Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pencemaran Limbah di Kali Bekasi Terparah Tiga Hari Terakhir, Air Hitam Pekat dan Bau

Kompas.com - 15/09/2023, 21:35 WIB
Firda Janati,
Jessi Carina

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Direktur Utama Perumda Tirta Patriot Ali Imam Faryadi atau akrab dipanggil Aweng menyebut pencemaran limbah di Kali Bekasi terparah selama tiga hari terakhir.

Aweng menuturkan, selama tiga hari ini pencemaran limbah tak kunjung henti sehingga membuat air di Kali Bekasi menjadi hitam pekat.

"Sampai hari ini yang terakhir itu tiga hari terakhir, limbah itu belum berhenti-henti masih hitam pekat dan bau," kata Aweng di Stadion Patriot Chandrabaga Kota Bekasi, Jumat (15/9/2023).

Karena itu, Perumda Tirta Patriot mengambil air dari aliran Kalimalang sebanyak tiga kubik. Sementara dari Kali Bekasi hanya satu kubik.

Baca juga: Komplain Air PAM Mati Tiga Hari, Warga Bekasi: Enggak Ada Titik Terangnya

"Dari Bendungan Palata Kalimalang kami disubsidi sampai tiga kubik tapi Bendung Nowo (Bendung Bekasi) masih tetap masuk juga (satu atau dua kubik). Hari ini sudah bisa produksi setengahnya (kapasitas produksi), sekitar 315 sampai 380 Lps (liter per detik)," tuturnya.

Akan tetapi, upaya tersebut belum mencukupi kebutuhan air baku untuk produksi air bersih Perumda Tirta Patriot.

Alhasil distribusi air baku ke pelanggan pun terganggu. Total ada 40.000 pelanggan Perumda Tirta Patriot di Kota Bekasi.

"Hampir sekitar 40.000 pelanggan di Kota Bekasi pelanggan Tirta Patriot. Sampai hari ini kami masih terus mengolah," kata dia.

Meski terus ditekankan kapasitas produksinya, Aweng menyebut air yang keluar masih keruh karena limbah.

Baca juga: Imbas Air PAM Mati Tiga Hari, Warga Bekasi Tak Bisa Masak dan Harus Laundry Baju

"Cuma limbah kali ini pekat sekali lebih parah lah pokoknya. Jadi makanya masih agak item," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, warga Kota Bekasi mengeluhkan pasokan air PAM di rumah mereka terhenti selama tiga hari.

Debit air yang keluar sangat kecil. Kualitas air juga kurang layak untuk digunakan, keruh, kecokelatan dan berbau.

"Airnya jarang banget jernih, seringnya kecoklatan, bahkan hitam kayak air got (comberan)," kata Winda Oktavia (31) warga Perumahan Wisma Asri 2, kepada Kompas.com, Jumat (15/9/2023).

Pada akhirnya, banyak warga yang terpaksa membeli air galon isi ulang atau meminta ke tetangga untuk keperluan sehari-hari.

Baca juga: Tiga Hari Air PAM Tak Mengalir, Warga di Bekasi Beli Air Galon sampai Menumpang Mandi

"Baru kemarin saya minta sama tetangga, saya biasanya di kamar mandi isi air lima ember buat sehari-hari. Jadi ya pas air PAM mati saya sekeluarga irit-irit banget," ucap Ade (26) yang tinggal di Perumahan SBS, Bekasi Utara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Tutup Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, PDIP: Tergantung Penilaian DPP dan Rekam Jejak

Tak Tutup Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, PDIP: Tergantung Penilaian DPP dan Rekam Jejak

Megapolitan
Jukir Liar Akan Ditertibkan lalu Dikasih Pekerjaan, DPRD DKI: Tidak Semudah Itu 'Ferguso'!

Jukir Liar Akan Ditertibkan lalu Dikasih Pekerjaan, DPRD DKI: Tidak Semudah Itu "Ferguso"!

Megapolitan
Gerindra DKI Usul 4 Nama Bacagub Jakarta ke DPP, Ada Ariza Patria dan Rahayu Saraswati

Gerindra DKI Usul 4 Nama Bacagub Jakarta ke DPP, Ada Ariza Patria dan Rahayu Saraswati

Megapolitan
Jangan Seolah Lepas Tangan, Direktur STIP dan BPSDM Diminta Ikut Tanggung Jawab atas Tewasnya Putu

Jangan Seolah Lepas Tangan, Direktur STIP dan BPSDM Diminta Ikut Tanggung Jawab atas Tewasnya Putu

Megapolitan
DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

Megapolitan
Prabowo Kantongi Nama Kader Gerindra yang Akan Maju Pilgub DKI Jakarta

Prabowo Kantongi Nama Kader Gerindra yang Akan Maju Pilgub DKI Jakarta

Megapolitan
Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Megapolitan
Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Megapolitan
Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung 'Political Will' Heru Budi

Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung "Political Will" Heru Budi

Megapolitan
Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Megapolitan
Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Megapolitan
Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com