JAKARTA, KOMPAS.com - Sultan Rif'at Alfatih, mahasiswa yang terjerat kabel fiber optik, mulai latihan menelan cairan dan berbicara.
Hal itu mulai dilakukan setelah tim medis Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur, berhasil melakukan sejumlah tindakan operasi di bagian tenggorokan dan kerongkongan Sultan.
"Alhamdulillah, Sultan sekarang kami coba untuk menelan cairan air sedikit sedikit," ujar Kepala Rumah Sakit Polri Kramatjati Brigjen Hariyanto kepada wartawan, Sabtu (16/9/2023).
Baca juga: Kondisi Sultan Rifat Terus Membaik sejak Dirawat di RS Polri, Berat Badannya Naik 10 Kg
Salah satu operasi yang telah dilakukan adalah pemasangan alat untuk mencegah ludah masuk ke tenggorokan dan mengalir ke paru-paru.
Selain itu, tim medis juga melakukan operasi pelebaran kerongkongan Sultan yang menyempit usai terjerat kabel fiber optik.
"Kemarin sudah kami operasi, namanya businasi. Jadi melonggarkan kerongkongan yang menutup tadi, kemudian dilonggarkan. Ini baru dilakukan sekali," ungkap Hariyanto
"Nanti ke depannya kami longgarkan lagi, sampai maksimal yang bisa dilebarkan," sambung dia.
Baca juga: Sultan Rifat Semakin Membaik, tapi Kabel Optik Masih Membelit
Di samping itu, Hariyanto menyebutkan, pihaknya juga sudah mulai melatih Sultan untuk berbicara setelah beberapa operasi berhasil dijalankan.
"Jadi dengan trakestominya ini ditutup, dia sudah berusaha untuk bicara. Tapi memang harus dilatih terus karena kalau enggak biasa rasanya berat," kata Hariyanto.
Saat ini, kata Hariyanto, Sultan sudah bisa mengeluarkan sedikit suaranya. Namun, Sultan masih harus berusaha keras untuk dapat mengeluarkan suara.
"Kalau kita yang normal ngomong berbisik saja sudah terdengar suaranya. Tapi, kalau Sultan itu harus keras gitu baru ada suaranya," kata dia.
Baca juga: Ikut Uji Coba Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Warga Pondokgede: Nyaman, sampai Pulas Saya...
Diketahui, peristiwa yang menimpa Sultan terjadi di Jalan Pangeran Antasari, Jakarta Selatan, pada 5 Januari 2023.
Saat itu, Sultan diketahui tengah menghabiskan waktu libur semesternya dengan kembali ke kediamannya.
"Kronologinya, pada 5 Januari 2023, anak saya pamitan mau main sama teman semasa SMA-nya sekitar pukul 22.00 WIB," kata Fatih, ayah Sultan.
Dari kediamannya di bilangan Bintaro, Sultan bersama beberapa teman SMA-nya mengemudikan kendaraan roda dua ke arah Jalan TB Simatupang, lalu belok kiri ke Jalan Pangeran Antasari.
Setelah Sultan menyusuri Jalan Pangeran Antasari sejauh satu kilometer, tiba-tiba ada mobil SUV yang berhenti di depan motor korban.
Baca juga: Kabel Semrawut di Kembangan Terancam Diputus jika Tak Kunjung Dibenahi Pemiliknya
Mobil itu berhenti karena ada kabel fiber optik yang melintang di tengah jalan. Sopir SUV yang bergerak perlahan untuk melewati kabel menjuntai diduga salah perhitungan.
Sebab, sopir diduga tak menyadari kabel tersebut menyangkut di bagian atap mobil.
"Karena kabel fiber optik terbuat dari serat baja, kabelnya jadi tidak putus saat tertarik beberapa meter. Kabel berbalik ke arah belakang dan menjepret leher anak saya," ujar Fatih.
"Seketika itu juga anak saya langsung terjatuh akibat jeratan kabel," sambung dia.
Baca juga: Kala Kabel Semrawut di Langit Jakarta Kembali Celakai Korban...
Korban yang tak sadarkan diri kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati untuk mendapat pertolongan pertama.
Akibat kecelakaan itu, Sultan kesulitan untuk berkomunikasi. Ia bahkan tidak bisa berbicara.
Sultan juga tak bisa lagi bernapas melalui hidung dan mulut. Ia harus menggunakan alat bantu pernapasan yang dipasang dari leher.
Sultan juga hanya bisa mengonsumsi cairan. Akibatnya, berat badannya saat itu terus menyusut.
Setelah kasusnya disorot oleh Menkopolhukam Mahfud MD dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Sultan pun diminta menjalani perawatan intensif di RS Polri Kramatjati sampai saat ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.