Jukir Liar Minimarket di Koja Mengaku Harus Setor ke RW

Megapolitan
Aturan Walkot Depok, Dishub Wajib Rilis Surat Kelayakan Kendaraan 'Study Tour'

Aturan Walkot Depok, Dishub Wajib Rilis Surat Kelayakan Kendaraan "Study Tour"

Megapolitan
Penyelenggara 'Study Tour' di Depok Diimbau Ajukan Permohonan 'Ramp Check' Kendaraan ke Dishub

Penyelenggara "Study Tour" di Depok Diimbau Ajukan Permohonan "Ramp Check" Kendaraan ke Dishub

Megapolitan
KNKT Telusuri Lisensi Pilot Pesawat Tecnam P2006T yang Jatuh di Tangsel

KNKT Telusuri Lisensi Pilot Pesawat Tecnam P2006T yang Jatuh di Tangsel

Megapolitan
KNKT Sebut Pesawat Jatuh di Tangsel Statusnya Bukan Pesawat Latih, tapi Milik Perseorangan

KNKT Sebut Pesawat Jatuh di Tangsel Statusnya Bukan Pesawat Latih, tapi Milik Perseorangan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com